Jaehyun tak pernah menyangka bahwa kehidupannya akan berubah 180° setelah kejadian itu, kejadian yang sangat memilukan hatinya. Tak seorang pun yang peduli padanya, mungkin hanya Tuhan yang peduli, pikir Jaehyun. Dan sejak kejadian itu pula sifat maupun sikap Jaehyun tak lagi sama. Bukan Jaehyun yang suka tersenyum dan ramah lagi.
Jaehyun adalah anak yang baik sejak kecil, namun didikan 'baik' yang dia dapatkan bukanlah dari kedua orang tua, melainkan kakek dan neneknya. Mereka selalu berkata bahwa Jaehyun harus menjadi anak yang baik agar kedua orang tuanya tidak kecewa. Jaehyun kecil pun menurut saja saat itu. Dan Jaehyun bukanlah tipe anak yang selalu penasaran pada sesuatu, nyatanya alasan kenapa orang tuanya tak pernah 'hadir' dalam hidupnya pun tak pernah ia tanyakan. Kakek dan neneknya pun tak punya niatan untuk memberitahunya. Yang Jaehyun kecil pedulikan hanyalah 'menjadi baik', polos memang. Namun itulah mindset yang ia songsong sedari kecil hingga masa akhir remajanya.
.
Dan setelah kejadian itu Jaehyun merubah mindset-nya, yang dulunya cukup 'menjadi baik' sekarang, 'jangan percaya orang lain dan baik pada mereka, cukup abaikan'.
Tetapi hati kecil Jaehyun selalu mengatakan hal yang bertolak belakang dengan apa yang dipikirkannya.
Jaehyun hanya ingin diselamatkan dari ini semua. Dari kehampaan dan kepalsuan yang tak sengaja telah dibangun sejak dini.
Karena Jaehyun terlalu rapuh untuk menempuh semuanya 'sendiri'.
"Bantu aku, aku tak peduli bahkan jika kau bukan manusia. Aku hanya mohon selamatkan aku."
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
