Day Two

17 2 0
                                    

(A/N : Tori (Tori Kelly) on mulmed)
Sinar matahari menembus kedalam tenda, Nadine mengerjapkan matanya kemudian duduk.

"He--ayo cepat bangun!" Nadine kemudian mengguncang-guncangkan tubuh Alice sambil menguap. "Alice cepat bangun."

"Aku masih mengantuk Nadine, beri aku waktu lima menit lagi." Alice menarik selimutnya hingga menutupi seluruh tubuhnya.

"Tidak. Ayo cepat kita keluar dan berolahraga sebentar saja. Vanessa, Tori, Zee kalian harus ikut juga. Ayo cepat." Nadine meninggikan suaranya. Nadine memang sangat disiplin dan tidak mau membuang-buang waktu. Ia kembali mengguncangkan tubuh kawannya agar terbangun.

"Pukul berapa sekarang?" Tori bangun dengan posisi duduk dan mata yang masih terpejam.

"Sekarang masih pukul tujuh. Ayo kita keluar. Udaranya pasti segar." jawab Nadine.

Setelah bersih-bersih di sungai dan olahraga kecil, mereka berjalan menyusuri hutan dan menempelkan petunjuk di pohon-pohon yang mereka anggap penting. Alice terlihat sangat tertarik dengan pesona hutan kecil tersebut. Tidak jarang mereka tersandung akar-akar besar dari pohon. Secara tiba-tiba Zee teringat dengan kaset yang Tori temukan di hutan itu.

"Entah mengapa tiba-tiba aku teringat dengan kaset itu," kata Zee "Aku ingin menemukan clue." raut wajahnya menjadi serius saat itu.

"Ya aku pun begitu," kata Alice. "Bagaimana kalau kita pergi menyusuri hutan ini dan berpencar? Pasti masih ada barang mencurigakan lainnya yang jatuh di hutan ini." sambung Alice. "Bagaimana? Kalian setuju?"

"Aku takut," kata Vanessa "Bagaimana jika aku tersesat di tengah hutan? Hutan ini sama sekali tidak berpenghuni." ia menolak dengan tampangnya yang khawatir.

Nadine menjadi agak gemas melihat tingkah Vanessa.

"Ayolah Vanessa kau hanya perlu percaya diri. Aku tahu kau tidak akan takut jika kau memang berniat menemukan clue itu. Kau tempelkan saja petunjuk di pohon-pohon." Nadine berusaha membujuk Vanessa yang sifatnya sering pesimis terlebih dahulu baru berani di akhir ini.

"Ah baiklah kalau begitu. Ayo berpencar."

"He--tunggu dulu," sahut Tori "Kita ambil dulu kasetnya di tenda. Kita harus tahu betul detail kaset itu."

"Sebenarnya tidak juga," kata Alice. "Tapi mungkin itu bisa menjadi pedoman kita saat mencari. Ayo kembali ke tenda." Alice dan kawan-kawannya berlari kembali menuju ke tenda.

Setelah mengambil kaset itu, mereka kembali ke dekat sungai dan telah sepakat untuk berpencar. Sekarang, mereka benar-benar terpisah.

"Kenapa hutan ini luas sekali? Haha--baiklah, sekarang aku mulai ketakutan." Vanessa tetap meresahkan dirinya. "Apa aku harus kembali ke tenda? Apa yang harus aku lakukan?" lalu Ia menarik nafasnya dalam-dalam dan membuangnya. "Baiklah. Aku berniat akan mencari barang-barang aneh yang tersisa. Aku yakin aku akan selamat. Ya, aku yakin itu. Lagipula aku juga tertarik pada hal seperti ini asalkan aku terlibat dalan petualangan ini bersama mereka." setelah menenangkan dirinya sendiri, Vanessa pun akhirnya melanjutkan pencariannya. Ia berjalan dengan langkah pendek-pendek. Hal itu hanya memperlambatnya saja.

Di tempat yang lain, Tori terus mencari-cari sesuatu yang ingin ditemukannya itu. Setelah beberapa saat, Tori melihat sebuah sapu tangan kecil atau lebih mirip dengan kain kecil pembersih kacamata di bawah sehelai daun kering.

Tori pun menunduk dan mengambil benda tersebut.

"J?" kemudian Tori membalikkan kain tersebut. "D? Apakah ini benar huruf D? Kecil sekali tulisannya." Ia memasukkan kain kecil itu kedalam saku jaket kulitnya lalu bergegas ke arah tenda.

Has llegado al final de las partes publicadas.

⏰ Última actualización: Dec 22, 2016 ⏰

¡Añade esta historia a tu biblioteca para recibir notificaciones sobre nuevas partes!

Silent.Donde viven las historias. Descúbrelo ahora