Kazuto-san itu galak-galak tsundere ! Ia hanya tidak mau mengakuinya saja ! Walau begitu, sebenarnya Kazuto-san baik dan perhatian sekali. Ia bahkan pernah merawat anak burung pelatuk saat kecil, kan ? Walau berakhir dengan kepalanya yang dipatuk."

Kazuto : "Hah !? Tsundere !? Kapan aku tsundere !? Dan kenapa kalian hobi sekali membuka aib milikku !?"

Shu : "Akuilah kenyataan kalau memang pernah dipatuk, Kazu-kun."

Mary : "Um...senior Yuuma memang memilik sifat bertolak belakang dengan senior Shu dan senior Kazuto."

Jimmy : "Pfft--membayangkan senior Kazuto merawat anak burung--buahahaha !!" *ketawa lepas*

Kazuto : "Diam kau anak kecil !" *blushing*

Rie : "Lanjut lagi !

Queela itu sangat ceria dan hyperactive ! Aku bahkan bingung bagaimana cara mendiamkannya. Walau begitu, ia juga sangat peduli pada orang lain. Meski kadang cara bicaranya pedas, sih.

Asseyn itu over-protective ! Hanya karena aku berpasangan dengan Ren, ia lansung mengancam Ren. Oh, Asseyn adalah satu-satunya orang yang dapat mendiamkan Queela.

Zun itu pendiam. Mirip seperti Asseyn. Peribahasa 'diam-diam menghanyutkan' itu terbukti dengan dirinya karena kekuatannya juga tidak main-main. Walau kadang Zun menjadi dingin.

Kay itu ceroboh. Satu kata itu saja sudah cukup untuk mendeskripsikannya. Walau sangat ceroboh, ia adalah pria yang ceria dan hiperaktif. Ia dekat dengan Queela.

Maaf, aku ambil nafas dulu." *ngos-ngosan*

Queela : *lansung ambilin botol air*

Rie : *minum*

Kaname : "Apa tidak dilanjutkan nanti saja, Master Rie ?"

Rie : *menggeleng* "Tidak apa-apa. Aku lanjut.

Jimmy itu sangat ceria. Aku bahkan sempat ragu ia bisa berekpresi sedih selain marah dan senang. Oh ! Atau mungkin ia hanya menutupi kesedihannya itu, ya ?

Ren itu temanku yang terkadang jantan terkadang pemalu. Aku sendiri heran. Ia sering merona kalau bersamaku, memang ada apa yang ada di wajahku, ya ?

Terakhir, Mary. Ia tipe yang pemalu jika berdekatan denganku, namun kembali datar jika bersama orang lain. Aku sendiri juga bingung, lho. Kalian mengerti, tidak ?"

All : *(pura-pura)geleng-geleng*

Author : "Sip ! Itulah jawabannya, Reani-san ! Baiklah, selanjutnya, buka surat ini, Ren !"

Ren : "Hum ? Buatku, dari @ReaniViona71 lagi ?" *buka surat* *blushing* "..Mengapa ada pertanyaan seperti ini lagi..?"

Author : *Evil Face* "Karena itu yang mau Reani-san tanyakan !"

Akira : "Huh ? Ada apa-ada apa ?"

Dundy : "Biar kulihat." *lansung nyambar surat Ren* "Hm...pertanyaanya : Ren menurut kamu Rie bagaimana ? Kamu suka ga sama Rie ?"

Chris : "Eh ? Pertanyaan yang bagus, tuh."

Ren : "Bagus dari mananya !?" *mulai sewot*

Jimmy : "Udah dijawab saja, Ren !"

Ren : "...Rie itu seperti matahari. Ceria, lembut, hangat, dan terkadang menyilaukan. Selalu menjadi cahaya dari banyak orang." *blushing* "D-Dan kalau soal s-suka....err..."

All : "Ayo, Renn !"

Rie : *memandang bingung*

Ren : "...Y-ya, aku suka dia ! Puas !?!?"

Carlay : "Akhirnya~~Ren nembak Rie juga~!"

Rie : "Hah !? Kalian ngomong apaan !? Kalau ditembak, ya, aku mati, lah !"

Mijyu : "Ah Rie kembali masuk mode polos." *blushing*

Author : "O-ok." *syok dengar pengakuan Ren* "Kita lanjut ke pertanyaan terakhir. Rie !"

Rie : "Roger." *buka surat terakhir* "Eh ? Tipe pria kesukaanku, ya ?"

Queela : "Eh ? Tipe pria kesukaan, yaa.."

Rie : "Hn...bingung juga menjawabnya. Mungkin seperti Kazuto-san ? Atau bisa juga seperti Shu-niichan."

Mary : "Eh ? Nona Rie suka yang seperti itu juga, ya..."

Rie : "Iya. Hanya dengan sifat seperti mereka membuatku nyaman."

Author : "Yosh ! Cukup, lanjut ke pertanyaan berikutnya ! Dari @agnysya_29 ! Pertanyaan lagi buat Rie !"

Rie : "Eh ? Lagi ?" *ambil surat* *raut bingung* "Ano, ini maksudnya apa, ya ?"

Kay : "Mana ? Coba lihat." *ambil surat* "BUAHAHAHA." *ketawa ngakak*

Shu : "Eh ? Eh ? Kenapa ?"

Kay : "Haha--lihat deh lihat--haha. Zun, bacain dong !" *lempar surat ke Zun*

Zun : "Cih." *tangkap surat* "Pertanyaan buat Rie, pekanya kapan ?"

Author : "What the hell ? HAHAHAHA." *ikut-ikutan Kay ketawa*

Rie : "Uh...dasar !" *blushing sekaligus kesal*

Dundy : "Jadi, anda kapan pekanya, Master Rie ?" *nahan ketawa*

Rie : "...Mana kutahu sih. Tanya aja authornya." *memalingkan wajah*

Author : "Pft....Rie akan peka di saat ia harus peka."

All : "HAH ?"

Mary : "Intinya kapan ?"

Author : "Intinya, saya tak tahu, Sya-san." *Poker-Face*

All : *Ngerencanain rencana menggebuk sang author*

Author : *bisik-bisik* "Tenang aja. Saya bohong, kok, Sya-san. Tapi saya emang ga tahu intinya Rie-chan kapan akan peka. Rie-chan akan peka saat keadaan dan suasananya memang mengharuskan ia untuk peka. Seperti peka akan keadaan sekitar."

Varl : "Oh..ternyata begitu."

Author : *Keselek ludah* "V-Varl !?" *bisik-bisik*

Varl : "Tenang saja, author-san ! Saya ga bakal kasih tahu ke yang lain. Toh, saya masih punya hati untuk tidak membuat mereka menggebuk author-san." *bisik-bisik*

Author : "Ok." *berdehem* "Ok, semuanya ! Kita ucapkan dulu salam perpisahan !"

All : "Okey !" *berbaris*

Author : "Sebelum part ini selesai, kita akan mengucapkan salam perpisahan untuk para reader dulu !"

Rie, Queela, dan Mary : "Terima kasih telah berkenan membaca part ini, para reader~!"

Carlay, Carley, dan Chris : "Maaf jika ada kesalahan penulisan author, ya !"

Kaname, Kazuto, dan Yuuma : "Kami semua senang jika para reader-san senang !"

Jimmy, Satoushi, dan Dundy : "Walau kami ga bicara banyak, kami senang kalian, para reader, membaca part ini~!"

Shu, Ren, dan Mijyu : "Semoga hari anda menyenangkan, ya, para reader !"

Asseyn, Zun, dan Kay : "Sampai jumpa nanti, ya, para reader !"

Mary, Akira, dan Author : "See You To Next Chapter, para reader kami !"

Magician Academy [END]Where stories live. Discover now