Setelah Shania melepas pelukanya, aku ikut duduk diamping Shania dan melihat intens wajahnya yang sungguh sempurna itu, hanya wajah itu yang selalu kuinginkan setiap saat aku hidup di dunia ini.

"Sayang apapun masalahmu, jangan menangis lagi ya, kamu bisa cerita ke kakak Shan" kulihat Shania hanya angguk - angguk mengerti.

ku peluk erat Shania dalam dekapanku lagi, sungguh erat erat sampai aku tak ingin melepasnyanya, hingga 5 menit berlalu ku lepaskan pelukan ini yang sesungguhnya aku tidak akan pernah rela melepaskan tubuh mungil yang sangat kucintai ini.

Saat mata kita bertemu itu sangaat mendebarkan hatiku, mataku menuju bibir imut itu, ku dekatkan wajahku semakin dekat dan dekat, Shania pun tau apa yang akan ku lakukan padanya matanya kini terpejam menunggu bibirku untuk menjamah bibirnya, hmmmmmm... sensasi ini nikmat, ku cium bibirnya penuh cinta, lamaa lamaa ku beri lumatan halus pada bibir Shania, Shania pun membalas lumatanku, lumatan yang sungguh membuatku melayang hingga langit ketujuh, semakin dalam - dalam dan dalam lidahnya masuk ke dalam mulutku dannn....

TOKKKK TOKKK TOKKKK

Aku dan Shania kaget dan reflek melepaskan ciuman hot kami.

"ckk fukimen hhh menggangu saja siapa sih yang ketok- ketok" kataku geram sambil menuju ke arah pintu Shania yang berbunyi membuat aku menghentikan aktifitas yang sungguh mengenakkan itu. kulihat Shania tersenyum menahan tawanya melihat aku kesal karena ketukan yang menggangu ciuman kami.

Kubuka pintu Shania dan aku mendapati Bi Inah yang membawakan nampan yang berisi dua piring nasi serta lauk pauknya lengkap.

"ini non makanannya dimakan ya, tadi kan dibawah non Al sama Non Shan belum makan kan" kata bi Inah lembut

"Eh iya bi makasih ya" ucapku padanya, setelah ku ambil nampan tersebut, Shania datang padaku dengan senyum yang menawan dan merebut nampan tersebut dari kedua tanganku.

"kita makan sepiring berdua aja yah kak, Shania yang suapain kak By" ucap Shania lembut kepadaku sambil tersenyum lebar

"Eh.. ya iyaa.. Shan" jawabku gugup, ternyata Shania masih bisa membuatku gugup seperti ini setelah sekian lama kita bertemu haha.

Aku ikut tersenyum karenanya, ku tutup kembali pintu kamar Shania dan aku berjalan menuju Shania untuk makan.

Setelah makanan kami habis dengan sesi yang sungguh romantis itu, aku berniatan untuk lanjut tidur karena besok aku dan Shania pergi ke kampus an ke sekolah.

Sesudahnya aku mencuci muka dan sikat gigi di kamar mandi, aku menunggu Shania di tempat tidur sambil mengutak ngatik ponsel ku, kulihat Shania sudah selesai dengan kegiatan bersih - bersihnya kuletakkan ponsel ku diatas nakas samping kasur.

Rasa gugup melandaku, Shania naik ke kasur yang sama dengan ku, padahal sudah sering aku dengan nya sekasur bersama tapi saat ini aku sungguh gugup untuk melihat kearah wajahnya.

"Control Al control dirimu" batinku berbicara selagi melihat kegiatan Shania yang tiba - tiba menjadi Slow motionnn.

Shania pun masuk kedalam selimut yang aku pakai, kita tidur berhadapan, Shania mengelus - elus pipiku membuat mataku berat dan ingin tidur

sebelum mataku tertutup rapat.

Cup

kecupan dadakan yang diberikan Shania untuk bibirku sungguh mengagetkanku, terbukanya lagi mataku untuk melihat wajah cantiknya, walaupun sudah malam wajah Shania sungguh bercahaya untukku.

