nothing like us. 4

2.4K 361 48
                                    

"Pulanglah,"

Itu adalah kalimat terakhir yang Wonwoo dengar dari mulut Mingyu.

Sudah satu bulan ini, Wonwoo selalu merasa tersiksa akan hukuman yang Ayahnya beri. Diantar-jemput sopir, ponsel disita, tidak diperbolehkan kemana-mana setelah pulang sekolah-kecuali urusan sekolah-, dan segalanya dilarang jika itu bukanlah sesuatu yang sangat mendesak. Bahkan untuk pergi bersama Jisoo dan Soonyoung pun sama sekali tidak diperbolehkan.

Sedang apa Mingyu sekarang? Apa dia sudah makan? Apa dia menungguku di tempat biasa? Apa dia menghubungiku? Apa dia mengkhawatirkan aku? Apa dia merindukanku? Apa dia merasakan apa yang aku rasakan sekarang?

Entah berapa pertanyaan yang keluar dari mulut Wonwoo disetiap harinya saat memikirkan sosok Mingyu. Rasanya, ingin sekali dia bertemu dengan pria itu dan memeluknya dengan begitu sangat erat. Tapi apa daya, dengan situasi saat ini sepertinya itu semua sangat mustahil.

KRET.

Pintu kamar terbuka menampakkan wanita paruh baya yang sangat Wonwoo kenal. Benar, dia adalah Ibu Wonwoo. Beliau menghampiri anaknya yang sedang memandang dirinya sendiri didepan cermin. Mengelus kedua pundaknya secara perlahan dan memberi senyum hangat dari pantulan benda tersebut.

Wonwoo yang melihatnya pun hanya membalasnya dengan senyum tipis.




















Malam ini, keluarga Wonwoo kedatangan tamu dari Amerika. Paling tepatnya tamu itu adalah rekan dekat Ayahnya saat masih duduk dibangku SMA. Karena sudah lama tidak bertemu dan kebetulan rekannya itu sudah kembali ke negara asalnya, jadi apa salahnya jika mengadakan makan malam bersama? Dan sekarang, Wonwoo sudah ada dimeja makan bersama orang-orang asing yang sepertinya pernah dia lihat sebelumnya.

"Wonwoo sudah besar sekarang, ya,"

Yang merasa namanya disebut langsung menoleh pada pemilik suara dan memberi senyuman sesopan mungkin. Bagaimanapun, Wonwoo harus bersikap biasa-biasa saja seperti halnya tidak terjadi apa-apa.

Wonwoo hanya tidak mau kedua orang tuanya dicap gagal mendidik anak.








































"Apa kau masih mengenal Chanyeol?"





































Kini, Wonwoo menoleh pada sang Ayah dengan penuh tanya. Tidak lama, wajahnya memandang seseorang yang duduk tepat dihadapannya-dimana ada seorang pria yang juga sedang tersenyum, memandangnya.

Seketika Wonwoo terdiam. Dia hanya tidak tahu apa yang akan dia lakukan setelah ini.








































"Dia Chanyeol. Teman masa kecilmu dulu, Wonwoo,"

Flashback.

"Kau menangis? Apa ada yang menyakitimu? Katakan padaku,"

"Mereka menjatuhkan eskrimku,"

Chanyeol kecil terlihat khawatir saat beberapa waktu lalu dia meninggalkan Wonwoo kecil ke supermarket untuk membeli snack. Saat itu, umur mereka masih 7 tahun. Tapi, karena Chanyeol yang selalu berfikir bahwa dirinya adalah superhero, sikapnya selalu menjadi sok dewasa pada seseorang yang semestinya patut untuk dia lindungi. Yah, seperti sekarang ini, saat dia melihat Wonwoo menundukkan kepalanya seraya menahan tangis.

"Kau tunggu disini. Aku akan memberi perhitungan pada mereka,"

"Yoda, jangan!"

"..."

"Yoda!"

"..."

"Hei!"

Percuma Wonwoo berteriak karena pria itu sudah berada dikerumunan anak-anak yang sudah menjahilinya beberapa waktu lalu.

Tidak lama setelahnya, Wonwoo melihat ada sebuah eskrim tepat dihadapannya. Kepalanya terangkat dan melihat sosok Chanyeol yang sedang tersenyum penuh kemenangan. Layaknya berkata, 'Aku hebat, kan?' sambil berkali-kali menaik turunkan alisnya. Tsk! Dasar bocah tengil.

"Terimakasih, Yoda,"

Senyum Chanyeol seketika menghilang. "Aku Chanyeol, bukan Yoda. Aish! Aku benci panggilan itu, Wonwoo!"

"Aku pikir itu nama yang lucu sekali, Yoda,"

"Hei!"

Wonwoo tersenyum geli melihat perubahan sikap Chanyeol jika sudah kesal seperti ini.

...

One years later at Incheon Airport..

"Kau yakin akan pergi?"

"Aku pasti akan kembali. Jangan khawatir,"

"Tapi, kapan?"

"Entahlah,"

Ini perpisahan yang sangat berat. Setelah bertahun-tahun berteman dan tidak pernah berpisah untuk waktu yang begitu lama, Wonwoo tak henti-hentinya menangis saat tahu teman kecilnya itu akan pergi jauh dan tidak tahu kapan akan kembali.

Dan, tangis Wonwoo semakin deras kala melihat langkah Chanyeol semakin jauh meninggalkannya.

Namun tidak lama setelah itu, Chanyeol berbalik badan kemudian berteriak,

"Wonwoo, tunggu aku, ya! Kita pasti akan bertemu lagi. Dan ingat, jika kita sudah besar nanti, aku akan menjadi sosok Park Chanyeol. Bukan Yoda yang kau kenal selama ini. Da-ah!"

Wonwoo langsung tertawa melihat sikap lucunya saat melambaikan tangan terus-trusan. Apa boleh buat, dia pun membalasnya dengan diiringi tangis dan tawa secara bersamaan.

"Aku menunggumu, Chanyeol,"


































Gpp kan aku satuin bias di ff? hahahaha
Soalnya kalo jun atau coups udah terlalu mainstream
Maaf neng, caplang numpang lewat

Gpp kan aku satuin bias di ff? hahahahaSoalnya kalo jun atau coups udah terlalu mainstreamMaaf neng, caplang numpang lewat

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.
nothing like us; meanie ✔Donde viven las historias. Descúbrelo ahora