Setelah semua sudah masuk,tanpa basa basi David langsung melajukan mobilnya tak ada yang menyadari perubahan sikap David,hanya Nia seorang yang tahu perubahan itu,Nia tahu bagaimana seorang David jatuh cinta dengan Ele,Nia khawatir jika nantinya David menjadi penghalang hubungan Zidan dan Ele.

"Oh ya Zi,mungkin tadi itu kode buat kamu supaya kamu cepet ngehalalin Ele,biar cepet jadi mahramnya",celotehan Nia membuat Ele menggelengkan kepala tanda tak setuju,bukan itu maksud Ele.

Sedangkan Zidan terkekeh atas candaan penuh makna dari Nia,sempat ia melirik Ele yang sedang menggelengkan kepala.apa benar yang dibilang Nia?,ah tapi itu hanya candaan belaka,pikir Zidan.

Keadaan didalam mobil kembali menjadi hening,tak ada percakapan yang menghiasi mobil ini,mereka terlalu sibuk dengan kegiatan mereka masing-masing.

Terlihat Ele sedang menimbang-nimbang suatu hal,raut wajah yang menunjukkan tak nyaman dengan keadaan saat ini,setelah beberapa lama akhirnya bibir mungil milik Ele mulai terbuka memecah keheningan yang ada.

"Ehhm,David apa kabar?",ucap Ele,keberanian Ele untuk memulai berbicara patut diacungi jempol,itu semua sebab keadaan yang memaksa,sejak tadi Ele melihat sosok lain dalam dirinya David,David yang ia kenal adalah pribadi humoris seperti abangnya,namun apa yang ia lihat saat ini,pria dingin nan kaku.

"Baik El,kamu gimana?",tanya balik David,tak ada lagi raut muka kaku tadi sekarang tergantikan raut wajah sumringah.

Hati Zidan merasa sedikit tergores,mengapa Ele tak menanyakan hal yang sama kepada diri Zidan,padahal jelas-jelas Zidan sudah berada di samping Ele saat ini, berdekatan malah.senyum paksaan akhirnya ia pasang di wajah tampan miliknya.

"Alhamdulillah,baik juga",jawab Ele sumringah,setidaknya Ele berhasil mengusir keheningan di mobil itu untuk sementara waktu.

"Alhamdulillah,semoga tak ada hal yang menyakitkan terjadi kepadamu El",entah itu tadi ucapan belaka atau ada makna terselubung namun saat mengatakan itu David melirik kearah Zidan.

Ele tak mampu berucap,cukup sudah percakapan ini,lebih baik hening dari pada harus mengundang hawa nafsu yang merugikan mereka semua.

Tak butuh waktu lama akhirnya mereka semua sampai ke taman lampion itu,salah waktu ,karena waktu yang tepat untuk datang ketempat ini sudah jelas pada malam hari,namun mereka  datang disiang hari ,walaupun begitu pemandangan yang disajikan tetap menarik kok,banyak sekali  para remaja pencari jatidiri memenuhi taman ini,dari yang  datang sendiri,berdua dengan pasangan,sampai bergerombol.

"Keren yah",ucap Nia sambil memandang luas taman ini,matanya berbinar takjub memandang pemandangan indah buatan tangan manusia.

"David temenin aku cari spot selfie keren yuk",ajak Nia kepada David,sedangkan yang diajak hanya melirik kesal kearah Nia,bisakah wanita ini tak membuat dirinya seperti pembantu,pikir David.

Nia langsung saja menarik tangan David tanpa menggubris kalimat penolakan yang akan diucapkan David.David hanya pasrah melihat tangan ditarik paksa oleh Nia.

Sedangkan Ele lebih memilih pergi mencari tempat duduk untuk menyendiri menikmati pemandangan taman sendiri,egois memang dirinya namun sekali lagi jangan salahkan diri Ele.

Zidan sedari tadi mengekor di belakang Ele,dua langkah dibelakang Ele tepatnya,ia bahkan tak berani berdiri tepat di samping Ele.

IntrovertOù les histoires vivent. Découvrez maintenant