Percikan api dari aura Grief berasal dari gesekan antara hidrogen udara dengan akselerasi auranya, sedangkan kilatan listrik di aura Ain memang berasal dari perubahan wujud aura itu sendiri.
Tidak sampai di situ, Khy milik Ain terus meningkat lagi. Hingga akhirnya terdengar ledakan keras yang ditimbulkan dari pergesekan aura dengan hidrogen udara.
Lantai di sekeliling Ain tidak hanya bergetar, tapi juga ikut meleleh terkena sambaran-sambaran listrik dari auranya.
Grief merasa ada sesuatu yang lain dari pemuda yang tengah dihadapinya itu. Ia merasa kalau Ain bukanlah orang sembarangan. Karena tidak mungkin seseorang bisa menguasai Khy sampai ke tingkat itu hanya dalam waktu yang sangat singkat, yang normalnya butuh waktu bertahun-tahun bahkan sampai puluhan tahun untuk bisa seperti itu.
"Apa jangan-jangan?!" pikir Grief dengan rasa terkejut ketika ia telah mengingat sesuatu.
Grief menoleh ke arah Agna yang memperhatikan mereka dari jauh. Wajah Agna pucat pasi dengan keringat dingin mengalir deras di sekujur tubuhnya.
Di sebelah Agna, Ive berdiri dengan mulut menganga. Ive juga merasa terkejut bukan main. Ia sendiri tidak menyangka kalau Ain bisa mengalami peningkatan sejauh itu.
"Agna, apa DNA Fighting Type Ain?" tanya Grief yang juga mulai merasakan tetesan keringat dingin di wajahnya.
Agna terdiam sejenak. Ia membuka sedikit mulutnya, terlihat bergetar hebat seperti seseorang yang sedang menggigil.
"D-DNA.. F-Fight... Fighting Type... 0-X," jawab Agna terbata-bata dengan usaha yang cukup berat karena kondisi mentalnya saat itu.
Untuk yang kesekian kalinya, Grief kembali terkejut. Tapi setelah mendengar jawaban dari Agna, semua rasa penasarannya hilang begitu saja. Kedua tangan yang ia pakai untuk menggenggam erat Katana kembar miliknya pun mulai stabil, yang asalnya bergetar cukup kencang akibat tekanan Khy dari Ain.
Pria itu memejamkan matanya sembari tersenyum lega. Ia berkata pelan, "Begitu, ya?"
---|<V>|---
Getaran yang dihasilkan dari tekanan Khy milik Ain dan Grief bisa terasa sampai ke luar ruangan. Cukup mengganggu Teir dan Zaina yang tengah sibuk bertarung.
Teir tidak pernah merasakan tekanan yang begitu besar sebelumnya. Sedangkan Zaina pernah merasakan sensasi itu ketika Rha menunjukan kekuatan Khy padanya dulu.
Konsentrasi Teir jadi terpecah akibat tekanan itu. Ia merasa penasaran dengan apa yang terjadi di dalam ruangan yang berada di belakangnya. Namun ia tidak bisa begitu saja meninggalkan posisinya. Bisa-bisa Zaina menyerangnya begitu ia berbalik.
Akhirnya Teir memutuskan untuk tidak terlalu memperhatikan tekanan itu. Ada hal yang lebih mengganjal pikirannya; beberapa hal tentang Zaina. "Di mana selama ini Zaina berada? Dari mana Zaina mempelajari Khy dan mengasah teknik bertarungnya?" dan beberapa pertanyaan lain yang terus saja menghantui pikiran Teir.
Zaina bisa melihat itu semua. Ia bisa merasakan kalau pikiran kakaknya terusik oleh sesuatu. Ia yakin kalau hal itu menyangkut dirinya.
"Apa yang ingin kakak tanyakan?" Zaina melonggarkan pertahanannya. Ia menurunkan Scythe miliknya, memberi Teir kesempatan untuk bertanya.
Tentu saja Teir memanfaatkan kesempatan itu dengan baik. Ia menanyakan pertanyaan yang sama seperti sebelumnya, "Dari mana saja kau selama ini?"
Zaina terdiam sejenak sebelum menjawab. Ia membuang pandangannya dari Teir. "Aku berada di Dinukha."
VOCÊ ESTÁ LENDO
X-Code
Ficção CientíficaAinlanzer memiliki kemampuan bertarung yang tinggi, daya analisa yang kuat, serta daya tangkap yang cepat. Hal itu membuat alam semesta memberinya banyak ujian. Ditambah dengan kode genetik yang unik, membuatnya terpilih menjadi calon 'Utusan Perdam...
Code XV - Takdir Logard
Começar do início
