17. I Know I Need Somebody

39.2K 1.4K 88
                                    

Multimedia : How to Love by Cash Cash ft Sofia Reyes

Multimedia : How to Love by Cash Cash ft Sofia Reyes

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

p a r t seventeen


Cara tidak biasa yang digunakan Ethan untuk menuruni tangga membuatnya harus rela menerima lemparan handuk dari Elena. Gadis itu barusaja keluar dari dapur sambil membawa sepotong kue tepat saat matanya menangkap ulah konyol Ethan yang duduk di pegangan tangga berbahan besi warna abu-abu, kakaknya itu lalu meluncur turun layaknya anak TK sedang bermain perosotan. Jika perhitungan dan kesigapan Ethan tidak tepat, bukan tidak mungkin laki-laki itu akan jatuh menghantam lantai.

"Norak amat sih lo!" ucap Elena sambil mengunyah kue coklat. Rambutnya yang baru selesai dikeramas masih meninggalkan jejak basah di kaos. "Ya Tuhan malu banget gue punya kakak kayak lo, Tan."

"Lebay lo!" balas Ethan berikut lemparan kembali handuk milik Elena sampai mendarat tepat di atas kepalanya. "Abi mana?"

"Abimana? Abimana Aryasatya? Lah, ngimpi ae lo, Tan, yakali artis dateng ke rumah kita."

"Bukan dia, panjul!" jawab Ethan lengkap dengan satu toyoran di pelipis Elena. Gadis itu gagal menggigit kuenya. "Abi spasi mana, bukan Abimana yang artis itu. Maksud gue Abigail mana?"

"Oh," Elena manggut-manggut sambil menikmati makanan manis kesukaannya. "Emang udah balik?"

"Udah tadi gue lihat dia—nah, tuh dia bocahnya," tudingan Ethan pada seorang gadis yang nampak cantik mengenakan kemeja jeans biru muda mengarahkan pandangan Elena pada satu obyek yang sama.

"Hai, kakak-kakak," sapa Abigail polos dan kelewat ramah. Dengan santai dua tangannya berdadah-dadah ke arah Ethan dan Elena. "Kok pada disini? Ada acara apaan?"

"Nih ada yang nyariin lo mulu, Bi," ucap Elena sembari melirik jahil pada Ethan.

"Kenapa pulang sampai sore banget sih, Bi? Kemana aja tadi? Katanya cuma nonton, nggak mampir ke tempat lain kan? Nggak macem-macem kan? Nggak diajarin yang enggak-enggak kan?"

Elena tersedak kue yang sudah hampir ditelannya. Telapak tangannya lalu menempel di dada Ethan, sejenak berlalu, lantas berpindah ke dahi Ethan. "Lo ngapa, tong? Macem Abi abis balik perang aja. Hahaha. Yailah!"

"Nggak jadi nonton, Kak. Adanya tiket yang malem, kan aku nggak boleh pulang malem-malem katanya. Ya udah tadi cuma makan aja sambil jalan-jalan. Eh, pas mau pulang kan barengan sama jam pulang kantor makanya kejebak macet," jelas Abigail menimbulkan rasa lega di benak Ethan.

"Dengerin tuh, orang Abi udah segede gini masih aja lo khawatirin, Tan," Elena menyahut.

"Abis ini lo langsung mandi terus siap-siap ya, Bi," ucap Ethan. Apa yang dia ucapkan seperti diluar pemahaman Abigail, karena gadis itu segera menunjukkan ekspresi bingung. "Lo lupa sama ajakan gue tadi siang?"

"Ajakan—oh, jadi emangnya, Kak?"

"Jadi lah, gih siap-siap ya," perintah Ethan yang kemudian segera dilaksanakan oleh Abigail. Setelah gadis itu menaiki tangga dan sosoknya tidak lagi terlihat, Ethan melirik pada Elena yang nampak cengar-cengir aneh sambil mengintimidasinya lewat tatapan. "Apa? Tampang lo minta banget dibully."

Feeling High ✔Where stories live. Discover now