Chapter 1

8.6K 340 14
                                    

Dalam hidup ada sesuatu yang tak mudah untuk teraba.
Tak mudah untuk ditebak arahnya dan hal itu bernama "Kebahagiaan".
Meski begitu bukan berarti kebahagiaan akan sulit untuk tergapai, namun terkadang manusia lupa layaknya kepingan koin yang mempunyai dua sisi yang berbeda. Hidup pun seperti itu, kebahagiaan selalu berteman dengan kesedihan. Hingga terkadang aku pun lupa bahwa kebahagiaanku sekarang pun suatu saat nanti mempunyai potensi tuk ku panggil luka.

Gomawo Hyung
{Because I Need You}

.
.
.
.
.
.

Entah sejak kapan fajar telah terbangun dari tidur singkatnya. Kembali bersinar berteman kicau burung yang hinggap didahan-dahan pohon demi menemukan makanan.

Entah sejak kapan pula pemandangan burung kecil itu menjadi suatu hal yang menarik untuk dipandangi oleh seorang pemuda yang kini menggelengkan kepalanya dengan raut lelah. Ia hanya bingung, memikirkan sedikit kemungkinan bahwa detik berlalu dengan amat cepat.

Pemuda itu lalu mengedikan bahunya acuh. Bukan kendalinya untuk menyalahkan jalannya waktu. Meski ia ingin melakukannya, paling tidak sekali saja. Ia ingin menyalahkan betapa waktu berjalan dengan terlalu cepat. Merenggut banyak hal yang tak pernah ia relakan untuk pergi bersama dengan datangnya seribu hal yang kini biasa ia sebut sebagai penyesalan.

Pemuda Itu— Cho Kibum. Pemuda yang terbiasa berteman luka. Yang biasa jatuh dalam lingkaran perih masa lalu.

Meski begitu seorang—Cho Kibum, dilihat dari sisi manapun pemuda tampan dengan onix hitam nan tajam itu selalu terlihat sempurna.

Meski terkadang banyak orang menyebutnya "kutub es". Tak salah karena sifat dingin serta mata yang tak mudah terbaca itu selalu terlihat kokoh layaknya bongkahan es abadi yang tak mudah dicairkan.

Namun tak ada yang dapat memungkiri jika ia adalah pemuda mempesona.  Senyum yang menawan dan kecerdasan yang tak perlu dipertanyakan. Ia sempurna diluar namun amat rapuh didalam.

Dibalik wajah sedingin es, terdapat banyak beban dan luka yang harus ditanggungnya. Pemuda yang tak membiarkan orang lain untuk masuk kedalam bagian paling dalam hatinya. Ia membangun benteng disana, yang terlalu tinggi hingga orang lain akan berpikir 2 kali untuk mau menaklukannya.

Namun seorang Kibum akan berubah 180° jika sudah bersama dengan namja tampan yang sekarang tengah diperhatikannya.

Cho Kyuhyun, pemuda tampan dengan senyum manis yang mempesona. Jika Kibum adalah namja yang tertutup maka Kyuhyun adalah kebalikannya, ia adalah namja yang periang dengan mata cerah yang selalu bersinar ceria. Walaupun tak ada yang tau apa yang sebenarnya ada jauh didalam hatinya.

Kyuhyun pemuda yang mampu menutupi semua lukanya dibalik senyum kekanak-kanakannya. Pemuda jahil yang selalu membuat orang berpikir dua kali untuk memarahinya.

Seberapa jauh pun dilihat kedua bersaudara Cho tersebut adalah sosok yang sempurna. Dengan semua yang mereka miliki. Dan tak terlepas dari apa yang membuat orang akan memijit kepala mereka karena ulah jahil salah satu dari Kyuhyun atau pun Kibum.

Kibum, dibalik wajah sedingin es itu juga menyimpan banyak hal-hal yang mungkin tak terpikirkan akan bisa dilakukanya. Salah satunya adalah menjahili! Setidaknya seperti itulah yang dapat terpikirkan jika melihat apa yang akan dilakukannya sekarang.

Seperti sekarang Kibum tengah menatap jengah pada manusia dibalik buntalan selimut besar di sebuah kamar bernuansa baby blue. Surai coklat madunya mulai bergerak pelan seiring hembusan angin musim dingin yang akan mulai mengambil alih, angin yang mulai menerobos masuk dibalik celah-celah jendela yang terbuka.

Gomawo Hyung [END]Where stories live. Discover now