WYSM*1

3.9K 219 5
                                    

Gadis itu menatap punggung Pria didepannya itu dalam diam.

Dapat Ia lihat, Lelaki itu nampak memegang sebuah pigura yang didalamnya terdapat Seorang Gadis cantik. Selalu saja seperti ini.

"I Miss You So Much Valerie" Gumaman pria itu terdengar samar. Tapi telinga Gadis itu, Vanessa cukup tajam untuk mendengarnya.

Valerie yang Ia maksud adalah Gadis dalam Foto itu. Valerie Launct, Kakak Kembarnya.

Dalam Diam, Ia ingin menjerit sedih.

"Apa Kau sudah lama disitu Vanessa?" Gadis itu Tersentak Kaget dari lamunannya. Kemudian menggeleng kuat.

Dapat Ia lihat Pria itu membuka laci mejà kerjanya, Menyimpan apa yang sedari tadi menjadi Fokusnya.

"Cih. Kau pikir aku orang bodoh yang mau menunggumu lama lama!?" Tatapan permusuhan Ia layangkan pada Pria itu.

Pria itu terkekeh. Meski tak sepenuhnya.

"Ya. Kau memang selalu seperti ini. Cerewet" Pria Itu, Matheo Berdecak.

Selalu seperti ini, Vanessa akan Berlagak seperti tidak Ada apapun diantara Mereka.

"Nah, Ada apa kau kemari?" Tanya Theo dengan Datar membuat Vanessa Mendelik.

"Nothing. Aku hanya mampir sebentar" Gadis berbaju tanpa lengan berwarna Merah dan celana panjang dengan Sobek Sobek disekitar Lutut dan Paha itu berjalan Kearah Lemari yang Ada diruangan itu. Membukanya kemudian mengambil minum dengan Kadar Alkohol yang lumayan Tinggi. Wine.

"Vanessa Simpan itu Sekarang!" Perintah Matheo.

"Sedikit Saja Theo. Segelas?" Tawarnya dengan Raut memelas. Theo menggeleng keras.

"Sekarang Vanessa!" Vanessa menurut. Tak ada gunanya membantah seorang Matheo Blezze. Yang bisa membantahnya Hanya Kakek dan Valerie. Hanya mereka berdua.

Gadis itu mengambil sebungkus Rokok dimeja Theo. Menyalakan Api lalu menyesapnya perlahan dan menghembuskan Asapnya perlahan.

"Vanessa, Berapa kali aku memperingatkanmu untuk mejauh dari benda itu" Bentak Theo.

Vanessa mendengus.
"Kau bukan siapa siapaku Theo! Jangan mengatur Hidupku!" Asap tak sehat itu kembali Ia keluarkan dengan Lihainya.

Vanessa menuangkan Minuman yang Ia ambil itu kedalam Gelas. Meminumnya dalam satu Tegukan. Theo hanya menatapnya dalam diam.

Sudah biasa.

Prank

Gelas itu terhempas saat Vanessa ingin menuangkannya lagi. Theo menatapnya Tajam yang dibalas tatapan datar.

"Sepertinya kau sedang merindukan Valerie ya? kau terlihat tidak senang dengan Kehadiranku" Jujur saja, saat Theo bertanya ada apa , Vanessa menangkap Nada pengusiran disana.

Theo terdiam. Tidak menyangkal dan tidak juga mengiyakan.

"Ya Sudah Aku KeClub saja" Vanessa bersiap bangkit.

"Berhentilah berkelakuan seperti perempuan tidak terdidik Vanessa. Berkelakuanlah seperti Valerie" Ucap Theo membuat Vanessa terhenti.

Gadis itu mengulas Senyum Tipis.
"Aku memang bukan Perempuan terdidik Seperti Valerie, Theo. Kau tau benar akan hal itu"

Theo terdiam.
"Benar. Kau dengan Valerie berbeda" Vanessa mengangguk membenarkan. Senyum lebar Ia keluarkan meski dalam hati Ia benci Ketika Theo mengatakan hal itu.

"Ya. Semua orang tau akan hal itu"

Blam.

Ia menutup pintu kamar Theo dengan Sedikit bertenaga.

Gadis itu terdiam sebentar.
'apakah kamu tau? Kamu adalah alasan Dibalik sikap tidak terdidikku itu.' Batin Vanessa sendu.

Selalu dan Selalu seperti itu. Tidak dirumah, tidak Disini , tidak dimanapun yang mereka tau hanyalah membandingkan Vanessa dengan Valerie.

Valerie seperti ini ..
Valerie seperti itu..
Kau seharusnya seperti Valerie..
Kalian kembar tapi kenapa kau dan Valerie begitu berbeda?

Apakah mereka tidak tau? Vanessa bisa seperti itu. Hanya saja, Ia benci hidupnya dikekang seperti Valerie. Ia tau betul akan hal itu.

**

"KAKKKKKKEEEEEEEKKK" Teriak Vanessa saat hampir Saja Keluar Dari Rumah yang ditempati Oleh Theo. Ia bahkan melompat lompat dengan Riang saat Didepannya tampak seorang Lelaki Tua berdiri.

Lelaki Tua Yang ia panggil Kakek itu mendengus.
"Panggil Grandpa Tengil! Kau selalu membuat orang orang bingung saat memanggilku seperti itu" Vanessa nyengir. Well. Salahkan temannya yang pernah mengajarkan Padanya Bahwa Sebutan Kakek yang merupakan panggilan untuk lelaki lanjut Usia dinegaranya sama artinya dengan Grandpa. Dan Taraa Vanessa lebih suka panggilan itu.

"Kakek, kau bawa oleh oleh untukku?" Vanessa menatapnya dengan pandangan berbinar, ia berlari kecil pada pria tua itu dan menggandeng lengannya.

"Tentu. Kau akan meneriakiku 7 hari 7 malam jika sampai lupa." Lelaki Tua itu Mendengus kesal, tapi tak melepaskan tangan Vanessà dari lengannya.

Maaf , Jangan Salah sangka. Kakek tua itu bukanlah Kakeknya. Ia adalah Kakek Matheo. Ayah dari Ayah Theo (?).

Hanya Saja, Vanessa benar benar Klop jika dipertemukan dengan pria tua itu.

"Kau merokok lagi?" Vanessa mengangguk dengan Semangat. Tatapannya Seakan bertanya kok tau?

Pletak.

"Sakit Kakek" Gadis itu mengelus Kepalanya yang baru saja dijitak.

"Apa lagi sekarang?" Tanya lelaki tua itu, Vanessa tersenyum.

Hanya dia, hanya dia yang mengerti seorang Vanessa Launct.

*

When You See Me?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang