1

7.2K 646 86
                                    

Kim Taehyung menyadarkan kepalanya pada sandaran sofa lalu menoleh hanya untuk menyaksikan aksi Park Jimin yang tengah menggoda kekasihnya yang walaupun sudah diberikan tatapan tajam masih saja meneruskan gombalan noraknya.

"Jimin, serius. Kalau kau terus menggodaku, aku bersumpah, tidak akan menerima lamaranmu." Ujar Min Yoongi dan sontak membuat Jimin terpaku. Ekspresi lelaki itu berubah horor dan Taehyung nyaris tergelak kalau saja tidak ia tahan.

"Taehyung, kau sudah periksa kandunganmu ke dokter?" Itu Yoongi yang bertanya, entah sejak kapan ia mengambil tempat di samping Taehyung yang tengah memperhatikan dirinya dan sang kekasih.

Taehyung berdehem kecil lalu tersenyum. "Belum, hyung. Aku belum punya waktu luang untuk melakukan itu."

Sontak Yoongi memberikan dengusan sebal. Ia tahu Taehyung itu sibuk, tapi setidaknya Taehyung harus menyempatkan waktu untuk memeriksakan kandungannya. Bayi dalam kandungannya cukup lemah sehingga Taehyung tidak boleh lengah sedikitpun dan Yoongi menjadi satu-satunya orang yang paling khawatir akan hal itu.

"Taehyung, bayimu itu butuh perlindungan ekstra dan aku yakin kau juga tidak lupa pada hal itu."

Taehyung terkekeh kecil dengan tangan yang menutup mulutnya. Perkataan Yoongi barusan memang tidak salah, tapi mau bagaimana lagi, pekerjaannya sebagai seorang karyawan kantoran (yang akhir-akhir ini sedang mengalami krisis) mengharuskan dirinya bekerja lebih ekstra, dan ia merasa sangat menyesal telah melewatkan jadwal bulanannya untuk memeriksakan kandungan.

"Besok aku janji akan ke dokter. Hari ini aku merasa sangat lelah." Ujar Taehyung seraya menumpukan seluruh berat badannya pada sofa. Tubuhnya merosot pasrah sampai lututnya terantuk ujung meja dan menyebabkan suara 'tak' yang cukup keras. Yoongi sedikit berjengit ketika mendengar suara itu.

"Astaga, Tahyung! Kau bisa cedera bila seperti itu." Seru Yoongi seraya mendorong meja di depannya agar menjauh dari lutut Taehyung yang telihat begitu tajam karena daging yang membungkusnya tidak lebih banyak dari yang Yoongi ingat.

Jimin diam-diam tersenyum saat memperhatikan ekspresi Yoongi yang langka. Yoongi itu minim ekspresi dan Taehyung menjadi salah satu orang yang bisa membuat ekspresi Yoongi berubah-ubah(tentunya yang nomor satu adalah dirinya).

"Hyung, Taehyung sudah tertidur." Jimin mengusap pundak Yoongi dengan pelan.

Yoongi mengangguk kecil lalu pelan-pelan membenarkan posisi Taehyung agar terbaring sepenuhnya di atas sofa kemudian memghampiri Jimin yang berdiri tak jauh dari posisinya.

"Jim, jaga Taehyung. Aku akan memasak makan malam untuk kita."

Setelah mendapatkan anggukan kecil dari Jimin, Yoongi pun melangkah pelan ke dapur kecil dalam apartemen Taehyung. Ya, malam ini Yoongi sengaja menginap di rumah Taehyung karena memang sudah menjadi kebiasaannya melakukan hal itu semenjak Taehyung resmi bercerai dengan Jungkook. Begitu pula dengan Jimin(meski terkadang sesekali memilih untuk pulang ke rumah orang tuanya).

Yoongi jadi teringat peristiwa enam bulan lalu, ketika Taehyung mendatangi apartemennya dengan air mata yang membasahi kedua pipinya. Padahal waktu itu dirinya hanyalah seorang kenalan Taehyung dan mereka tidak dekat sama sekali. Tetapi malam itu Taehyung seolah menitipkan kepercayaannya pada Yoongi yang sampai sekarang selalu Yoongi pegang dengan erat.

Malam itu, Taehyung menceritakan semuanya. Tentang Jungkook, tentang kehamilannya dan tentang keraguannya yang menumpuk secara mengerikan.

"Kenapa?" Yoongi ragu-ragu bertanya, dan Taehyung di depannya hanya memiringkan kepalanya mendengar pertanyaan Yoongi yang tidak ia mengerti maksudnya.

Back TogetherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang