Hot n' Cold

437 31 4
                                    

  Saeran menatap kakaknya dengan tatapan 'Mau apa kau berada di kamarku?! ' namun tak sepatah kata pun keluar dari mulutnya. Dan seperti biasa, Saeyoung mengabaikan semua tatapan itu.

Di tangannya, ada se-buket Mawar berwarna pink, dan sekotak es krim rasa stroberi. Di sampingnya, MC membawa kue ulang tahun yang ia buat sendiri.

"SELAMAT ULANG TAHUN SAERAN!"

"...."

Saeran terdiam, seakan kehabisan kata-kata. Ia tidak menyangka bahwa saudara kembarnya, dan MC mengingat hari kelahirannya.

"S-Saeran? Kau tidak apa?" Suara lembut MC membuyarkan lamunannya. Ekspresinya terlihat cemas.

Sehari sebelumnya :

"Oi. Belikan aku es krim. "
Saeran berkata pada Saeyoung yang sedang bekerja dengan nada dinginnya.

Biasanya, Saeyoung akan tertawa dan membelikannya beberapa jam setelah Saeyoung meminta. Tapi kali ini Saeyoung hanya menatapnya sekilas lalu kembali sibuk berkutat dengan komputernya.

Ini membuatnya kesal. Saeran memukul meja kerja Saeyoung, membuatnya tersentak.

"Aku sedang berbicara padamu, Saeyoung."

Setelah ia memproses apa yang baru saja terjadi, Saeyoung kembali menatapnya dengan tatapan sedingin es. Untuk alasan tertentu, itu membuat hati Saeran agak..sakit?

"Tutup mulutmu."

Matanya terbelalak, tidak percaya dengan apa yang dikatakan oleh hacker itu. Ia merasa perkataan itu telah menamparnya.

Tidak pernah sekalipun Saeyoung berkata kasar atau marah padanya. Bahkan saat dulu Saeran akan membunuhnya...Saeyoung malah menangis dan memohon padanya. Bukan marah.


"Jangan ganggu aku, aku sedang bekerja. " Dengan kalimat terakhir itu, Saeyoung kembali memfokuskan perhatiannya pada layar komputernya.

Tanpa mengucapkan apa-apa lagi, Saeran meninggalkan Saeyoung yang masih berkutat dengan komputernya. Mungkin mencari udara segar di luar merupakan ide bagus.

Saeran berjalan, berjalan, dan berjalan tanpa tujuan. Sampai ia berhenti di sebuah Taman. Tempatnya sepi, hanya ada dia dan lampu Taman yang nyalanya mulai redup. Saeran duduk di salah satu bangku Taman.

"Apa... Aku sudah keterlaluan, ya? "
Saeran berucap pada dirinya sendiri. Ternyata kejadian Saeyoung tadi masih mengganggu pikirannya. Saeyoung.. Saeyoung..

Saeran sibuk dengan pikirannya sendiri sampai-sampai tidak menyadari ada orang lain duduk di sampingnya.

"Saeran... Ini sudah malam, apa yang kau lakukan di sini? "

Suara lembut seorang pria membuyarkan lamunannya. Ia melirik ke sampingnya, dan tidak bisa menyembunyikan betapa terkejutnya dia. Saeran beranjak dari kursi dan sedikit menjaga jarak.

"V!  Mau...Mau apalagi kau?!"

Ia masih belum bisa memaafkan V atas apa yang ia lakukan. Walaupun itu bukan sepenuhnya salah V, ia masih belum bisa meyakinkan dirinya untuk memaafkan orang ini.

V, tenang seperti biasa, hanya membalasnya dengan tawa kecil yang ringan. "Hanya cari angin. Saeran? "

Saeran duduk kembali dengan enggan, masih menjaga jarak dari pria berambut biru itu.

"Aku.. Bosan di rumah Saeyoung. "

"Bohong. Ceritakan apa masalahmu, "

"...."

Ia berpikir dua kali. Cerita atau tidak ya? Lagipula kalaupun ia cerita, mana mungkin orang ini bisa membantu.

"Saeyoung tadi membentakku... Aku tidak tau kenapa dia tiba-tiba seperti itu. "

Pemilik nama Jihyun itu tersenyum mengerti. Ia melihat ponsel, memeriksa tanggal untuk mengkonfirmasi sesuatu lalu kembali memusatkan perhatian pada Saeran.

