BAB 10

2.4K 315 9
                                    

Kini Stefan tengah memandangi Yuki yang tengah tertidur nyenyak di dekatnya. Hari ini adalah pagi ketiga Yuki berada di Amerika setelah 2 bulan mereka berpisah kerena pekerjaan Stefan. Ia tersenyum bahagia memandangi wajah Yuki yang kharismatik meskipun terselip beberapa helai rambut yang menutupi kecantikannya. Stefan menyeka anak rambut Yuki dengan pelan hingga wajahnya terlihat jelas. Hembusan nafas Yuki yang teratur turut serta mengembangkan senyum Stefan semakin lebar kala memandangnya. Ia menumpu kepala dengan tangannya lalu menjelajah wajah Yuki yang tengah tertidur dengan jemarinya.

"Kalo tidur gini makin imut, gak mau cepet-cepet bangunin kamu Bi" Tutur Stefan mendekati wajah Yuki lebih dekat "Kamu tau Bi, aku bahagia bisa ditakdirkan hidup bersamamu. Kamu adalah impianku yang jadi nyata" Ungkapnya jujur dan menghela nafas "Ketika aku membuka mata di pagi hari dan melihat wajahmu dari dekat, aku merasa seperti terlahir... Mungkin terdengar lebay, tapi jujur saat aku melihat wajahmu yang tertidur seperti ini, aku telah melihat takdirku bahwa aku memang terlahir untuk mencintaimu, selamanya."

"Mungkin memang takdirku terlahir ke dunia untuk mencintai seorang Yuki Kato kali ya Bi, makanya begitu aku mengenalmu untuk pertama kalinya hatiku berkata kita akan bersama selamanya. Maaf aku merahasiakan hal ini, karena aku tahu kamu pasti akan meledekku gombal. Tapi inilah isi hatiku Yuki, mencintaimu selamanya dan semakin aku mengenalmu, aku semakin yakin bahwa aku memang terlahir untuk mencintaimu sepenuh hati"

Stefan mengecup kening Yuki dengan segenap hatinya "Kamu tau Bi, banyak orang yang tak percaya kata hatinya sendiri, tapi aku sangat percaya dengan kata hatiku. Hatiku yang mengukir satu nama, hanya namamu justru menguatkan hatiku dari cobaan untuk tetap utuh. Ini cintaku Bi, dan tak ada yang bisa menghentikanku untuk terus mencintaimu kecuali Tuhan. Kita udah bahagia sayang, cobaan berat pun sudah aku lalui dan kini aku melihatmu hari ini disampingku. Aku mau kita terus melangkah bersama ya Bi, menghadapi kerikil kecil cinta kita dan kamu yang terus tersenyum untukku. Mungkin kalau dijadikan lagu, cintaku itu bisa menghabiskan banyak kertas dan tinta. Jika dijadikan musik, mungkin terlalu banyak alat musik yang harus memberikan nada untuk membuktikan cintaku hanya milikmu" Puji Stefan terus memandang wajah itu "Aku mencintai kamu Baby, sangat mencintaimu" Imbuhnya sungguh-sungguh.

"I love you too..." Balas Yuki membuat Stefan tertegun saat melihatnya membuka mata

"Makasih ya buat cintamu Bi, kalau diukur dengan semua isi dunia dan lapisan langit... Cintamu melebihi dari itu semua. Cintamu terlalu indah dan aku sangat bahagia bisa memiliki cinta dari belahan jiwaku. Kamu memang cahaya Tuhan untukku, Bintang dihatiku, dan Belahan jiwaku. Aku juga percaya takdir Baby, takdirku bersamamu selamanya. Morning..." Kata Yuki tersenyum

Stefan tersenyum malu dan mencubit hidung Yuki gemas menutupi rasa malunya karena kedapatan memuja Yuki disaat tidur "Udah bangun gak ngomong-ngomong" Gerutunya malu

Yuki menumpu kepalanya dengan tangan "Kalo aku bangun, kamu pasti gak bakal ungkapin semua isi hatimu kepadaku" Tuturnya mantap "Gak nyangka kalo my baby begitu mencintaiku, jadi bangga bisa naklukkin satu cowok sampe cinta mati sama aku. Hebat...." Yuki membanggakan dirinya sendiri

Stefan jadi gemas dengan sikap Yuki "Narsis..."

"Biarin, Wek!" Yuki memeletkan lidahnya spontan Stefan tertawa menimpa Yuki yang memekik kaget meski kedua siku Stefan menahan dirinya sendiri agar tak terbebani "Baby rese nih! Suka banget nibanin aku" Gerutunya sebal spontan Stefan terkekeh lalu mengecup bibirnya

"Habisnya kamu nakal sih, buat aku gemas nibanin kamu selalu"

Yuki bergeliat sebentar dan mengalungkan tangannya dileher Stefan "Oke... Terserah kamu deh mau nibanin atau dudukin aku kek, aku udah gak perduli sama sekali. Soalnya udah jadi hobi seorang Stefan William pilot kece badai fix banget seada-adanya yang lovedead sama Yuki Kato model cantik sejagat raya"

NOT LOVE STORY - SOULMATEWhere stories live. Discover now