"Biasa ajalah El,lagian Zidan datang kesini nggak nyariin kamu juga",celetuk Farhan,shinta menoel lengan Farhan tak sadarkah Farhan bahwa perkataannya membuat Ele semakin gugup. sedangkan Ele semakin dibuat kesal oleh perilaku sang kakak.

Bang Aan sialan

"Eh",Ele tak bisa menyembunyikan wajah gugupnya,entah mengapa sikap Ele terkesan lebay ketika Zidan datang,sungguh aneh tapi ini nyata dirasakan Ele.bagaimana tidak lebay Ele berpikiran Zidan datang hanya untuk mencari dirinya,padahalkan we din't know.

"Udah ya mendingan Ele cantik duduk aja disini,tungguin pangerannya datang",Farhan menahan sang adik yang hendak pergi ke kamar nya,dan langsung menyuruh Ele duduk manis.

"Lagian kalau kamu kayak gini,abang jadi yakin kalau kamu itu suka sama Zidan".

"No,aku nggak suka sama dia Bang",elak Ele.
Farhan menampakkan mimik wajah yang menjelaskan kata masa iya.

Mengapa Ele bisa segugup ini ketika tahu bahwa Zidan datang, inikah yang banyak gadis polos nan lugu diluar sana rasakan ketika pria yang mencintai mereka datang hanya untuk menanyakan kabar saja,perasaan aneh menggelayuti hati Ele,gugup bercampur takut menjadi satu.

Ele rasa ini hanyalah perasaan yang timbul akibat kejadian yang terjadi akhir-akhir ini,bukan karena Ele suka Zidan.

"Aku nggak suka Zidan,aku nggak suka",ucap Nia didalam hati.

'oke tenang,calm down,dia datang bukan untuk ku, dan aku nggak boleh gini,ingat Ele Zidan pria yang udah nyakitin kamu,jangan jadi cewek gampangan,Zidan harus tau artinya perjuangan' kata Ele dalam hatinya,berusaha mencoba untuk menenangkan hatinya.

"Ehhhhm,aku kekamar dulu ya mau ambil handphone",izin Ele lagi ke kakak-kakaknya. Sedangkan Farhan dan Shinta mengernyit heran.

"Handphone?...,terus itu handphonenya siapa dong?"tanya Shinta sambil menunjuk handphone yang tadi dipakai oleh Ele untuk bermain games.

Ele menepuk dahinya,ia lupa kalau barusan ia bermain games menggunakan handphonenya,apakah itu tanda-tanda pikun dini?.

Terlalu lebaykah dirinya?.

Ele bodoh

"Mmmmmm,hehehehe,iya ya,maaf lupa",ucap Ele sambil cengar-cengir,sungguh malu dirinya karena gagal membuat alasan untuk pergi dari ruangan itu,entah apa yang sedang ibundanya dan Zidan bicarakan yang pasti Ele ingin segera menghilang dari tempat ini.

Andai ia punya ilmu sihir,sudah pasti ia akan menggunakan sihir itu untuk lenyap dari situ,namun ini adalah jaman modern bukan jaman nenek sihir hidup.

"Hayo lo mau cari alasan apalagi",goda Farhan.

Ele mendengus kesal melihat Farhan,ingin rasanya dirinya melempar Farhan ke planet lain .

***

Sedangkan disisi lain rumah itu tepatnya didepan pintu rumah,bunda Ele sedang menerima tamu yang sudah lama ia harapkan kedatangannya.

"Ehh nak Zidan sudah lama nggak main kesini"sapa bunda Ele.

Dirinya begitu kaget dengan kedatangan pria itu,sudah lama tak ia lihat wajah tampan milik Zidan,pria baik hati nan sopan itu sedang berdiri tepat dihadapannya,pernah ia berpikir untuk menjadikan Zidan sebagai menantunya namun harapan akan tetap menjadi harapan,ini semua tentang perasaan tak bisa ia paksakan ataupun perintah,semua itu hak Ele.

IntrovertWhere stories live. Discover now