"Mungkin kakakmu itu sedang badmood, dan kau bicara pada saat yang tidak tepat. "

Saeran terdiam memikirkan perkataan V. Ada benarnya juga, ya.

"Lebih baik kau pulang. Luciel pasti khawatir." V menepuk pundak Saeran dengan pelan. Dan hal itu seakan-akan membuat Saeran 'tersetrum'.

"...hah...?" Saeran tiba-tiba membuka matanya. Ia bangkit dari posisi berbaring ke posisi duduk. Saeran melirik jam tangannya. Ternyata sudah pukul 11 malam, lebih baik ia pulang sekarang.

Pintu rumah terbuka dengan suara Click. Lampu-lampu sudah dimatikan, pertanda penghuni rumah sudah terlelap. Ia berjinjit, berusaha tidak menimbulkan suara.

"Hnnngh... Saeran-ah kau yang minum DR. PEPPER-ku ya.. "

Saeran membeku, ia perlahan melirik Saeyoung yang samar-samar sedang pulas di atas sofa. Syukurlah ia hanya mengigau. Tapi kenapa ia tidak tidur di kamar dengan MC...? Apa ia menunggu Saeran pulang..?

Ia mengendikkan bahu, dan kembali berjalan ke kamarnya, meninggalkan Saeyoung yang tertidur pulas.

Suara ketukan pintu kamar membangunkan Saeran dari tidurnya. mood-nya dari semalam berantakan. Ada apa lagi sekarang..?

Saeran membuka pintunya dengan enggan, ternyata Saeyoung dan kakak iparnya, MC. Ia menatap Saeyoung dengan tatapan 'Mau apalagi kau'. Namun Saeyoung sudah kebal dengan itu semua.

"SELAMAT ULANG TAHUN SAERAN!!"

Flashback berakhir.

"Saeran? Ada ap--"

Belum selesai ia bicara, kata-katanya telah dipotong oleh Group-hug Saeran.

"Aku... Kukira kalian tidak ingat! Dasar pasangan bodoh.. "

Tidak, Saeran tidak menangis. Ia hanya merasakan ada banyak debu yang tiba-tiba masuk memenuhi matanya.

"Mana mungkin kami lupa, kami sangat menyayangimu, Saeran.. "

Perkataan MC hanya membuat tangisannya semakin menjadi-jadi. Melihat Saeran menangis adalah kesempatan yang langka.

Saeran melepas pelukannya dan mengusap matanya yang memerah. MC dan Saeyoung hanya tersenyum jahil.

"Kau tau, Saeran. Saeyoung semalaman menunggumu sampai kau pulang di sofa. Ia tidak tidur sampai kau pulang. Fufu~"

"Hei jangan beritahu dia~!" Saeyoung tertawa lepas mendengarnya. Lalu ia kembali menaruh perhatiannya pada Saeran.

"Saeran, aku minta maaf soal yang kemarin. Itu semua hanya sandiwara."

Saeran mengedipkan mata, mendadak bingung. Jadi Saeyoung tidak benar-benar marah padanya...? Ia tidak pernah merasa se-lega ini.

"..Jangan lakukan itu lagi.....please. "

Kata terakhir yang terucap dari Saeran membuat kembaran beserta istrinya terdiam seribu bahasa. Saeran berkata 'please'?!

"Oh iya.. Tadi malam saat aku pergi jalan-jalan, aku bertemu dengan V. "

...

Saeyoung dan MC saling bertatapan.

"Tapi Saeran, V sudah tiada...Kita mengunjungi makamnya kemarin, ingat? "

Saeran terdiam beberapa saat. Begitupun dengan Saeyoung. MC memutuskan untuk mengalihkan pembicaraan.

"Nah, bagaimana kalau kita potong kue ini di dapur. Aku yakin Saeran pasti suka~!"

Saeran mengangguk, MC dan Saeyoung berjalan lebih dulu ke dapur. Saeran kembali masuk ke kamarnya dan memeriksa mejanya.

"...ternyata masih ada di sini ya. "

Itu kacamata V. Barang yang seharusnya tak ada di sini. Ia memasukkan kembali barang (peninggalan) V ke dalam laci dan menutup pintu. Saeyoung tidak perlu tau soal ini.

Dream Or Reality?Where stories live. Discover now