Chapter 2

2.4K 199 14
                                    

Siwon kaget setelah tau jika namja yang diawasi sedari tadi adalah pelaku pelemparan kaleng di jalan tadi pagi. Raut kaget itu berubah menjadi raut sebal saat Donghae menatapnya sinis.

"Apa yang kau lakukan di sini? Menguntitku eo? Atau kau masih tak terima atas kejadian tadi pagi di jalan?" Tuding Donghae sarkatis .

Siwon salah tingkah dituduh  seperti itu, "Bukankah ini tempat umum? Apa hakmu menuduhku seperti itu?"jawab dan tanya Siwon pada Donghae. Aura kepemimpinannya mulai muncul setelah dia dapat menguasai dirinya agar tak panik karena  ketahuan mengawasi namja itu. Meski sebenarnya tak sengaja.

"Aku hanya bertanya kan?"

"Itu namanya menuduh bukan bertanya. Justru aku yang seharusnya bertanya, apa yang kau lakukan di sini? Kau tidur di  sini sedari tadi. Bukankah jam istirahat baru saja berbunyi? Yakkk...kau membolos eo?" Tanya Siwon menyelidik.

Kini ganti Donghae yang merasa tersudut. "Itu kan hakku berada di sini dan kau tak perlu tau alasannya" ucapnya cuek sembari berjalan meninggalkan tempat itu.

"Yakk..bukankah kau siswa kelas satu? Bersikaplah sopan pada sunbaemu!" Marah Siwon.

"Aku tak peduli kau sunbaeku ataupun hoobaeku, karena aku tak mengenalmu"  ucap Donghae yang terakhir sebelum benar-benar pergi dari tempat itu.

Siwon heran mendengar jawaban Donghae, "Dia tak mengenalku? Padahal hampir seluruh sekolah ini mengenalku. Apakah sebegitu tidak pedulinya ia pada lingkungan sekolah ini. Dan apa hubungan namja itu dengan Hyukjae?" Gumam Siwon bertanya-tanya.

*****

Di sebuah rumah yang megah dengan dekorasi warna putih keseluruhan terlihat seorang wanita paruh baya tengah memandangi foto seorang wanita muda yang tengah menggendong anak berumur tiga tahunan sembari menggandeng seorang namja kecil berumur lima tahunan. Tak terasa setitik air mata telah jatuh ke figura foto tersebut.

"Eomma merindukanmu nak..." ucap wanita itu lirih.

Seorang namja muda menghampirinya perlahan,"Uljima eomma, jangan menangis. Aku juga sama merindukannya." Hibur namja itu pada eommanya. Wanita paruh baya itu menatap sendu anaknya.

"Eomma dengar dia bersekolah di tempatmu menimbah ilmu Won-ah..."

"Eomma tahu darimana?"

"Orang kepercayaan  eomma yang memberi tau. Jagalah dia meskipun dari jauh. Eomma akan berusaha sesegera mungkin mengambil hak asuhnya." pinta wanita itu dengan tulus pada anaknya.

"Nde eomma. Aku juga akan berusaha menemukannya. Sekarang eomma harus tersenyum ne."

Seulas senyum tipis wanita itu berikan pada anaknya. Ia sadar sekarang masih ada anak sulungnya yang selalu berada di dekatnya. Meskipun ia merindukan anak bungsunya.

****

Nyonya Lee tampak mondar mandir di depan ruang tamu. Entah siapa yang ditunggunya. Hyukjae ataukah Donghae. Terlihat dari wajahnya ia cemas sekali. Sesekali ia melihat jam dinding yang berada di tempat itu. Pukul 22:00.

Tiba-tiba terdengar suara pintu terbuka. Nyonya Lee langsung berlari menuju depan pintu. Raut lega ia tunjukkan saat yang masuk ke dalam rumah adalah orang yang ia harapkan.

"Kenapa kau pulang telat Hae?"

"Nde Eomma, Hae ada tugas kelompok yang harus selesai hari ini"

"Benarkah? Kau terlambat pulang bukan karena hyungmu meninggalkanmu kan?"

Donghae diam sesaat. "Tidak eomma" terpaksa ia berbohong. Karena jika ia berkata jujur, itu hanya akan menambah masalah saja.

"Kau sudah makan Hae? Wajahmu pucat."

Secret Brother (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang