“Aku.. aku akan menjawab apa yang ingin kalian ketahui.” Ji Ahn kembali menghirup nafas panjang. “Dan setelah itu, tolong jangan tanyakan apapun lagi.”
Ji Ahn mengusap air matanya pelan. Tidak apa-apa, Yoon Ji Ahn. Kau bisa melakukannya. Mungkin memang sudah saatnya semua ini harus diketahui oleh semua orang. Kau tidak boleh takut. Kau seorang Yoon Ji Ahn, kau harus bisa menghadapi mereka. Ji Ahn mencoba memberi semangat pada dirinya sendiri.
“Yang pertama, obat yang berhamburan di lantai itu memang milikku. Dan obat itu adalah obat pencegah kehamilan. Tapi aku tidak pernah mengkonsumsinya satu butirpun. Aku.. juga ingin memiliki keturunan.” Ucap Ji Ahn dengan susah payah. Ia kembali mengusap air matanya yang mengalir. “Yang kedua, aku memang pernah meminta pengacaraku untuk mengurus perceraianku. Tapi itu lebih dari satu bulan yang lalu. Dan aku juga belum mengkonfirmasinya lebih lanjut. Jadi kupikir, proses itu tidak akan berjalan. Aku benar-benar tidak tahu jika dia tetap mengurusnya. Lalu yang ketiga.. seperti yang telah dikatakan suamiku, aku..” Ji Ahn menggantung kalimatnya. Lidahnya benar-benar kelu. Dia seolah tidak sanggup mengungkap pil pahit dalam pernikahannya. Ini benar-benar sulit. Untuk kesekian kalinya Ji Ahn harus menekan hatinya sendiri. Dilihatnya satu persatu-satu wajah yang tengah menjadikannya pusat perhatian. Eomma, apa yang harus kukatakan? Erang Ji Ahn dalam hati. Air matanya yang terus mengalir mengiringi setiap sakit yang semakin mendera. “Aku adalah istri ketiganya. Aku hanyalah orang kesekian dalam rumah tangganya. Aku minta maaf tidak mengatakan yang sejujurnya sejak awal.” Akhirnya Ji Ahn pun mengungkapkan semuanya meskipun dengan tertatih-tatih dan menanggung rasa sakit serta malu yang sangat luar biasa.
“Apa itu artinya anda telah melakukan kebohongan publik? Mengingat selama ini yang anda tunjukkan pada khalayak umum hanyalah keharmonisan yang ternyata kebohongan semata.”
Ji Ahn menghela nafasnya. Dadanya sungguh sesak. “Aku hanya berpikir jika setiap orang memiliki hal-hal pribadi yang tidak harus diungkap ke muka umum. Aku benar-benar minta maaf untuk hal itu. Aku tidak bermaksud untuk melakukan kebohongan apapun.” Ji Ahn pun membungkukkan tubuhnya untuk meminta maaf atas hal yang bukan kesalahannya. Ia benar-benar tidak tahu lagi apa yang harus ia lakukan selain menjelaskan dan meminta maaf.
Setelah membungkuk di muka umum, Ji Ahn kembali memutar tubuhnya menghadap Kyuhyun. Sejenak ia menyunggingkan senyum getirnya. “Aku.. ya, aku memang bukan istri yang baik. Aku hanya bisa mengecewakanmu. Dan aku minta maaf untuk itu semua. Mungkin seharusnya sejak awal kita sudah mengakhiri ini semua. Kyuhyun~ssi, tolong maafkan aku.” Dan Ji Ahn juga membungkukkan tubuhnya di hadapan Kyuhyun, membuat pria itu semakin terdiam.
Ji Ahn kembali menegakkan tubuhnya dan memandang Kyuhyun sekilas. Kemudian mengangkat kakinya keluar dari ruangan yang menjadi nerakanya dalam sekejap itu.
Ji Ahn berjalan dengan cepat dan masuk ke dalam lift. Lalu ia melangkah menuju keluar hotel. Pikirannya benar-benar kacau. Entah akan jadi apa hidupnya dan juga nama keluarganya setelah ini. Ji Ahn tak sanggup membayangkannya. Kyuhyun benar-benar sukses menghancurkan semuanya.
“Ji~ya..” Sehun, Siwon dan Yoonri mengejar Ji Ahn. “Yoon Ji Ahn!” Panggil Sehun.
Ji Ahn pun menghentikan langkahnya, lalu memutar tubuhnya. Dapat dilihat ketiga sahabatnya berjalan menghampirinya.
“Ada apa denganmu? Kenapa kau menyimpan sesuatu sebesar ini sendirian? Kau punya kami, Yoon Ji Ahn. Kau bisa-“
“Maaf.” Ji Ahn memotong serentetan kalimat Sehun. Matanya memandang satu-persatu para sahabat yang sudah seperti saudara baginya itu. “Maaf tidak jujur pada kalian sejak awal. Maaf kalian harus mengetahuinya dengan cara seperti ini. Aku hanya..” Ji Ahn tidak mampu menyelesaikan kalimatnya. Dia kehilangan kata-kata. Dia sudah sangat lelah.
Siwon pun menarik Ji Ahn dalam pelukannya. Sabahatnya itu terlihat sangat rapuh. Wanita itu benar-benar hancur.
Sementara Sehun dan Yoonri, pasangan suami istri itu menatap miris keadaan Ji Ahn. Mereka tidak menyangka jika hal seperti ini akan terjadi pada sahabatnya yang terkenal angkuh itu.
“Yoonri~ya, bawa Ji Ahn ke rumah kita.” Ucap Sehun pada istrinya. “Dan kau Siwon~ah, antar mereka. Aku akan mengatasi keadaan di dalam.”
Siwon dan Yoonri mengangguk bersama. Untuk saat ini, mereka harus benar-benar turun tangan.
~~~ *** ~~~
At Osaka, Jepang
Tuan Yoon dan Nyonya Yoon tengah menikmati waktu santai mereka. Mendengarkan musik klasik dari piringan kuno ditemani dengan secangkir teh dan kue. Ah, benar-benar saat-saat yang membahagiakan. Apalagi beberapa jam yang lalu Ji Ahn juga mengabarkan jika proyek dengan King enterprise sangatlah sukses.
“Kau tahu, rasanya aku ingin terbang ke Seoul sekarang juga.” Ucap Nyonya Yoon. Dia juga ingin menghadiri pesta besar yang saat ini tengah diadakan di hotel keluarga mereka.
“Ck! Jangan kekanakan.” Decak Tuan Yoon. “Kita bisa merayakan kesuksesan itu kapan saja.”
“Tapi suamiku..” Nyonya Yoon mendekat pada suaminya. “Firasatku mengatakan jika aku harus kesana. Kurasa Ji Ahn sangat merindukanku. Eoh, membutuhkanku juga sepertinya. Kau tahu bukan jika putri kita itu terkadang tidak bisa melakukan sesuatu dengan benar tanpa aku.”
“Jangan berlebihan, Namrim~ah..” Ujar Tuan Yoon seraya menatap malas istrinya. “Putri kita itu sudah dewasa. Dia juga sudah bahagia dengan suaminya. Jangan selalu memikirkannya dengan berlebihan seperti itu.”
Bibir Nyonya Yoon pun mengerucut seketika. “Aku ini seorang ibu. Kebatinanku menyatu dengan putriku. Dan aku tidak pernah salah jika itu menyangkut putriku.”
“Aish.. kau ini. Kita bisa-“
Tuan Yoon menghentikan ucapannya ketika melihat ponselnya bergetar. Nampak ada sebuah pesan masuk disana. Pria itu pun mengambil ponselnya yang tergeletak di meja.
“Ah, ini dari Hyojin.” Gumam Tuan Yoon. Itu adalah pesan pribadi dari Tuan Baek Hyojin, sahabat sekaligus orang kepercayaannya yang menjabat sebagai wakil Ji Ahn di perusahaan. “Eoh, sebuah video ternyata.”
Tuan Yoon segera mengunduh video yang dikirim oleh Tuan Baek. Tidak biasanya sahabatnya itu mengirim sebuah video seperti ini.
“Apa itu?” Tanya Nyonya Yoon yang merasa penasaran. Ia pun ikut fokus pada layar ponsel suaminya.
Setelah video itu berhasil diunduh, Tuan dan Nyonya Yoon melihatnya bersama. Dan seketika itu juga, tubuh mereka menegang. Ada Ji Ahn di video itu. Putri mereka itu nampak berlinang air mata. Dan ia mengungkapkan banyak hal yang membuat Tuan dan Nyonya Yoon terkejut luar biasa. Bahkan Tuan Yoon hampir saja membanting ponselnya karena amarah yang dengan cepat merambat menguasai hati dan pikirannya.
Tuan Yoon pun segera mendial nomor Tuan Baek.
“Hyojin~ah!” Seru Tuan Yoon begitu panggilannya diterima langsung oleh Tuan Baek. “Apa maksud video itu, hah?” Teriaknya.
“Jisung~ah, sebisa mungkin besok pagi terbanglah kesini.” Jawab Tuan Baek di ujung sana.
“Apa yang sebenarnya terjadi. Cepat katakan, Baek Hyojin!” Sentak Tuan Yoon pada sahabatnya itu.
“Aku tidak bisa menjelaskannya disini, Jisung~ah. Sekarang aku dan Sehun sedang mengatasi keadaan di hall. Semuanya kacau. Tolong sesegera mungkin datanglah. Bukan hanya nama keluargamu yang hancur, tapi putrimu juga.”
Tut
Tuan Yoon memutuskan panggilannya. Tubuhnya terduduk lemas di sofa. Jika nama keluarganya saja yang hancur, baiklah, tidak apa-apa. Dia masih bisa memperbaikinya. Namun putrinya?
“Ya Tuhan.. putriku. Dia.. bagaimana ini bisa terjadi padanya?” Nyonya Yoon nampak terisak. Dia tidak sanggup membayangkan apa yang terjadi pada putri semata wayangnya.
Tuan Yoon memejamkan matanya sejenak. Lalu menarik istrinya ke dalam pelukannya. “Aku akan menghancurkan siapapun yang berani menyakiti putriku.” Geram Tuan Yoon.
~~~ See You ~~~
KAMU SEDANG MEMBACA
The Third Is The First
FanfictionMungkin istilah 'jodoh tidak kemana' memang begitu tepat untuk Kyuhyun dan Ji Ahn. Kyuhyun tidak pernah menyangka jika kekasih pertamanya, sekaligus cinta pertamanya yang sangat angkuh dan menyebalkan ternyata adalah calon istrinya. Ji Ahn pun juga...
Part 10C
Mulai dari awal
