Day 1 (December, 1st 2016) : Atensi

86 9 2
                                    

Karina menatap lelaki berpunggung tegap itu lamat-lamat. Lelaki yang sudah ia sukai sejak dua setengah tahun lalu itu sedang bersendau gurau dengan teman-teman akrabnya. Lelaki yang tawanya bagaikan musik terbaik di dunia dan senyumnya yang bagai pusat dunianya. Sekarang, lelaki itu sedang membuka bungkus roti yang sedaritadi digenggamnya lalu menggigit ujung roti itu dengan perlahan sebelum ia kunyah dan ia telan untuk dimasukkan ke dalam lambungnya.

"Eh, Ron! Parah banget lo ngomongnya," ucap salah seorang diantara mereka. Ya, nama lelaki itu adalah Aron. Lelaki yang sudah hampir tiga tahun sekelas dengan Karina. Lelaki yang menjadi pusat atensi Karina.

Tiba-tiba Aron menoleh ke arah Karina yang membuat Karina salah tingkah karena sudah tertangkap basah memandangi lelaki itu sejak tadi. Semua orang tahu, bahkan Aron pun tahu kalau Karina menyukainya sejak dulu. Namun, sikap Aron yang sangat cuek membuat Karina harus berpikir dua kali untuk mendekati lelaki itu.

Karina tersentak saat ada seseorang yang menepuk bahunya. Saat Karina menoleh, ternyata orang itu adalah Fadia, sahabatnya. Orang yang selalu menyuruh Karina untuk melupakan Aron. Orang yang selalu menasihati Karina. Karena, Fadia sangat menyayangi Karina dan tidak ingin bila sahabatnya itu menangisi lelaki seperti Aron.

"Aron!" Suara cempreng dari seorang gadis yang sudah sangat di kenal oleh Karina, bahkan oleh seluruh warga sekolahnya itu menggema di ruang kelasnya. Gadis itu adalah Adelia. Gadis yang periang, pintar, cantik dengan hidung mungil yang mancung dan bibir tipis berwarna merah jambu. Dan satu fakta lagi. Gadis itu adalah kekasih Aron.

Aron tersenyum melihat gadisnya datang menghampirinya. Karina yang melihat pemandangan itu hanya bisa membuang muka ke arah lain dan memejamkan matanya untuk menahan rasa sesak di dadanya.

"Kan udah gue bilang. Lo harus lupain dia," bisik Fadia pelan. Namun Karina tahu, selamanya Aron adalah atensinya dan Aron tidak akan pernah menjadikannya atensi lelaki itu.

31 Days Writing ChallengeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang