Kau bahkan menunjuk sebuah awan, saat kau menghujat ia lah biang keladinya.
Padahal, awan hanya awan yang tak pernah tau apa yang ia bicarakan.Kau pun menyalahkan hujan, saat waktumu ter bengkalai karnanya, sedangkan hujan hanya hujan, ia tak pernah paham apa salahnya.
Sang waktu paham apa yang ingin ia lakukan, tapi apalah daya, waktu lebih kejam, ia enggan berhenti di saat awan dan hujan bertemu.
Ditengah jalan menuju pulang, kau berani berteriak lantang, memaki ku dan sang awan, yang memang anginlah yang membawa kita sejauh ini, sejauh tempat yang memang harus aku basahi.
Akulah hujan, jika kau tak suka denganku silahkan berteduhlah sementara waktu, biar waktu yang menemanimu.
Sampai aku pergi, meninggalkan kotamu.
YOU ARE READING
Hujan Dan Rindu
Poetrysajak tentang rindu yang kian membusuk, tentang kisah yang kandas dan tentang sisi indah yang memang hanya dia lah yang memilikinya. Sajak hujan dan rindu.