thirty three ; the truth.

Start from the beginning
                                    

Namun, begitu gadis itu mengatakan itu benar adanya, ia langsung bungkam. Jungkook diam tak berkutik, tak berani berbicara apapun. Bahkan, butuh waktu beberapa detik bagi Jungkook untuk mencerna perkataan Krystal.

Ini benar-benar aneh, sangat aneh bagi Jungkook. Kenapa perasaan Krystal pada dirinya harus nyata? Kenapa harus ada?

Bukan ia tak mau. Hanya saja, ia tak tahu bagaimana harus menanggapi perasaan seseorang yang menyukainya. Jika ia terus memikirkan hal itu, tentu hal tersebut hanya akan mempersulit diri Jungkook sendiri.

Untuk beberapa saat, Krystal memeluk Jungkook dengan erat. Awalnya, Jungkook ragu membalas pelukan tersebut. Namun, ia juga tak tega membiarkan Krystal seperti ini.

Akhirnya, dengan perlahan, Jungkook mulai membalas pelukan tersebut. Namun beberapa detik kemudian, Krystal segera melepas pelukannya.

Untuk beberapa saat, gadis itu berusaha untuk menengkan dirinya, sambil sesekali mengusap air mata. "Gue mau pergi, Jeon. Pergi jauh dari sini. Mungkin, kita nggak bakal ketemu lagi. Makanya, gue ngomong ini, biar gue lega-ga harus mendem perasaan segala," jelasnya panjang lebar, membuat Jungkook hanya bisa bungkam.

Pria itu tertunduk, menatap aspal dengan tatapan kosong. "Gue nggak berharap lebih dari lo," tutur Krystal, memasang senyum palsunya, dan Jungkook tahu itu.

"Krys-"

"Gue pergi ya, Jeon. Thanks, lo udah mau jadi temen gue, meskipun cuman beberapa bulan," ujar Krystal, sambil menyunginggkan senyumannya. "Maaf kalo gue punya salah ke lo, gue minta maaf. Dan yang tadi, anggap aja angin lalu. Itu nggak penting. So, gue pergi ya."

Krystal pun beranjak dari duduknya, kemudian melangkah pergi meniggalkan Jungkook sendirian di bangku.

Dalam diam, Jungkook merutuk dirinya sendiri. Mengapa bisa-bisanya ia tak menyadari kalau selama ini Krystal menyukainya? Setidak peka itukah seorang Jeon Jungkook?

Jungkook merutuk bukan berarti ia memiliki perasaan yang sama seperti Krystal. Hatinya masih dengan orang yang sama. Tidak usah diperjelas lagi siapa orangnya.

Tiba-tiba, pikirannya teringat pada Yeri. Bukankah tadi gadis itu bersamanya?

Kalo nggak salah, tadi dia beli minum sebentar. Terus kok belum balik-balik? Batinnya dalam hati.

Jungkook memandang sekitar, memastikan kalau Yeri berada di sekitar area tersebut. Namun nihil, ia tak menemui keberadaan gadis itu sama sekali.

Jungkook segera meraih ponselnya, kemudian mengetik pesan singkat untuk Yeri.

jungkook : yer. lo dimana?

sent.

Untuk beberapa saat, ia mengetuk-ngetuk layar ponselnya–menunggu balasan dari gadis itu.

jungkook : yer bales.
jungkook : lo dimana?

read.

Akhirnya diread, batin Jungkook pelan.

Jungkook menunggu gadis itu membalasnya. Namun nihil, Yeri tak kunjung membalas pesan tersebut. Ia mengkerutkan dahinya bingung. Mengapa Yeri hanya membaca pesannya?

ChatroomWhere stories live. Discover now