"Lagi main petak umpet." Jawab asal Sunny yang membuatnya merutuki kebodohannya.

"Main umpet-umpetannya sama..Gue? Atau takdir?" Hagley sengaja menekankan perkataannya.

"Gue nggak ngerti maksud lo!"

"Padahal kemarin, hari yang begitu berat tapi sayangnya lo nggak tau!" Sunny lebih tak mengerti. Tapi.. Apa maksud Hagley mengenai pindahnya Hadley? Sunny buntu. Ia terlalu telmi jika harus berpikir banyak.

"Gue nggak ngerti." Dengan pelan Sunny bersuara dan untuk kedua kalinya ia merutuki dirinya yang begitu bodoh.

"Lo pengen tau?" Dengan sigap Sunny mengangguki kepalanya.

"Beneran?" Hagley bertanya kembali.

"Iya."

"Lo bakalan nyesel."

"Bakalan nyesel kalau gue tau bahwa lo bukan Hadley tapi Hagley? Kembarannya?" Sunny beradu tatap dengan mata hitam pekat milik Hagley. Dan perkataan Sunny membuat Hagley merasakan sakit yang timbul karena kejadian itu.

"Pulang sekolah gue tunggu diparkiran." Hagley pun pergi dengan pikiran yang tak menentu.

Semua teman sekelas Sunny langsung menanyakan apakah yang diucapkan Sunny sehingga Hagley bisa pergi? Memang saat itu Sunny bersuara dengan nada kecil sehingga hanya dia dan Hagley yang bisa dengar.
Tapi untungnya keempat sahabatnya dapat mengerti situasi yang terjadi.

"Kepo luh pada." Ucap Putri.

"Minggir! Yuk Sun." Angie menarik pelan tangan Sunny hingga membuat Sunny terbangun dari lamunan.

🌻🌻🌻

"Sun, lo pulang bareng gue aja ya? Kak Hagley masih nungguin lo tuh." Sunny menatap parkiran yang terlihat jelas dari koridor yang ia tempati sekarang ini. Dan memeng benar kata Putri, Hagley masih menunggu. Padahal mereka sengaja untuk berlama-lama tapi kenyataannya Hagley masih setia menunggu.

"Mmm iya deh. Jemputan lo masih lama?" Tanya Sunny dan menatap Putri yang mengangguk. Arahan matanya pun teralihkan kepada Angie, Tika dan Jessie.

"Kalian bertiga pulang duluan ya. Nanti gue bakalan pulang bareng Putri." Sunny tak ingin jika harus melibatkan semua sahabat- sahabatnya.

"Kita nunggu aja Sun." Ucap Jessie dengan khawatir yang disetujui lainnya.

"Kita pulang bareng aja. Nggak apa-apa kalau harus desak-desakan." Ujar Tika.

"Langit udah mendung palingan bentar lagi hujan." Angie mendongakkan kepalanya menatap langit mendung.

"Eh udah gerimis." Angie kemudian menatap Putri.

"Jemputan gue udah nyampe nanti bakalan ke lapangan basket jadi kita nggak perlu lewat parkiran dan nggak basah karna gerimis ini. Jadi lebih baik kita turun sekarang." Jelas Putri karena letak mereka saat ini tepat dikoridor lantai 2.

Yang tadinya masih gerimis kini telah diganti dengan hujan lebat. Maklumi saja karena kini musim hujan.

Sunny dkk masuk kemobil dan pergi tapi ketika lewat parkiran Sunny menatap Hagley yang masih setia diparkiran. Tatapan Hagley terlihat kosong.

'Apa dia sedang menghayal?' Pikir Sunny.

'Dia udah gila? Ini hujan' Lagi-lagi Sunny bergulat dengan pikirannya.

"Ehh stop pak."

Semuanya terkejut. Mereka tak mengerti maksud Sunny.

"Mmm kalian duluan aja. Gue bakalan pulang. Gue nggak enak kalau harus buat kak Hagley nunggu lagipula ini juga urusan kita jadi kalian pulang aja dan ingat gue nggak mau kalian ngebantah." Sunny menatap sahabat-sahabatnya yang menunjukkan raut tak suka dan tak setuju tapi Sunny sudah bertekad.

I'm Still Into YouWhere stories live. Discover now