Part 4

1.5K 89 12
                                    

Maaf untuk keterlambatannya. Saya tidak bermaksud menghentikan cerita ini. Hanya sedang tidak memiliki cukup waktu dan suasana yang tidak memungkinkan bagi saya melanjutkan menulis. Beberapa kesempatan hanya bisa saya gunakan untuk membaca cerita-cerita lain di wattpad.

Untuk itu saya ucapkan permintaan maaf saya kepada kalian yang menunggu kelanjutan cerita ini. Dan terima kasih bagi kalian yang telah memberikan vote juga comment nya.

-Nesha Rianda-

~~•°°•°°•~~

Hari yang cerah, itulah yang terlintas dalam benak sang Lady saat menyambut pagi indah di taman kerajaan Aurora. Mentari yang bersinar hangat, udara yang sejuk dan semilir angin yang seolah-olah membelainya dengan penuh kelembutan. Suasana yang sangat mendukung untuk terus bergelung dibalik selimut. Dan ia hampir terbuai untuk melakukannya jika saja tak ingat dengan banyaknya pasien yang telah menunggunya.

Lorong demi lorong ia lewati untuk sampai di kebun tanaman obat istana. Ya, sang Lady pagi ini kembali mengunjungi istana. Dengan keranjang rotan yang ada di tangan kirinya, ia berjalan dengan anggun ke tempat yang ia tuju.

Banyak sapaan yang ia terima. Baik dari pelayan, pengawal, pengurus kerajaan, bahkan para petinggi kerajaan pun tak lupa menyapanya saat sedang berpapasan. Dan tentu saja mereka melakukan hal itu. Selain karena Lady Rosaline adalah salah satu bangsawan penting yang telah membawa kemajuan dalam bidang kesehatan, ia juga masih tergolong anggota kerajaan dan memiliki hak waris yang sah sebagai penerus tahta setelah Puteri Sabrina dan Pangeran Arash.

Hal ini dikarenakan kakeknya adalah adik dari raja kerajaan Aurora sebelumya. Yang artinya kakeknya adalah paman dari Raja Nick. Dan Lady Rosaline yang lebih dikenal sebagai Lady Rose beserta adiknya, Daniel, adalah keponakan dari Raja Nick sekaligus saudara sepupu bagi Putri Sabrina dan juga Pangeran Arash.

Namun, posisi itu tak membuat sang Lady beserta adiknya menjadi seorang bangsawan yang sombong dan angkuh. Sebaliknya mereka dikenal akan keramahan hati dan kebijaksanaannya. Contohnya adalah apa yang ia perjuangkan saat ini. Mendapatkan tanaman obat untuk pasien-pasiennya.

Beruntunglah ia karena Yang Mulia Permaisuri telah memberikan ijinnya untuk mengambil beberapa tanaman obat dari kebun milik istana.

Tak lama kemudian ia telah berada di pintu masuk kebun istana. Dengan segera ia menghampiri dan memetik tanaman obat yang dibutuhkan. Tangan-tangannya dengan cekatan mengumpulkan apa yang ia cari tanpa perlu berpikir dua kali. Ia terlihat sangat ahli dalam hal ini dan hafal segala jenis tanaman. Terlihat tak satupun orang maupun alat yang membantu mengingatkan tanaman apa saja yang ia butuhkan.

Memetik dan mengumpulkan tanaman obat benar-benar menyita pikirannya hingga tak sadar ia telah menghabiskan cukup banyak waktu. Karenanya ia bergegas keluar dari kebun istana.

"Kau sedang melakukan apa, Rose?" Sebuah sapaan yang membuat langkah sang Lady terhenti.

"Ah, Yang Mulia. Hamba baru saja mengumpulkan beberapa tanaman obat dari kebun istana." Jawabnya setelah membungkukkan sedikit badannya tanda penghormatan.

"Apa persediaan obat yang kerajaan berikan masih kurang?" Tanya orang itu lagi yang tak lain adalah Raja Nick.

"Tidak, Yang Mulia. Persediaan obatnya tidak kurang. Hanya saja beberapa waktu ini banyak rakyat yang terserang wabah penyakit karenanya membutuhkan obat yang lebih banyak dari biasanya. Tapi saya telah mengakalinya dengan beberapa ramuan yang bisa saya buat, Yang Mulia." Lady Rose menjelaskan.

"Baguslah kalau kau bisa mengatasinya sendiri, Rose. Segera kabari aku jika kau membutuhkan bantuan."

"Baik, Yang Mulia."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 26, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Behind The MaskTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang