ME AND YOU part 2

Mulai dari awal
                                    

"Lain kali jangan menerima sesuatu dari orang yang tidak kau kenal, nate ini sangat berbahaya bagaimana jika orang itu berniat jahat padamu atau padaku" ujar rebecca sambil menarik napas karena kecerobohan sahabatnya.

"Iya juga, tapi sudah terlanjur ku terima jadi mau bagaimana lagi" ujar nate merasa menyesal karena tidak berpikir sejauh itu.

"Tidak apa-apa, jadikan ini pelajaran untukmu kau mengerti" ujar rebecca sambil melihat nate.

"Aku mengerti, kau memang sahabat terbaik,makasih untuk semuanya ca" ujar nate sambil menghampiri rebecca kemudian mereka saling memeluk.

Persahabatan atau hubungan apa pun akan terasa indah jika terjalin dengan tulus tanpa ada dusta dan niat jahat, seperti persahabat mereka yang suci tanpa noda sedikit pun.

Rebecca menatap kotak itu dengan dahi yang berkerut, entah mengapa perasaan rebecca tidak nyaman ketika ingin membuka kotak itu, dia takut ada sesuatu yang membahayakan di dalam kotak itu sehingga dia tak ingin membukanya begitu juga dengan nate.

"Nanti saja akan aku urus kotaknya" ujar rebecca kepada nate kemudian dia kembali fokus kepada kerjaannya setelah nate pamit untuk kembali ke ruangannya yang berada tak jauh dari rungan rebecca.




📗📗📗

Rebecca vot

Aku sangat ingin membuka kotak yang nate kasih tadi, tapi kerjaanku masih banyak dan waktuku tersisa 1 jam setelah itu aku harus menemui kak ge kalau tidak habislah aku.

Setidaknya kali ini aku datang walau pun nantinya terlambat, karena bulan lalu aku tidak bisa datang ketika kak ge memanggilku untuk datang ke kantornya, dan pagi tadi lagi-lagi dia memintaku untuk datang ke kantor ini sudah kesekian kalinya terjadi.

Aku tidak tahu kali ini kak ge memanggilku untuk apa, tapi aku yakin bukan untuk pekerjaan seperti yang tadi dia bilang, karena dulu ketika aku datang ke kantornya aku tidak di beri pekerjaan apa pun, saat itu aku hanya duduk sampai berjam-jam sedangkan kak ge asyik mengobrol dengan pacarnya atau mungkin itu sengaja untuk membuatku iri? Bisa saja seperti itu.

Tapi jika itu benar, untuk apa kak ge sengaja pacaran di depanku agar aku iri dan memutuskan untuk punya pacar? Sedangkan selama ini dialah orang yang paling menentang aku untuk pacaran.

Memikirkan hal itu membuat kepalaku pusing apa lagi setelah aku tahu kalau pacar kak ge mantan wanita penghibur, astaga entah apa yang telah merasuki kakakku sehingga memilih wanita seperti itu.

Aku tahu manusia tidak akan selamanya memilih jalan yang salah, tetapi aku tidak percaya jika wanita itu benar-benar berubah menjadi wanita baik-baik, bagaimana aku bisa percaya jika 3 hari yang lalu aku melihat wanita itu merangkul seorang pria dengan mesra di loby hotel ternama.

Mungkin aku harus membicarakan hal ini dengan kak ge, sebelum semuanya terlambat, karena aku tidak mau dia memiliki pendamping hidup wanita tidak baik seperti wanita itu.

Mungkin benar apa yang di katakan nate, jika cinta itu buta, jika seperti itu nyatanya, lebih baik aku tidak pernah jatuh cinta dari pada menjadi wanita buta sehingga tidak bisa melihat hal yang buruk.

"Jam 12 sudah lewat ca, apa kau tidak menemui kakakmu" kata nate yang tiba-tiba sudah ada di depanku, entah kapan dia masuk.

"Bentar lagi nate" jawabku sambil mengetik.

"Apa perlu aku yang mengetik? Jadi kamu bisa pergi dari pada terlambat nanti kakakmu marah" kata nate dengan baik hati menawarkan bantuan.

Nate memang seperti itu kepada teman-temannya, jika ada temannya yang kesusahan dia selalu membantu tanpa mengharapkan imbalan apa pun, dan aku merasa sangat beruntung memiliki sahabat sepertinya.

"Terima kasih, tapi tidak perlu nate, sebentar lagi aku selesai lebih baik kau makan siang sebelum jam istirahat habis" kataku sambil tersenyum padanya.

"Sebenarnya aku ingin mengajakmu makan siang bersama, tapi karena kamu tidak bisa ya sudahlah aku sendirian saja" katanya dengan wajah murung sambil berlalu pergi.

Aku tak tega menolak ajakannya, tidak ada salahnya jika aku makan dulu sebelum ke kantor kak ge, kebetulan kerjaanku sudah selesai jadi aku bisa tenang, lagian kalau kak ge tahu aku belum makan siang dia pasti marah, karena itu aku yakin kak ge tidak akan marah jika aku terlambat karena makan.

Aku membereskan laporanku yang berantakan dan memasukannya ke dalam laci, setelah semua rapi aku mengambil tas tanganku lalu pergi untuk menyusul nate ke kantin.

Sesampainya di kantin aku kesulitan menemukan nate dalam ke adaan kantin yang ramai seperti ini, wajar saja ini jam makan siang jadi semua meja di kantin terisi penuh oleh para karyawan mau pun atasan kami.

Setelah melihat ke setiap meja akhirnya aku melihat nate yang sedang duduk sendiri di meja paling ujung, seharusnya aku tahu kalau dia pasti duduk di ujung sana, karena itu meja yang di pesan khusus untuk kami berdua.

Aku menghampiri nate lalu duduk di depannya, mungkin karena aku mengejutkannya nate tiba-tiba tersedak oleh bakso yang sedang di makannya.

Aku mengambil air dan memberikannya kepada nate, kami menjadi pusat perhatian karena ulah nate atau mungkin juga karenaku, tapi sungguh aku tidak sengaja membuatnya terkejut jika memang karena itu dia tersedak.

Setelah tenang nate menatapku dengan tajam, dan aku hanya bisa meringis sambil meminta maaf padanya.

"Hidungku panas dan tenggorokanku terasa tidak nyaman setelah tersedak bakso pedas, apa kau mau sekalian memenggal kepalaku" kata nate sambil memijit hidung dan mengelus tenggorokannya.

"Maaf nate, aku benar-benar tidak sengaja lagian aku tidak sesadis itu" jawabku dengan sedikit senyum terpaksa.

Bagaimana bisa tersenyum tulus jika keadaannya tidak memungkinkan, dan sepertinya aku telah membuat sahabatku merasa kesal.

"Sungguh nate aku tidak sengaja maaf ya" kataku memohon padanya.

Aku memang tidak sengaja, tadi aku pikir nate akan senang karena aku tiba-tiba datang, ternyata yang aku harapkan tidak terjadi.

"Tidak apa-apa ca, aku baik-baik saja kho, sekarang sudah kembali normal lagi, jadi kita bisa melanjutkan  makan bersama seperti yang aku harapkan" katanya sambil tersenyum lebar padaku.

Akhirnya aku dan nate menikmati bakso pedas di siang hari di temani canda tawa yang membuat kami tidak ingin pergi, tapi karena pekerjaan nate dan janjiku kepada kakakku mengharuskan kami berpisah untuk melakukan kegiatan masing-masing.






ME AND YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang