Bagian 1

4.7K 423 37
                                    


Eunji berjalan beberapa langkah di belakang Sehun, menelusuri jalan setapak di tengah padang ilalang yang sangat luas. Tumbuhan ringan itu tumbuh lebat, bergoyang indah bak riak air saat angin menyapa ujungnya yang menguning. Di ujung padang ilalang ada danau kecil, biasanya Sehun dan Eunji akan menghabiskan berjam-jam duduk di pinggiran danau, berbagi cerita apa saja. Sejak kecil Eunji dan Sehun kerap kali mengunjungi tempat itu, di sana (pinggiran danau) juga menjadi tempat Sehun mengutarakan perasaannya, sebelum akhirnya mereka sepakat menjadi sepasang kekasih sejak lima tahun silam.

Senyum Eunji terkembang, dia menikmati semilir angin dan sinar matahari yang terasa hangat sore ini dengan mata setengah terpejam, sesekali Eunji juga bersandung, telapak tangannya menyentuh puncak ilalang yang tingginya hampir menyentuh pinggangnya. Eunji memandangi punggung Sehun yang sejak tadi tidak berbalik, pria itu diam saja. Eunji mengeryitkan, sedikit heran melihat kekasihnya yang tidak mengucapkan sepatah kata, padahal biasanya Sehun selalu banyak bicara.

Eunji terkesiap lalu sekoyong-koyong berhenti, Sehun tiba-tiba berbalik, pria itu mendekatinya, sedikit menunduk untuk mensejajarkan tinggi badan mereka yang terpaut lebih dari dua puluh senti.

"Kau pernah bilang akan melakukan apapun untukku, benar?"

Eunji mengangguk.

"Kau bilang hidup kita terlalu miskin dan akan terlihat menyenangkan jika kita memiliki banyak uang."

Eunji mengangguk lagi, agak bingung, tak paham arah pembicaraan Sehun yang terdengar aneh di telinganya.

"Aku ingin punya uang banyak, aku ingin bisa membeli apapun yang aku inginkan. Aku ingin membuka toko pakaian yang besar di pasar Myeongdong, aku ingin sukses seperti Tuan Cho yang cerewet itu."

Eunji mengangguk lagi, dia tertawa kecil ketika Sehun menyebut Cho Kyuhyun dengan kata cerewet, meski Eunji sangat setuju dengan itu. Pria paruh baya yang memperkerjakan Sehun sebagai kuli panggul di tokonya itu, memang terkenal sangat cerewet dan juga pelit.

"Ada seseorang yang bisa memberiku banyak uang hanya dengan satu syarat mudah, dia akan memberiku 100 juta won."

"APA? 100 JUTA WON???"

Eunji mengangga, dia berpikir mungkin Sehun sudah gila, kemiskinan sudah membelit mereka sejak lahir. Sehun meraih jemari Eunji lalu menggenggamnya erat, menarik gadis itu untuk mengikuti langkahnya. Eunji masih bingung, tapi tidak pula bertanya. Sebuah Audi hitam keluaran lama berhenti di ujung ilalang, Sehun tersenyum singkat, dia berhenti, berbalik, kembali menghadap Eunji.

"Syaratnya adalah...aku hanya perlu menyerahkanmu padanya, lalu dia akan memberiku 100 juta, tunai."

Eunji terkejut, dia semakin tidak mengerti apa yang sebenarnya ingin Sehun terangkan padanya. "Maksud----Oppa?"

"Sebentar lagi kau akan mengerti."

Sehun melambai pada pria sipit di ujung ilalang, dia mengeratkan genggamannya pada jemari Eunji.

"Sehun Oppa."

Eunji menahan langkahnya, rasa takut mulai menghujamnya, dia menatap ngeri pria dingin yang berdiri lima langkah di depan mereka. Sehun kembali membalikkan badan, melihat Eunji dengan tatapan yang berbeda, dingin, datar, tak berperasaan. Tatapan yang tidak dikenal Eunji, tatapan yang membuat Eunji merasa jika pria yang berdiri di depannya kini, bukanlah Oh Sehun yang sudah dia kenal sejak kecil.

"Dengarkan aku Kwon Eunji. Mulai hari ini kau akan tinggal di rumah Byun Baekhyun, aku menukarmu dengan uang itu, aku lelah hidup miskin dan Baekhyun bersedia membayarmu."

The Second OPERATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang