part 2. Flashback

46.4K 1.7K 13
                                    

Flashback on

Saat ingin pergi kekamar, aku melewat kamar Ayah dan Bunda, tanpa sengaja kudengar pembicaraan mereka didalam.
"Yah kenapa harus Anna yang dijadikan jaminannya."tanya bundaku sambil terisak.
"Ayah juga tidak mau kalau Anna dijadikan jaminan tapi mau bagaimana lagi, perusahaan yang aku bangun bersama Ayahku akan bangkrut, dan hanya Anna satu-satunya yang bisa menolong perusahaan dari kebangkrutan."jawab Ayah terlihat gemetar.
"Jaminan? Perusahaan Ayah akan bangkrut jika aku tidak menolongnya? Maksudnya apa sih?"Tanyaku bingung.
Langsung kubukakan pintu kamarnya dan langsung masuk.
"Maksudnya apa Ayah,Bunda?"tanyaku to the poin.
"ANNA"panggil mereka bebarengan karena kaget melihatku yang ada dikamar mereka.
"Jelaskan Ayah maksudnya apa aku dijadikan jaminan Ayah."tanyaku.
"Anna bukan maksud Ayah menjadikan kamu jaminan, hanya saja Ayah sudah tidak punya apa-apa untuk dijadikan jaminan, mobil-mobil bahkan rumah ini akan disita, sedangkan Ayah tidak punya uang lagi, tabungan Ayah tidak cukup untuk mengembangkan perusahaan Ayah lagi, kita sudah bangkrut Nak. Sekarang kita tidak punya apa-apa lagi."ucapnya dengan mata berkaca-kaca.
"Hanya kamu yang bisa menolong Ayah Nak."
"Tolong kamu mau yah dijadikan jaminan Ayah?"Jelasnya sambil memohon.
"APA." teriakku kaget.
"Hanya untuk sementara Nak."
"Ayah mohon banget sama kamu Nak".
"Tapi yah".
"Anna sayang jika kamu gak mau di jadikan jaminan Ayahmu, tidak apa-apa Nak".jelas Bunda.
"Maksud kamu apa Bun, kamu mau kita jadi gelandangan hah."bentak Ayah kepada Bunda.
"Lebih baik aku jadi gelandangan dan ngemis-ngemis daripada Anakku yang kamu jadikan jaminamnya".bentak Bunda dibarengi tangisan.
"Anna Ayah mohon Nak bantu Ayah sekali ini saja."
"Apa kamu mau keluarga kita dihina dan dicacimaki sama orang-orang, dan apa kamu mau kita jadi gelandangan."Tanya ayah langsung membuatku menangis.
Aku tidak mau dijadikan jaminan tapi Aku tidak mau Ayah dan Bunda bertengkar, juga tidak mau keluargaku bangkrut dan ngemis-ngemis dijalanan.
Jika memang ini yang bisa ku lakukan untuk membuat mereka bahagia maka aku akan bersedia dijadikan jaminan Ayahku.
Aku akan melakukan apapun agar Orangtuaku bahagia.
"Baiklah Ayah aku bersedia jadi jaminan mu."ucap ku yang langsung bikin mereka kaget.
"Apa kamu serius Nak."tanya Ayah meyakini..
sedangkan Bundaku masih menagis bahkan tangisannya lebih kencang dari yang tadi.
"Iya Ayah aku serius"balasku gemetar menahan tangis.
Ayahku langsung memelukku.
"Terima kasih Anna sayang"ucap Ayah disela pelukan kami.
Flashback of
***
Tian pov
Kulangkahkan kakiku menuju rumahku bukan rumah orangtuaku, dan pada saat aku membuka kenop pintu aku langsung di kaget oleh Mamah yang sudah ada di depanku.
"Mamah? Sedang apa Mamah disini?"tanyaku heran.
"Memangnya Mamah tidak boleh datang kerumah kalian begitu."balas Mamah sambil menautkan tangannya didada.
"Bukan begitu Mah...Ah sudahlah aku cape ingin istirahat."ucapku dan langsung melangkah menuju kamar.
"Tian,Mamah belum selesai bicara."ucap Mamah yang tidak digubris olehku.
Saat ku masuk kedalam kamar,Anna langsung mencium tangan kananku.
"Kak mau langsung makan atau mau mandi dulu?"tanya Anna sambil mengambil alih tas dan jas kerjaku.
"Mandi"jawabku ketus dan langsung masuk kedalam kamar mandi.
Selesai mandi kulangsung menuju ruang makan,kulihat disana sudah ada Mamah dan Anna yang sedang menyajikan makanan dimeja makan.
"Tian, sini Nak."suruh Mamah dan aku langsung jalan menuju ruang makan.
"Mamah tau kamu malas bertemu Papahmu, tapi kamu harus tau Papah mu sangat menyayangimu."
Baru saja kududukan pantatku ke kursi Mamah sudah mulai menyeramahiku.
"Mah,Tian bukannya malas ketemu Papah, hanya saja minggu-minggu ini tian sangat sibuk."
"Harusnya Mamah ngerti dong, lagi setiap hari juga ketemu Papah."jelasku.
"Ya sudah habiskan makananmu, susah kalo ngomong sama kamu Mah."
***
Anna pov
Selesai cuci piring aku langsung pergi kekamar,Mamah mertuaku pun sudah pulang sehabis makan.
Aku langsung masuk ke dalam kamar namun di dalam tidak ada siapa-siapa.
"Kemana Ka Tian,bukanya tadi dia ingin langsung istirahat selesai di ceramahi Mamah."tanyaku sambil senyum-senyum tidak jelas mengingat pertengkaran Ibu dan Anak.
Namun sedetik kemudian senyumanku langsung hilang saat mengingat diriku bersama kedua orang tuaku.
Aku merindukan mereka, merindukan pelukan hangat mereka.
Bisa kah aku berkumpul kembali bersama orang tuaku.
***

Jaminan Ayahku (Sudah Terbit)Where stories live. Discover now