At lobby of Queen hotel
Kyuhyun berjalan dengan cepat memasuki hotel. Pria itu melihat ada banyak petugas yang berjaga disana. Ah, tentu saja. Di dalam sedang ada acara besar.
Kyuhyun langsung naik ke lantai 12, lantai tempat hall acara diadakan. Setelah keluar dari lift, Kyuhyun menghampiri salah satu petugas yang berdiri tidak jauh disana.
“Dimana Ji Ahn?” Tanyanya pada petugas yang berdiri tegak di hadapannya.
“Ada di dalam hall, Tuan.” Sahut petugas itu.
Kyuhyun pun kembali melangkah, menuju hall. Namun kemudian ia berhenti tepat di pintu hall. Kyuhyun menghirup nafas panjangnya. Matanya terpejam sejenak. Tangannya menggenggam erat amplop coklat dan botol obat yang sedari tadi ia bawa. Mendadak emosinya merambat. Di dalam sana ada Ji Ahn. Dia harus meminta penjelasan wanita itu.
Kyuhyun membuka pintu hall dengan kasar. Ia sedikit terkejut ketika mendapati hall itu padam. Namun kemudian, ia mulai menyadari ada sebuah cahaya. Dan ia dapat melihat Ji Ahn ada di cahaya itu.
Dengan langkah lebar, Kyuhyun pun berjalan menghampiri Ji Ahn. Matanya menatap nyalang wanita itu.
Sementara di ujung sana, Ji Ahn tengah merasakan kegugupan luar biasa. Oh, Ya Tuhan, ini hanya Kyuhyun. Dan ia lumayan muak dengan pria itu. Namun kenapa harus sangat gugup seperti itu?
Ketika melihat Kyuhyun mulai berjalan ke arahnya, Ji Ahn pun menegakkan tubuhnya. Menunggu suaminya itu sampai di hadapannya.
Tatapan tajam Kyuhyun semakin tajam. Matanya lurus menatap Ji Ahn yang kini sudah berdiri di hadapannya. Kobaran amarah di mata pria itu seolah ingin melahap Ji Ahn hidup-hidup. Hanya saja, Ji Ahn tak melihat ataupun sekedar menyadarinya.
Ji Ahn tersenyum canggung. “Hey, aku-“
PLAK
Telapak tangan Kyuhyun mendarat keras di pipi kiri Ji Ahn. Membuat pipi itu memerah seketika.
Ji Ahn menyentuh pipinya yang terasa sangat nyeri. “Apa yang kau-“
PAKK
Kyuhyun melempar kasar amplop coklat yang ia bawa. Hingga amplop itu mendarat lumayan keras di dada Ji Ahn dan menghasilkan suara yang tidak pelan.
Ji Ahn mengerjapkan matanya sejenak melihat amplop coklat yang kini jatuh ke lantai. Ia sungguh tidak mengerti. Kesadarannya masih sangat minim.
“APA MAKSUDMU DENGAN BERKAS PERCERAIAN ITU, HAH?”
Ji Ahn membulatkan matanya. Berkas perceraian? Jadi amplop coklat itu berisi berkas perceraian. Tapi darimana Kyuhyun mendapatkannya? Dia bahkan belum menghubungi Pengacara Kim lagi. Dia belum mengetahui apapun mengenai berkas itu.
“Kau benar-benar menginginkan perpisahan dariku, Yoon Ji Ahn? Kau ingin pergi dariku, hah? JAWAB AKU!”
Rahang Ji Ahn mulai mengeras. Wanita itu menghirup nafas dalam untuk mengatur nafas dan emosinya. Ia tidak boleh lepas kendali. “Aku benar-benar tidak tahu. Aku-“
“Tidak tahu?” Potong Kyuhyun. “Jangan bercanda. Kau pikir pernikahan ini hanya mainan yang berlandaskan perjanjian bisnis? Kau pikir semuanya bisa berakhir begitu saja?”
“Aku tidak pernah mengatakan itu. Aku bahkan-“
“Lalu ini.” Kyuhyun kembali memotong kalimat Ji Ahn. Ia mengangkat botol obat yang ia genggam hingga tepat di depan mata Ji Ahn. “Ini milikmu, bukan?”
Mata Ji Ahn semakin melebar. Meskipun dalam keadaan gelap, ia masih bisa melihat dengan jelas botol apa itu. Itu adalah miliknya. Ya, obat pencegah kehamilan.
YOU ARE READING
The Third Is The First
FanfictionMungkin istilah 'jodoh tidak kemana' memang begitu tepat untuk Kyuhyun dan Ji Ahn. Kyuhyun tidak pernah menyangka jika kekasih pertamanya, sekaligus cinta pertamanya yang sangat angkuh dan menyebalkan ternyata adalah calon istrinya. Ji Ahn pun juga...
Part 10C
Start from the beginning
