09

153 53 3
                                    

Putri, Tika, Angie, dan Jessy tak habis pikir dengan Sunny dia tiba-tiba jadi pendiam.

"Sun kalau lagi punya masalah cerita aja." Ucap Putri.

"Gu-gue lagi kalut." Sunny menatap sahabat-sahabatnya dengan nanar.

"Cerita Sun. Pasti bakalan lebih ngeringanin beban yang lo pikul sendiri." Ujar Angie.

Sunny tampak berpikir. Haruskah ia menceritakan semuanya? Dia harus menceritakannya sebelum otak dan hatinya lebih sakit.

"Sebenarnya kak Hagley punya kembaran dan kembarannya itu Hadley yang nggak lain mantan pacar gue."

Pupil mata mereka berempat membesar. Sedangkan Sunny tetap menceritakan semua kebenaran yang baru ia ketahui.
Banyak kata-kata penguatan yang ditujukan untuk Sunny dari sahabat-sahabatnya. Mereka juga paham betul dilema yang Sunny alami. Ternyata Sunny telah jatuh Cinta pada Hagley bukan Hadley. Sunny tau betul ia menerima perasaan Hadley waktu itu karena Hadley begitu memahami dirinya. Tapi kemudian Sunny merasa begitu nyaman dan jatuh hati yang sesungguhnya padanya selama satu minggu yang begitu beda ia jalani tapi faktanya ternyata itu Hagley bukan Hadley. Apakah sekarang rasa itu masih ada? Setelah dengan jelasnya Sunny mengibarkan bendera perang? Begitu juga Hagley? Apakah dia sudah mengubur perasaan yang menyiksanya?
Entahlah.

"Sun. Kak Hagley dalam perjalanan kemari. Katanya, lo harus siap iman dan batin." Naldi, sebagai ketua kelas X'2 datang dengan membawa berita yang langsung membuat Sunny panik tak karuan.

"Gawat Sun." Ujar Jessy dengan wajah panik.

"Sembunyi aja. " Celetuk Tika.

Sunny pun mengikuti saran Tika karna saat ini dia tidak ingin bertemu dengan Hagley.

Jelang beberapa menit Sunny menyembunyikan dirinya Hagley pun datang dengan kedua tangan yang berada didalam saku celananya.

"Sunnynya ada?" Tanya Hagley dengan suara dingin

"Nggak ada." Jawab Putri.

"Sembunyi dimana?" Pertanyaan dari Hagley mampu membuat semua yang berada dalam kelas diam.

"Nggak ada yang mau jawab?" Kening Hagley berkerut. Dia tak suka jika harus menunggu lama jawaban dari seisi kelas Sunny.

"Sini lo!" Hagley menunjuk siswa yang baru dia jumpai dalam perjalanan kemari.

"I-iya kak." Ucap Naldi.

"Panggilin yang namanya Sunny! Kalau dia nggak mau keluar dari tempat persembunyiannya, Lo yang harus tanggung jawab." Ucap Hagley dengan nada mengintimidasi.

"Ta-tapi kak. Aku nggak tau Sunny dimana tadi aja aku baru sampe." Naldi pun berbohong dengan nada memelas.

"Trus pedulinya gue apa? Ya lo minta bantuan dari temen-temen lo dong. Kenapa jelasin kegue?" Hagley berjalan ke meja paling belakang dan duduk diatasnya.

"Tutup pintunya!" Suruh Hagley kemudian mengeluarkan sebungkus rokok beserta korek api dengan penuh penyesalan Naldi menutup pintu kelas dan kelihatanlah Sunny yang dengan raut muka kaget meremas roknya. Hagley yang melihat hal itu langsung menaruh kembali perlengkapan tempurnya.

Sunny menyesali kebodohannya yang bersembunyi dibelakang pintu. Ia jadi tak bisa berpikir dengan jelas jika sudah panik seperti ini apalagi sudah tak mungkin untuknya bersembunyi diluar kelas karena jarak Hagley yang sudah dekat.

"Ngapain lo sembunyi?" Sunny menatap Hagley dan membuang wajahnya. Dia tak menjawab apapun sehingga memaksa Hagley berjalan kedepan lagi.

"Gue nanya. Kenapa lo sembunyi?" Hagley menatap lekat wajah Sunny.

I'm Still Into YouWhere stories live. Discover now