Hold On - 01

632 13 2
                                    

Siapa bilang setelah pernikahannya selama 3 tahun walau sudah mempunyai seorang anak lelaki berumur 2 tahun sudah berarti hidup mereka sudah bahagia. This is true life not as the fairytale or Disney.

Masih dengan cerita mereka tentang pernikahan mereka yang awalnya selama 2 tahun berjalan dengan lancar saja tetapi setelah Nara Admajaya bekerja menjadi Dokter Bedah terbaik di rumah sakit terbaik di Jakarta membuatnya sangat sibuk bahkan tidak bisa hanya sekedar untuk bolak - balik ke rumah yang telah dibuatkan oleh Vando di dekat daerah Bogor. Hubungan mereka menjauh, Vando selalu mencoba menghubunginya tetapi Nara selalu mengeluh agar Vando menelponnya nanti saja seperti tadi pagi.

"Kanya." Don't ask anything, dia udah jarang manggil Nara My Queen, Sayang, Baby sejak saat Nara meninggalkan mereka selalu termasuk Abyan Hanan Admajaya, anak mereka yang terlahir 2 tahun yang lalu.

"Aku lagi mau ada operasi 25 menit lagi, bisa telpon nanti balik?"

"Aku udah 5 kali telpon kamu dari pagi, jawaban kamu masih sama. Abyan kangen,"

"Nanti sore aku ke Bogor."

Nara menghela nafas karena sudah mengatakan sesuatu yang tidak memungkinkan "Apa kali ini kamu bohong lagi?"

"Vando, jangan mulai. Aku lagi males debat, nanti sore aku jemput kalian di kantormu."

Kalian akan bertanya kenapa beralih ke bedah dulu yang direncanakan Dokter Anak. Entah kenapa itu tiba - tiba spontan langsung pengen milih ke Bedah saja. Dengan umur 25 tahun dan Vando 27 tahun yang lebih demen berkutat di Perusahaannya dengan membawa si Abyan.

Dan di sini Nara sekarang di Perusahaan besar milik suaminya yang berlokasikan di Bogor. Nara masuk ke dalam ruangan dengan silletoku, rok pendek berwarna abu dan jangan lupakan jas Dokter yang masih menempel di bajunya ini.

Semua memberinya salam dan tersenyum kepada Istri dari CEO di sini. Nara di sambut di depan ruangan Vando dengan Sekretarisnya lelaki bernama Rudy. Ingat saja dulu saat Nara pernah memarahi Vando karena memilih Sekretaris yang muda dan sexy.

"Selamat Sore, Bu. Lama sudah gak ke kantor ya."

"Ada Bapak Vandonya di dalam, Rud?" Rudy tersenyum ramah kepada Nara dan Nara membalas senyumnya.

"Ada, Bapak sama Abyan lagi nunggu Mamanya dateng." Nara hanya tertawa tipis lalu berjalan masuk tanpa mengetuk.

Nara merasakan jantungnya seperti terhantam melihat pemandangan yang di hadapkan di depannya, bagaimana Vando tetap fokus kepada berkasnya dan bagaimana Vando membantu Abyan menyusun Legonya yang harganya setara 2 kali gaji pembantu.

Vando melihat Nara awalnya dia merasa kaget karena melihat Nara bisa benar - benar menepati janjinya setelah itu dia langsung berdiri dan memeluk Nara cukup erat sangat erat seakan dia menyampaikan betapa rindunya kepada wanita di depannya ini.

Abyan menoleh langsung menghampiri Nara dan Nara lantas berlutut menyesuaikan dengan tubuh Abyan, memeluknya erat. Menyampaikan Nara merindukan keluarga ini tetapi Nara tidak bisa meninggalkan pekerjaan di sana.

"Always do, i miss you." Vando mencium kening Nara dengan lembut tetapi ada sesuatu yang harus Nara katakan saat aku tiba di rumah nanti.

Kita pulang bersama seperti layaknya keluarga bahagia di dunia ini. Bercanda, berbelanja bahkan Nara merasakan hidupnya seakan tidak ada beban saat benar - benar melepaskan pekerjaan ini tetapi ini impiannya.

"Aku seneng kamu nepatin janjimu," Vando membelai lembut rambut Nara saat kita sedang menonton dan Abyan di bawah dengan Legonya yang dia pasang - pasang "Apa kamu gak niat untuk tinggal di rumah terus?"

Hold OnTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang