Gratisan: Askar&Arkan

36.9K 2.3K 454
                                    

If Askar be bottom?

P.s : ini out of My Brandal Boy & My Stuck Boy. Jadi nggak ada hubungannya dengan cerita itu. Ini cerita sendiri. Beda alur. Beda kisah. Tapi masih dengan tokoh yang sama. Baca aja dulu,nanti aja kejutan di tengah-tengahnya.

Askar berdiam diri ketika yang lainnya sibuk berlarian menuju kantin. Dia duduk di bangkunya sambil menggigit bibir. Rian, teman sebangkunya khawatir dengan keadaan Askar yang semakin menjadi. Sebagai anak yang polos, Rian pikir Askar pasti demam. Mukanya pucat dan keringat bercucuran.

"Askar, gak mau jajan?" tanya Rian dengan wajah yang amat sangat khawatir. Askar menelan ludah ketika mendengar kata 'jajan' yang Rian ucapkan. Perutnya sangat bergerumuh sedari pelajaran Matematika tadi. Ditambah Askar hanya minum susu untuk sarapannya. Tapi, kalau Askar ke kantin pasti dia bakal ketemu kakak kelas yang membuat hatinya jadi tak karuan.

"Eum, hari ini lo aja yang ke kantin. Gue nitip, ya?"

Rian mengangguk patuh dan langsung bergerak menuju kantin tanpa bertanya lebih lanjut kepada Askar. Langkah Rian berhenti tepat di depan kelas yang sedang gaduh-gaduhnya. Rian menulikan telinganya sembari mengambil nafas dalam-dalam. Bersiap untukㅡ

"KEVINNN!!!!!!!" ㅡberteriak memanggil sahabatnya yang sedang sibuk menggoda para siswi di kelasnya.

Dengan kepala plontosnyaㅡhasil hukuman karena cabut saat pelajaran Matematikaㅡ Kevin menoleh ke sumber suara, yaitu depan kelasnya. Kevin hafal betul suara cempreng setengah bariton itu. Mulutnya kembali berucap manis untuk pamit pada perempuan yang sempat ia gombali. Perempuan itu kembali tersipu malu karena ucapan manis Kevin.

"Ayo temenin gue ke kantin." pinta Rian dengan wajah melas. Kevin melongo.

"Askar?"

"Nah, itu.Kayaknya ada yang bakal terjadi di kantin. Dia ogah ikut. Badannya gemetar, keringat nya bejibun. Ngeri,dah!" Rian bergidik ketakutan sambil memeluk lengannya sendiri. Kevin menghela nafas panjang dan mengajak Rian untuk segera pergi ke kantin.

Sepanjang perjalanan ke kantin, cewek-cewek pada berisik di tengah koridor sekolah sambil sibuk membicarakan sesuatu yang sepertinya sangat mengguncang mereka. Beberapa dari mereka ada yang berteriak histeris seolah tengah di hujani dengan ribuan emas dari langit. Ada juga yang langsung menuju kelas untuk mengambil sisir dan juga alat make up.

Kevin dan Rian kompak mengerutkan alis mereka. Tidak biasa cewek-cewek di sekolahnya histeris seperti ini, kecuali kalau ada artis atau cogan yang mampir. Seperti misalnya bapak-bapak PPL yang baru saja di tarik kembali ke kampusnya. Perlahan, Kevin dan Rian tetap melangkah menuju kantin. Firasat Kevin mengatakan 'sesuatu' yang di bicarakan cewek-cewek itu bersumber dari kantin.

Begitu sampai kantin, Kevin dan Rian membulatkan mata mereka. Benar saja, ada segerombol anak SMA sebelah yang sibuk mengunyah makanan dan sibuk ketawa-ketawa. Mereka salah kantin atau gimana, sih? Kevin dan Rian saling berpandangan. Seolah bertanya satu sama lain, kemudian keduanya mengangguk. Sadar bahwa inilah penyebab Askar tidak mau ke kantin.

Rian mulai menggigil ketakutan dan bersiap lari dari sana apabila salah satu dari anak SMA itu tidak memanggil Kevin.

"Vin! Sini!"

Kevin menelan ludahnya lalu ikut menggeret tangan Rian. Dengan kasar dan gertakan gigi, Rian melepaskan genggaman Kevin dari tangannya lalu bersiap melarikan diri.

"Njir lu, gak usah geret gue juga! Yang dipanggil kan cuma lo!" desis Rian di balik gertakan giginya.

"Lo juga harus tanggung jawab! Gak cuma gue yang salah, inget kan lo?!" balas Kevin lebih mendesis. Rian berdecak sebal, terpaksa mengikuti langkah Kevin. Bagaimanapun juga dia masih punya rasa setia kawan dan perikemanusiaan. Walaupun Kevin nakal, genit, suka sama bokep, Rian tetap gak akan ninggalin sahabatnya itu. Hiks, Rian jadi terharu.

My Stuck Boy√Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon