Chapter 7

13K 809 8
                                    


Prilly mengendarai mobilnya dengan kecepatan rata-rata. Air mata tak pernah berhenti menetes dari pelupuk matanya, saat ini pikirannya hanya tertuju kepada satu orang yaitu kekasihnya----Ali.

Hampir 30 menit Prilly telah sampai ke tempat yang sudah di beritahukan Baja. Tanpa menunggu lama ia bergegas turun dari mobil, terlihat banyak orang yang berada di tempat tersebut.

Arena balap. Ya, Baja memberitahukan jika Ali balapan bersama Bara, salah satu murid dari 'Leonest High School' sekaligus kapten tim basket di sekolahnya. Prilly tak terlalu paham dengan masalah keduanya, yang ia tahu sekolahnya 'Briliant High School' dan 'Leonest High School' tak pernah akur entah karena apa alasannya, mereka juga selalu bersaing dalam segala hal baik dalam bidang akademik maupun non akademik.

Napas Prilly tercekat saat mulai mendekat ke arah kerumunan. kakinya terasa berat untuk terus melangkah, hingga ia melihat Baja di antara kerumunan tersebut dan sepertinya mereka menyadari keberadaan Prilly.

"Prill," panggil Baja lirih.

"A-ali mana?" tanya Prilly pelan lebih seperti gumaman.

Baja dan Rasya hanya diam sembari menolehkan pandangannya ke belakang. Tanpa menunggu lama Prilly langsung berlari menerobos kerumunan tersebut, hingga ia terhenti melihat seseorang yang ia cari tergeletak di jalan dengan kepala yang berlumuran darah.

"Ali," desis Prilly.

Air mata mulai menggantung di pelupuk matanya. Gadis itu langsung terduduk dengan kedua kaki yang menopang.

"ALIII!!!" Prilly berteriak histeris sembari meletakkan kepala kekasihnya di atas pahanya. Gadis itu menangis terisak sendu.

"Ali bangun!" Prilly menepuk pelan pipi Ali.

"Kenapa bisa kayak gini 'sih? Lo ikut balap lagi ya? Bukannya gue udah selalu larang lo buat balik lagi ke dunia balap ini? Gue nggak suka Ali, ini yang gue takutin kalau lo balapan. Gue khawatir. Kenapa 'sih lo susah banget di bilangin? Lo liat 'kan sekarang akibatnya kayak gimana?" cerca Prilly setengah berteriak.

"Bangun!" lanjut Prilly Lirih.

Prilly dapat melihat kedua mata kekasihnya yang mulai mengerjap secara perlahan, hingga akhirnya terbuka sempurna.

"Ali,"

Air mata Prilly jatuh menetes tepat di wajah kekasihnya. Ali yang setengah sadar menatap gadisnya sendu, sebelah tangannya terangkat menghapus air mata Prilly.

"Jangan nangis jelek," ucap Ali pelan sembari tersenyum tipis padanya.

"Biarin aja. Gue marah sama lo. Kenapa lo ikut balapan? Lo nggak dengerin omongan gue ya? Gue kira waktu lo chat tadi lo udah mau tidur, tapi ternyata... Lo bohongin gue," balas Prilly terisak.

"Maaf," setelah mengucapkan kata itu mata Ali kembali tertutup rapat.

"Alii!" pekik Prilly kembali.

"TOLONGIN DONG! KENAPA KALIAN DIAM AJA? HAH?" teriak Prilly menatap tajam semua orang berkerumun yang hanya diam bergeming.

Baja dan Rasya ikut berjongkok di sebelah Prilly.

"Bantuin bawa Ali ke mobil gue!" pinta Prilly lirih.

Baja mengangguk dan membantu memapah Ali menuju ke mobil Prilly. Sementara Rasya mendirikan motor Sport ninja merah Ali yang tergeletak di jalanan.
"Cepetan, Ja!" suruh Prilly yang masih terisak. Gadis itu duduk di belakang dengan kepala Ali yang berada di pahanya. Sementara, Baja yang menyetir mobilnya.

"Iya, Prill." Sahut Baja yang langsung menambah kecepatan laju mobil audi milik Prilly.

***

Selang beberapa menit mereka tiba di rumah sakit 'Harapan kasih'. Baja turun terlebih dahulu dari mobil kemudian membantu Prilly memapah Ali keluar dari mobil untuk masuk ke dalam rumah sakit.

Crazy Couple (END) Re-postTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang