Day 3 (December, 3rd 2016) : Disuasi

41 7 0
                                    

Sejak Adara pindah ke SMA Pelita Harapan, hidupnya tidak tenang. Ia sering mendapat disuasi dari Fani, pentolan sekolahnya. Adara tak tahu apa salahnya sampai Fani senang sekali mengganggunya.

"Heh, anak baru!" teriak Fani. Adara menghela napas kasar. Ada apa dengan Fani? Mengapa ia suka sekali cari gara-gara?

"Ya?" tanya Adara cuek. Disuasi yang sering diberikan oleh Fani lama-lama membuat Adara jengah dan muak.

"Jangan ganjen lo jadi anak baru," kata Fani sambil berkacak pinggang. Adara diam, malas menanggapi. Fani berjalan mendekati Adara, lalu mengangkat tangannya untuk bersiap menampar Adara. Adara memejamkan matanya takut. Walaupun ia berani dengan Fani, tapi ia paling tidak suka ditampar.

"Fani!" Suara bariton dari seorang lelaki membuat Fani tidak jadi menampar Adara. Adara melihat lelaki itu berjalan tergesa menujunya dan Fani. Lelaki itu Ronald, mantan kekasih Fani.

"Jangan mentang-mentang lo pentolan sekolah lo jadi seenaknya gini!" bentak Ronald. Lelaki tampan itu mencengkram lengan Fani untuk menjauh dari Adara.

"Lo ngomong gitu karena lo suka sama Adara, kan?" teriak Fani. Adara terkesiap mendengar ucapan Fani. Jadi Ronald menyukainya? Jadi karena ini Fani selalu memberikan disuasi padanya?

"Jadi, lo ngelakuin ini karena Ronald suka sama gue?" tanya Adara. Memang sudah jadi rahasia umum di sekolah, bahwa Fani belum bisa melupakan Ronald yang merupakan mantan pacarnya.

Ronald melepaskan cengkramannya pada dengan Fani dan menatap Adara. "Iya, aku suka kamu. Would you be mine?"

Adara kaget, tak menyangka bahwa Ronald akan menyatakan perasaannya saat itu juga. Adara bungkam, lalu dengan langkah seribu ia pergi meninggalkan Ronald yang menatap kosong kepergiannya dan Fani yang menatapnya benci.

31 Days Writing ChallengeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang