PART 1

59.3K 1.3K 32
                                    

Rei atau Reiko Baria Kamilia sedang asik bermalasan-malasan di kamarnya, rumah yang sengaja ia desain dengan model rumah tradisional Jepang Negara kelahiran ibunya.

Ia memang tipe orang yang cuek dengan penampilan seperti sekarang ini ia hanya memakai kaos longgar yang panjangnya mencapai pahanya dan legging hitam, rambut hitamnya tetap berkilau walaupun tidak ia sisir dan ia jepit asal-asalan.

Siang hari adalah saatnya ia bersantai seperti biasa dan melakukan hobinya yaitu bermalas-malasan dengan AC yang sengaja dinyalakan sampai terasa sejuk mengalahkan udara tropis yang panas dan lembab. Dengan makanan, buku, dan hp yang berada di sekelilingnya agar mudah digapai, Rei berbaring di karpet empuk kamarnya sambil menonton TV.

 $%^&&@#$%^&*

Grrrr....

Pasti si tetangga sebelah  deh nih, pikir Rei geram.

"dasar ganggu waktu santai orang aja deh."gerutunya.

Bangun Rei pun menggedor rumah sebelah "WOiiii!"

"ada apa sih. B'risik tau gedor-gedor pintu rumah orang." Kesal pria itu yang membuka pintu dengan sentakan kasar.

"mau gue yang ngomong gitu. Gile loh yee siang-siang gini setel lagu kenceng banget gak tau yah ini waktunya gue istirahat tau!"

"dasar cewek gak ada kerjaan, emang loe aja yang lagi santai gue juga tau."

"cara santai loe tuh ganggu orang tau. Tiap Weekend selalu nyetel music kenceng-kenceng dan satu lagi gue tuh banyak kerjaan novel gue udah deket deadline dan masih ada beberapa novel lagi yang rencananya mau gue bikin"

"iya deh Miss Novelis yang super sibuk" ledeknya

"M.A.T.I.I.N. music loh" ucap Rei sambil menunjuk batang hidung pria itu lalu masuk kembali ke rumahnya yang tenang dan damai.

Seperti yang kalian lihat kami alias aku dan Liam McCarty adalah tetangga yang tidak pernah rukun terutama menyangkut kebiasannya untuk mendengarkan music dengan volume yang 'Wah'. Dan itu diperparah dengan letak rumah kami yang berdempetan tidak seperti rumah tetangga kami yang lain.

Memang, harus diakui Liam adalah pria tampan tipe badboy yang biasa sangat disukai para wanita di liuar sana kecuali untuk seorang Rei. Ia lebih menyukai tipe pria yang lembut dan sangat bertolak belakang dengan tetangganya itu.

Saat sore hari selesai bersantai Rei memutuskan sudah saatnya untuk kembali bekerja, membuka laptop-nya ia pun menarikan jari-jarinya di atas keyboard berharap dapat menyelesaikan paling tidak beberapa halaman malam ini.

Adegan demi adegan terbayang di kepalanya sampai satu adegan detektif wanita dalam tokohnya menyamar menjadi wanita penghibur di sebuah club malam membuatnya berhenti mengetik karena terus terang Rei tidak pernah masuk ke dalam tempat-tempat seperti itu dan rasanya bila hanya dibayangkan tulisannya menjadi hambar.

Rei langsung memutuskan inilah waktunya ia bereksperimen agar tulisannya menjadi lebih hidup, kebetulan sekarang masih jam 7 malam. Iapun beranjak ke lemari pakaiannya dan memilih baju yang akan menunjang penyamarannya, setelah memilah-milah pilihannya jatuh pada dress pendek yang hanya sepanjang pertengahan pahanya dengan bagian atas bermodel kemben yang memeluk tubuhnya dengan sangat pas.

Setelah memulaskan sedikit makeup agar Rei mengambil jaket dan sepatu sebelum keluar rumah. Entah kenapa ia melirik rumah tetangga menyebalkannya itu yang sepi.

Tumben sepi, kemana pria itu

Ketika kata-kata itu terbersit di pikirannya Rei langsung mengelengkan kepalanya berusaha mengenyahkan pikirannya dari pria menyebalkan yang pekerjaannya pun sampai sekarang tidak ia tahu.

THE DARK SIDEWhere stories live. Discover now