Ain mengatur napasnya, memfokuskan Khy miliknya di kepala. Ia 'membuka' gelombang pikirannya.
Dengan perasaan yang sangat tenang, Ain mulai mencoba untuk berkomunikasi dengan dengan naga itu. Ia mengirim pesan pada Ragoji bahwa mereka ada di situ, bukan untuk mengusik ketenangannya. Mereka hanya berniat untuk mengambil sedikit Logardium.
Ragoji terdiam setelah Ain mengirimkan pesan melalui gelombang pikirannya itu.
Tak lama setelah itu, Ragoji meraung keras, lalu membuka mulutnya dengan lebar.
Terlihat dari dalam mulutnya seberkas cahaya biru menyilaukan. Lalu Ragoji menembakan cahaya itu ke arah bebatuan yang menghalangi pintu masuk mereka.
Bebatuan itu hancur, membuka kembali jalan mereka untuk pulang. Sedangkan Ragoji sendiri kembali masuk ke dalam tanah, menghilang dari pandangan mereka.
Riev dan Kiev bertanya tentang apa yang terjadi. Ain menjelaskan semua pada mereka, walau ia sendiri merasa tidak yakin. Tapi kalau melihat apa yang terjadi barusan, mungkin saja hal itu bisa terjadi. Ain mampu berkomunikasi dengan Ragoji.
Kejadian itulah yang membuat Ain memasukkan Ragoji ke dalam rencana miliknya. Sebuah rencana yang memiliki resiko tinggi.
Sebelum berangkat ke medan perang, ketiga pemuda itu mengunjungi Ragoji terlebih dahulu. Mereka sengaja 'mengganggu' Ragoji dengan cara menembakkan senjata dari Hecantor ke mulut Goa.
Ragoji yang murka mengejar mereka sampai ke atas awan, tapi mereka berhasil meloloskan diri. Selama itulah Ragoji terbang melesat di atas awan, mencari sang 'pengganggu'.
Setelah itu, tinggal menunggu waktu yang tepat, sampai akhirnya Kiev menampakkan wujud Hecantor di hadapan Ragoji untuk memancingnya turun.
Seandainya gagal, Kiev bisa tewas terbunuh oleh Ragoji sebelum sempat memancingnya turun untuk menyerang Agrrav.
Atau bisa juga setelah Ragoji bertabrakan dengan Agrrav, naga hitam itu malah meluncurkan serangan secara membabi-buta. Tentu saja Ain beserta mereka yang berada di dalam Agrrav bisa tewas.
Siasat Ain untuk mengantisipasi resiko itu hanya satu; yaitu dengan mencoba lagi 'berkomunikasi' dengan Ragoji. Dan ternyata, siasatnya berjalan dengan mulus.
Tidak hanya Riev dan Kiev, Ain pun ikut bernapas lega dengan senyum lepas yang tak luput dari wajahnya.
---|<V>|---
Pertarungan antara Teir dan Zaina telah usai. Setelah sekian lama mereka bertarung, akhirnya Zaina bisa menghunuskan Scythe ke leher Teir, membuat kakaknya itu terdesak.
"Kau... Kuat." Teir tersenyum pada Zaina yang baru saja mengalahkannya. "Mati di tangan adik sendiri... Hm, tidak buruk," pikirnya.
Tapi Zaina malah menarik kembali Scythe-nya. Ia memasukkan senjata itu, lalu menunduk hormat pada Teir.
Sedari awal tujuannya memang bukan untuk membunuh Teir. Ia hanya diberi tugas untuk mengalihkan perhatian Teir sambil mengulur waktu agar tidak mengganggu rencana mereka.
"Kau tidak membunuhku?" tanya Teir yang melihat Zaina malah berjalan ke arah ruangan tempat Ain dan Grief bertarung, meninggalkannya terduduk sendiri di sana.
"Tidak lucu kalau seorang adik membunuh kakaknya sendiri." Zaina menoleh sambil melemparkan senyumnya pada Teir.
---|<V>|---
Getaran di Agrrav terasa semakin kuat, menandakan kalau kapal induk Abaddon itu tidak akan bisa bertahan lebih lama lagi.
Ain kembali masuk ke ruangan itu untuk menghampiri Grief.
YOU ARE READING
X-Code
Science FictionAinlanzer memiliki kemampuan bertarung yang tinggi, daya analisa yang kuat, serta daya tangkap yang cepat. Hal itu membuat alam semesta memberinya banyak ujian. Ditambah dengan kode genetik yang unik, membuatnya terpilih menjadi calon 'Utusan Perdam...
Code XV - Takdir Logard
Start from the beginning