"kak aku pingin sebelum aku tidur dan setelah aku bangun nanti, aku selalu lihat wajah tenang ini, yang selalu membuatku merasa nyaman, aman dan menjadi orang yang sangat special dibumi ini karena dicintai oleh orang sepertimu" ucap Shania selagi memencet - mencet hidungku, aku diam terpesona oleh ribuan pesona yang dimiliki oleh Shania, yang kubisa hanya angguk - angguk dan mendekap Shania dalam pelukku, kubawa Shania dalam dadaku untuk mendengar detak jantungku yang berdetak hebat karnanya.

"Makasih Shania kamu adalah tujuan mengapa aku masih tersenyum hingga saat ini" dia tersenyum dalam pelukanku "aku bahagia tuhan tolong berikan aku kebahagiaan selamanya seperti ini, jangan pisahkan aku dengan Shania dan jangan ambil Shania dari sisiku tuhan" batinku berdoa sambil kucium kening Shania cukup lama mentransfer sayangku padanya.

"i love you" ucapku pelan pada bidadari yang tertidur didepanku ini, kurasakan mataku tertutup dan hilang.
.
.
.
.
.
.
.
Sudah 1 bulan berlalu, hubunganku dengan Shania semakin romantis dan aku pun sudah aktif mengontrol bisnis Papa dengan sekertaris Bang Affan yang sabar mengajariku.

Tetapi belakangan ini sifat Shania agak berbeda, dia sering melamun sering berkata kepadaku dia ingin pergi tapi aku tak tau Shania ingin pergi kemana.

Sebentar lagi Shania akan ulang tahun ke 17, aku akan membuat surprise sweet seventeen terbaiknya di Bali sekalian liburan.

Aku akan mengajak Shelby, Sherly dan Alisya juga sekalian mereka bisa bantu aku membuat surprice buat kesayangaanku Shania.

*Kubuka Grup Line ku

Shelby
-horeee bis gini kita cus Bali men, liburaan mennnnn...

Alisya
-ya dongs, thanks to my beloved friend karena udah bayarin kita - kita

Sherly
- kuy kita belanja man teman ABISKAN UANG JAJAN DARI ALRABBY.

Alisya
- jangan lupa kita kuliner ya guys, perut gue udah gue siapin buat 3 hari kedepan.

Shelby
-dasar babon lu pada pea

Sherly
-paan sih Shel kita kan mau hedon, ya kan Sya..

Alisya
-iyaaaaaa dongs

Sherly
-Heh kalian, jangan lupa tujuan kita kesana untuk rencana Al buat ulang tahun Shania, tujuan kita kesana itu buat itu bego, kalo ga karena My Al gue gamau ya ke Bali disana rame ntar gue dimintain foto dikira Kendall.

Alrabby
-udah - udah gausa ribut ntar kalian berangkat sama - sama ya, ntar gue line juga ketemuan di bandara jam berapa, tiket udah gue yang pegang jadi lu semua tinggal bawa harga diri lu aja. Inget ya 2 hari lagi gue ketemu lu semua di bandara.

Alisya
-ahhh ini kekasih gue, oke honey.

Shelby sherly
-Bencong lu lisya budak!!!

Alrabby
- hahaha kalian, yauda see you guys

Sherly
- see you All..

Shelby
-dah a alll

Alisya
Muaah dah ayang

Sherly shelby
Jigong lu Sya
.
.
.

Hahaha mereka selalu bisa membuatku tertawa, aku akan memberitau Shania untuk rencana kepergian kita ke Bali sekalian mengabulkan permintaanya untuk pergi yang ku tak tau kemana dia pergi.

Aku akan kekantor Papa dulu untuk memberitau kepada sekertaris ku sekaligus teman kantorku karena aku akan ijin tidak kerja selama 7 hari kedepan.

Sesampainya aku dikantor, aku segera masuk ke dalam ruanganan kak fina untuk bertemu sekertarisku.

"Hmm apa aku boleh ijin libur dari kantor ini??" Tanyaku asal kepada Kak Fina sekertarisku

"Kak finnn... Finnnn... Finaaaa...." Aku tengok kanan kiri tak menemukan batang hidungnya.
.
.
.
.
.
*Bruuuaaaaakkkkkk*

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Nov 05, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

My Lovely CousinWhere stories live. Discover now