***

Author's Pov

"A-ah, kami menemukan master Kayo !"

Itulah perkataan Dundy di ponsel tadi.

Spontan, mereka semua membelalak.

Terutama Kaname, Varl, dan Satoushi.

"SERIUS !?", tanya kompak Kaname, Satoushi, dan Varl.

"Yep ! Dengar sendiri saja suaranya !",

Lalu suara Dundy pun berganti suara wanita yang ceria.

"Haii ! Dundy-kun, Satou-kun, Kana-kun !"

Suara yang ini Rie duga sebagai suara Kayo yang disebut-sebut.

Mata Kaname membelalak tidak percaya, "Master...Kayo...", lirih Kaname.

Varl tersenyum bahagia, "Syukurlah, master Kayo tidak apa-apa....", ujar Varl.

Satoushi tersenyum gembira, "Uwa ! Master Kayo ! Untunglah kau selamat !", seru Satoushi.

Suara kembali berganti menjadi suara Kazuto.

"Shu-kun, aku akan mengaktifkan GPS pelacak ponselku. Nanti kau lihat saja.", ujar--atau perintah Kazuto.

Shu tersenyum riang, "Wah, kau pintar, Kazu-kun ! Baiklah !", seru Shu lalu lansung memutuskan telepon.

Setelah letak Kazuto terlacak di ponsel Shu, mereka pun segera berangkat.

"Letaknya tidak jauh. Lebih baik kita segera berangkat dan terus bersama.", kata Shu dengan tegas.

Semuanya mengangguk patuh.

"Khusus untukku, Asseyn, dan Yuu-kun, akan berjalan di paling depan. Mengerti ?", intruksi Shu.

Asseyn dan Yuuma mengangguk kompak dan patuh.

"Aku mengerti.", ujar Asseyn patuh.

"Lalu untuk paling belakang, aku bisa mengandalkan kalian, kan, Kaname-san ? Satoushi-san, dan Varl ?", lanjut Shu.

Kaname, Satoushi, serta Varl mengangguk mengerti.

"Kau bisa mengandalkan kami.", kata Kaname mewakili mereka bertiga.

Shu tersenyum lembut melihat seluruh junior-nya dan temannya di Magician Academy.

"Yosh ! Iku yo (ayo pergi) !", ujar Shu kelepasan pakai bahasa Jepang.

Semua menatap Shu bingung.

Shu tersenyum canggung, "A-ah, maksudku ayo berangkat !", ujar Shu riang.

Mereka pun mulai berangkat.

***

"Jadi, bagaimana ?", tanya Mijyu, sesaat setelah Kazuto menyimpan kembali ponselnya.

"Kita diminta untuk tetap di sini. Mereka akan menyusul kita.", jawab Kazuto dengan datar.

Zun mengangkat alisnya, "Bagaimana caranya ?", tanya Zun dengan nada bingung.

Kazuto tertawa kecil, "Ah, kalian seperti belum kenal ponsel, ya ? Lucu sekali, lho.", ujar Kazuto sambil tersenyum.

Dundy mengangkat tangannya, "Ah, sebenarnya aku juga tidak tahu.", ujar Dundy.

Magician Academy [END]Место, где живут истории. Откройте их для себя