ALIVE

1.5K 97 42
                                    

ALIVE

Cast: Woogyu

Genre: BL, Hurt, Angst

Author: Luksa Gyueren Kyuzizi

Suara tuts piano yang ditekan acak secara perlahan

Lembaran kertas yang bergerak terbawa angin

Detakan pergerakan jarum jam

Hangatnya cahaya matahari menembus jendela kamar

Suasana rumah sederhana bertembok putih ini akan selalu menghangatkan hatiku.

Suasana rumah sederhana bertembok putih ini akan selalu menghangatkan hatiku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Woohyun's Point of view

Tak ada yang lebih menyakitkan dibanding ditinggal pergi oleh orang yang kita sayangi.

'Meninggalkan' atau 'ditinggalkan', mana yang akan kau pilih?

Hari ini genap seminggu sejak pemakaman Gyu, kami sudah menikah tahun lalu setelah berpacaran selama dua tahun.

Bersamanya sangat menyenangkan, dia namja yang manja, lembut, pengertian dan ramah.

Aku masih ingat momen di masa lalu ketika kami masih berstatus pacaran, kami bersendau gurau sambil menyantap makan siang di acara kencan, menggenggam tangannya ketika aku sedih, mendengarkan alunan piano yang ia mainkan, dia memberiku pelukan ketika aku merasa ingin perhatian lebih, dan menatapnya saja sudah lebih dari cukup untukku.

Saat bergenggaman tangan denganmu, semua masalahku terasa hilang.

Momen kebersamaan kami adalah hal yang nyata dan kini hanya tinggal kenangan, Gyu tewas di tempat tertabrak mobil, belakang kepalanya terbentur aspal, tangan dan kakinya terkena serpihan kaca, nyawanya bahkan sudah tak tertolong meski mobil ambulan datang.

Di hari itu seharusnya aku menemani Gyu ke perpustakaan, tapi aku memilih untuk menonton pertandingan futsal karena Gyu kurang menyukainya.

Itulah penyesalan terbesarku, membiarkan ia sendiri.... seandainya aku ada disana, mungkin kecelakaan bisa dicegah, atau aku yang akan dengan segera melindunginya hingga akibatnya tak akan sefatal sebuah kematian.

Setiap malam sangat menyesakan karena di kasur ini aku sendirian tanpa ada yang bisa kuajak bicara, tak bisa memandang dan tak bisa memeluk sosok yang sangat kusayangi.

Detakan jarum jam mengalir bersamaan dengan penyesalanku yang tak bisa terhapuskan, orangtuaku menyarankan supaya aku tinggal lagi bersama mereka dan mulai mencari pengganti. Aku tahu maksud orangtuaku baik, mereka hanya tak ingin melihat anaknya stres, tapi aku juga tak bisa begitu saja melupakan Gyu, dia sudah merampas sebagian jiwaku.

Ini malam ketujuh sejak Gyu pergi, seluruh kamarku gelap, aku bersembunyi di balik selimut, di luar sana hujan deras dan petir.

Sekarang jam berapa? entahlah... aku tak mau peduli. Jangankan jam, aku bahkan tak mau peduli lagi dengan hidupku.

ALIVE (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang