Chapter 3

3K 252 4
                                    

Prilly Pov

Kini aku tengah bersiap untuk pulang, berjalan keluar toko dan menghampiri mobilku lantas menyalakannya, tetapi mungkin ini takdirku. Mobil ku mogok ku edarkan pandangan sebelum turun dari mobil. Sepi, pasti karena waktu yang menunjukan pukul 22.30 malam jadi kupastikan akan susah untuk mencari taxi di jam segini.

Turun dari mobil dan bersandar di ujung mobil lantas ku ambil hanphone ku untuk menghubungi bengkel langananku, tapi nyatanya itu sia sia karena pada akhirnya bengkelnya tutup. Huhh...., ku hela nafas gusar sambil memejamkan mata.

"Haii..." ucap seseorang yang membuat ku terkejut, lantas berbalik menatap seseorang yang tadi memangilku

"Hai..., emm kenapa ?" ucapku menanyainya langsung, karena, jelas ada rasa takut yang menghantui diriku melihat seseorang yang tak ku kenal berdiri sambil menatapku.

"Kenapa tidak pulang?....." ucapnya, mungkin ia bingung melihatku berdiri di ujung mobil sambil memejamkan mata dan menghela nafas. Kupandangi lagi dirinya, bingung apakah aku harus mengatakannya atau tidak. Setelah berfikir lantas aku menjawab seperti apa yang ku alami langsung padanya.

"Mobilku mogok, entahlah padahal tadi pagi baik baik saja dan bengkel langanan ku tutup... huhhhh..." entah kenapa hanya itu yang terucap lewat mulutku, sebenernya ragu, binggung, takut itulah yang kini mendominasi hatiku. Takut jika dirinya orang jahat, tetapi melihat dirinya yang sekeren ini aku pun entah kenapa percaya bahwa dirinya bukan orang jahat. Mungkin.

"Apakah kau mau pulang bersamaku...emm, maksudku jika kau tidak keberatan" ucapnya dengan kikuk. Ah.... wajahnya memerah itu sungguh mengemaskan, so cute banget dengan wajahnya yang kini menunduk dengan pipi yang memerah.

"Apakah kau tidak keberatan?...." ucapan itu terlontar begitu saja, sungguh aku bingung dengan itu semua, entahlah ada perasaan senang saat mengetahui bahwa ia mengajaku pulang bersama, atau mungkin itu hanya firasat ku saja.

"Tentu tidak....tunggu.." ucapnya lantas berlari memasuki mobil dan menjalankan mobilnya dan berhenti tepat dihadapanku. Dan keluar untuk membuka pintu mobil untuk ku, sambil berkata.

"Silahkan...." ucapnya dengan senyum tampannya dan meyuruh ku untuk memasuki mobil itu. Entahlah tak ada perasaan takut ketika dia mengantarku pulang yang ada hanya rasa senang.

◇◆◇◆

Ali Pov

Senang satu kata yang kini mewakili hatiku karena dia, orang yang cantik seperti bidadari kini tengah duduk bersampingan denganku. Sungguh jantungku kini berdetak tak beraturan seperti ada gendang didalamnya.

Kupandangi lagi wajahnya. Cantik, satu kata yang mengambarkan wajahnya seperti artis cantik Prilly Latuconsina, ya artis perempuan yang aku idolakan. Bahkan dulu sempat bermimpi untuk menjadi pacarnya tetapi sempet kesel saat ia lebih memilih Aliando Syarief haha...bercanda deng, karena muka ku mirip dengan Aliando jadi siapa tau aku menjadi pasangan terimut seperti Aliando dan Prilly.

Ngomong ngomong aku belom sempet kenalan nih sama dia, mungkin ini saatnya untuk mengetahui namanya. Ya, itung itung kenalan sama orang yang nantinya bakalan jadi pacarku hehe....eh tunggu dia udh punya pacar belom ya... entah lah kan banyak yang ngomong kalo "janur kuning belom melengkung, berarti masih ada kesempatan untuk dia bisa jadi miliku" hehe..... kan kalo orang ganteng ngomong nya bebas ya gak bebs ( Prilly Latuconsina ) ceritanya dia disini jadi pacar aku...( ga boleh protes ) tapi yang ke 2 setelah bidadari cantik yang disamping.

"Ehmm..." ucap ku berdehem untuk memecahkan keheningan yang melanda kami, kulihat dirinya menatapku dengan pandangan bingung dan uhh.... pandangannya itu membuat ia terlihat mengemaskan.

A Destiny [Editing]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang