8. Past

2.8K 329 17
                                    

Nothing's Changed

###

Part 8

Past

###

"Apa yang sebenarnya kalian lamunkan?" tanya Richard saat mereka menaiki tangga gedung IPS menuju lantai dua.

"Tidak ada yang penting."

"Apa yang kalian lamunkan sama?"

Zaffya hanya tersenyum kecil menjawab pertanyaan Richard, tidak mungkin ia memberitahu Richard tentang fantasi gila mereka untuk membunuh Richard. Lagipula, itukan hanya cara mereka bertiga bersenang-senang.

"Itulah yang membuatku iri pada mereka berdua," gumam Richard pelan. Membuat Zaffya menoleh dengan tatapan aneh ke arah Richard. "Kalian bertiga selalu punya pemikiran yang sama."

Zaffya mencibir.

"Benar." Richard meyakinkan pernyatannya yang disangkal Zaffya. "Kalian bertiga seperti... seperti punya kontak batin."

"Yang benar saja." Zaffya membelalakkan mata tak percaya dan terkekeh geli, "itu semua mungkin karena kita bertiga sudah berteman sejak kecil. Kita hanya sudah saling mengenal diri masing-masing."

Richard mengedikkan bahunya dengan kemungkinan itu.

"Oh ya. Nanti sore apa kau ada acara?" Zaffya mengalihkan topik pembicaraan.

Richard tampak bergeming, mencoba mengingat-ingat rencana kegiatannya hari ini. "Kenapa? Apa kau ingin keluar?"

"Hanya ingin bertanya saja."

"Ada pekerjaan mading yang belum selesai. Rencananya akan kita kerjakan nanti sore di apartemen. Apa kau mau mampir, siapa tahu kau ada rencana ke apartemennya Ryffa?"

Zaffya mengangguk. "Kita lihat saja nanti."

"Kabari saja."

"Hmm..." Zaffya mengangguk.

"Sudah sampai di kelasmu. Masuklah," pintah Richard. "Sampai jumpa nanti di kantin."

Zaffya membalas lambaian tangan Richard. "Bye."

###

Zaffya menyembunyikan perasaan panas yang menyusup ke dalam hatinya dengan keberadaan Luna yang duduk di hadapannya dan Richard. Kenapa gadis ini selalu muncul di mana pun Richard berada? Belum lagi tatapan gadis itu yang selalu dilemparkan pada Richard, sama seperti ketika Dewa menatapnya. Ia tahu Dewa menganggapnya lebih dari sekedar teman, tapi ia lebih memilih berpura-pura tidak tahu.

Zaffya menyeringai, berpura-pura tidak tahu memang pilihan yang paling mudah.

Apa Richard juga tahu arti tatapan gadis itu padanya?

Apa Richard juga melakukan hal yang sama seperti diriku?

Memilih berpura pura tidak tahu saja tentang perasaan gadis itu.

"Apa lukamu sudah sembuh?" tanya Richard pada Luna yang menyuapkan roti lapisnya ke mulut.

"Hmm...?" Luna mendongak melihat Richard yang duduk di hadapannya. Merasa canggung dengan tatapan yang dilemparkan Zaffya padanya. Walaupun sebenarnya Zaffya tidak punya maksud apa pun dengan tatapannya "...iya."

Zaffya sudah cukup kesal dengan Richard yang mengajak Luna makan bersama mereka, dan sekarang ia semakin membara melihat perhatian yang diberikan Richard pada gadis lain.

Ditambah ia hanya bisa melampiaskan kejengkelannya pada makanan yang ada di hadapannya. Mengaduk-aduknya dengan sangat pelan dan penuh perhitungan sampai akhirnya menelannya dengan sangat dongkol dan menggigit dengan geram, dan terlihat sangat baik-baik saja dari luar.

Nothing's Changed (Luisana Zaffya C Farick)Où les histoires vivent. Découvrez maintenant