Just a Friend to You - Untitled

230 19 16
                                    

Fiksi ini tercipta dari hembusan angin malam yang menusuk relung. mematikan setiap sendi di sebuah warung kopi yang sedang memutar dua lagu yang sangat pas untuk feel menulis saat itu.

Jadi di anjurkan sekali sebelum baca fiksi ini untuk membuat playlist yang isinya 2 lagu. Meghan Trainor - Just a Friend to You sama Maliq & D'Essentials - Untitled. Dan biarkan lagunya me-repeat. Alias selamat menikmati..

-----------------------------------------------------------

Bau kopi, decakkan orang yang datang dan pergi serta suara mesin menggerus kopi, terus menemani Liandio Maulidzan Djuhandar, remaja tanggung yang sedang sibuk berkutat dengan tugas yang ada di komputer lipatnya. Dengan sesekali ia menyesap kopi menghilangkan pening yang tiba-tiba menyerang. Untuk ukuran Dio, mungkin bukan di bilang remaja. Lebih tepatnya abg yang sedang masa pengalihan ke dewasa. Kacamata minus tebal yang bertengger di hidungnya membuat Dio terlihat sedikit menarik. Sayang sekali, dia terlalu dingin. Membuat banyak gadis menyerah dekat dengannya. Tak banyak orang tau, Dio hanya tak ingin lukanya itu kembali.

# Flashback

"Shani, jangan lari-lari mulu. Nanti jatoh. Itu licin banget." Titah cowo yang sedang berjalan sedikit hati-hati, memegang batu pinggiran, letak tujuannya masih sangat jauh.

"Astaga, Lian. Dikit lagi kita nyampek. Ayo cepet. Aku mau buru-buru ketemu sungainya." Jawab gadis berseragam SMP itu. Ia menarik tangan Lian untuk berjalan lebih cepat lagi. Lian hanya mendengus sebal, ia sangat takut dengan keadaan ini. Ia terus membenarkan posisi kacamata kudanya agar tidak jatuh saat ia di paksa berlari.

Cukup berpacu dengan maut menurutnya, kini 2 orang berseragam SMP itu terdiam menatap kagum pemandangan yang ada di depannya. Hamparan sungai yang luas dan tenang membuat mereka sangat mengagumi saat ini. Perjalanan yang sangat menakutkan bagi Lian kini berhadiah indah. Shani langsung melepas tas dan sepatu yang ia pakai. Ia memberikan isyarat agar Lian melakukan hal yang sama. Setelah di rasa sudah, Shani menarik Lian masuk kedalam kolam tenang sungai itu. Mereka menikmati waktu mereka berdua. Lian terus memandangi wajah bahagia Shani disana. Ada getaran yang berbeda. Entahlah dia sangat suka melihat Shani tertawa lepas seperti ini. Kalaupun cinta monyet itu ada, Lian tidak mau ini sekedar cinta monyet. Terlalu cepat memang untuk anak yang baru saja masuk masa pubertas, tapi ia yakin. Shani memang gadis yang berbeda. Hanya Shani yang tak pernah malu bermain dengan Lian. Si bocah gendut, gigi berbehel, dan berkacamata kuda dengan minus yang berlebih. Padahal di jaman itu kacamata dengan bentuk lebih layak dari itu ada.

Merasakan cipratan mengenai wajahnya, segera ia menggeleng-gelengkan kepalanya menatap Shani jengah. Iya, baru saja Lian di serang cipratan air oleh gadis manis itu, lalu setelahnya Shani akan tertawa lebar melihat Lian merasa sebal.

"Kita tuh mau seneng-seneng, Lian. Jangan malah ngelamun dong. Kamu ngga asik betul." Dalam hati Lian, sangat suka melihat Shani berkata alay. Sangat lucu untuknya.

"Wah, kamu berani ya. Tunggu balesanku, Shan. Ini rasain!" Balas Lian, yang sudah mulai menggiring air untuk menyerang Shani. Shani tidak tinggal diam. Ia mulai membalas perlakuan Lian. Keduanya hanya tertawa lepas dan saling menyerang.

Hari sudah sedikit sore. Saat Lian menoleh pada jam digital yang melingkar di lengan kirinya menunjukkan 15.21. Itu artinya mereka sudah menghabiskan waktu di tempat sejuk ini selama 3,5jam. Siang tidak akan membakar mereka. Karena sungai ini mempunyai banyak pohon untuk menghalangi matahari membakar keduanya. Lian dan Shani hanya duduk menepi sembari membiarkan angin mengeringkan baju yang mereka pakai.

"Sungai ini masih sepi banget ya. Pemandangannya indah. Jaraknya juga gak jauh-jauh banget. Aku pengen kesini lagi, Lian. Temenin ya?" Pinta Shani memecah keheningan dan dingin yang sedikit memeluk tubuh masing-masing.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Nov 13, 2016 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

[Song fict] Just a friend to you - UntitledWhere stories live. Discover now