Sedangkan Ele,ia lebih memilih menahan emosinya karena percuma saja membuang-buang tenaga untuk abangnya itu, lebih baik ia meluapkan emosinya dengan handphonenya,yapss games adalah pengusir kemarahannya,ia masih suka nge-game.

Ia rasa percuma saja jika ia melawan sang kakak,sang kakak adalah manusia terjahil sepanjang ia hidup dan pembuat marah terparah,walau begitu Ele selalu menganggap lelucon sang kakak adalah lelucon kasih sayang,sang kakak bukanlah tipikal kakak yang bisa memperlihatkan rasa kasih sayang secara gamblang dan Ele sudah mengerti itu.

"tuh kan mas,Elenya jadi ngambek deh",goda Shinta.

Segala jenis godaan yang menimpa Ele terus berdatangan dari pasutri itu,untuk menguji kesabaran Ele.

Farhan dan Shinta tertawa melihat tingkah Ele bermain game,muka cemberut Ele adalah muka lucu bagi pasangan suami istri tersebut,dasar pasangan nyebelin batin Ele.

"Nggak adil ah masak dua lawan satu", bunda Ele tiba-tiba datang menyelamatkan Ele,My mother My Hero adalah julukan yang tepat untuk bunda Ele,ia mengerti jika sang anak perempuan sedang di bully oleh kedua kakaknya.

"Hiiik Hiiiik",entah mengapa tiba-tiba Ele cegukan,tak lucu sekali Ele,cegukan diwaktu yang tidak tepat,ini hanya akan menjadikan dirinya sebagai bahan bullyan lagi.

"Yaelah,abis ngambek kok cegukan,nggak gaul tuh,udah deh Abang ambilin minum",begitulah Farhan walaupun ia suka menjahili Ele tetap saja Ele adalah adiknya yang harus ia jaga sampai nantinya Ele punya penjaga sendiri.

"Assalamualaikum"

Terdengar suara dari luar rumah.Farhan ingin membuka pintu tapi sang ibu terlebih dahulu berdiri dan menuju pintu.

Ruang kumpul keluarga Ele berada disebelah ruang tamu rumah itu jadi jika ada seorang tamu yang datang pun,suara mereka akan tetap terdengar dari ruang keluarga itu.

"Biar bunda aja".

Sang bunda pergi untuk membukakan pintu bagi tamu pertama Minggu pagi ini,sedangkan Farhan sudah datang membawakan segelas air putih untuk adik tersayangnya,lalu ia memberikan gelas itu pada Ele.

"Makasih"ucap Ele setelah menerima gelas tersebut,lalu ia meminum air itu untuk meredakan cegukannya.

"Ehhh nak Zidan,sudah lama nggak main kesini"

Bruuuuuussssh

Tanpa sengaja Ele menyemburkan air yang ia minum,ia kaget setelah mendengar sang bunda menyebut nama itu,sungguh ini semua refleks tak ada adegan buatan,ini reflek terjadi ketika dirinya mendengar nama Zidan,pikirnya langsung saja mengingat perkataan Nia.

Oh ya,untuk masalah Zidan ingat ya,jangan jadikan aku sebagai alasan untuk kamu menolak Zidan,ingat itu El.

Entah mengapa Ele berpikir seperti itu,sungguh ia tak habis pikir dengan sahabatnya itu,mana mungkin Ele menerima dengan mudah Zidan.

Sedangkan Farhan dan Shinta kaget melihat sikap Ele,dalam hati Farhan tersenyum gembira akankah sikap Ele itu ada hubungannya dengan kedatangan Zidan,pikir Farhan. Sedangkan Shinta ia tertawa melihat tingkah lucu adik iparnya.

"Kebiasaan deh",ucap Farhan.

"Mmmmmm, maaf bang,mbak,aku pergi dulu ke kamar"ucapan Ele terdengar gugup,dan hal itu menyakinkan Farhan jika sang adik memang sedang dilanda kegugupan akibat kedatangan Zidan.

IntrovertWhere stories live. Discover now