H.O.P.E 1

19.8K 984 109
                                    

Song fict : Atas Nama Cinta By Rossa

Hinata menatap lesu jam dindingnya yang terasa berdetak begitu lambat. Wanita berambut indigo panjang itu kembali mengelus perut besarnya sembari mendesah malas.

"Huuuhh....ini sangat membosankan..benar kan Bolt?", Hinata kembali mengajak bicara kandungannya.

"Tidak ada yang bisa dilakukan...mau tidur juga belum mengantuk..haaahhh", keluh Hinata yang kini mulai meletakkan kepalanya di atas meja dengan lesu. Sudut matanya tetap melirik malas ke jam dinding.

Tok tok tok

Amethyst Hinata berbinar setelah mendengar suara ketukan di pintu rumahnya yang kedengaran pelan dan ragu-ragu itu. Ia segera bangkit dan bergegas untuk membukakan pintu bagi orang yang diluar itu.
Dalam hatinya begitu senang, membayangkan tentang siapa yang di luar itu.

"Mungkin itu tukang piza yang salah alamat lagi Bolt...lumayan...malam ini kita makan piza gratis..hihihi", Hinata terkikik geli membayangkan dirinya yang kembali mengerjai tukang piza nyasar seperti waktu dua bulan yang lalu.

Ya..singkat ceritanya, waktu itu malam sangat dingin menusuk tulang. Seperti tadi, Hinata juga tengah mengeluh karena kebosanan yang menderanya, namun tanpa diduga seorang pengantar piza datang dengan sepuluh kotak piza pedas ukuran jumbo. Piza boy itu bertanya apakah Hinata yang sudah memesan Piza via online.

Entah setan mana yang merasuki wanita indigo itu, dengan tanpa pikir panjang ia mengangguk. Secara tiba-tiba keinginan makan piza yang amat sangat muncul di diri Hinata setelah melihat sepuluh kotak makanan asal italia itu, alhasil kebohongan nakal itupun tercipta dan wala! Hinata dapat sepuluh kotak piza gratis..karena orang yang memesan piza itu sudah membayar sebelumnya...Keberuntungan bayi..,itu menurut Hinata.

Ia benar-benar terlalu bersemangat membayangkan akan makan piza gratis lagi hingga tanpa sadar setelah ia membuka pintu, wanita berambut indigo itu segera mengulurkan tangannya..bermaksud menerima piza dengan segera, tanpa tahu siapa sebenarnya yang datang.

Sepersekian detik kemudian, Hinata hanya bisa terpaku pada tempatnya berdiri. Menatap netra sebiru saphire yang ada di hadapannya dengan keterkejutan yang amat sangat.

Pria pirang di hadapannya itu tersenyum lembut menatapnya. Menatap Hinata dengan pandangan memuja, seolah ia adalah berlian ribuan karat yang amat sangat langka.

Dalam sekejap netra saphirenya mengalirkan air mata, pria itu menangis. Naruto Namikaze menangis sambil mendekap erat tubuh seorang Hinata Hyuga, wanita yang sudah ia sia-siakan dan ia tolak mentah-mentah.

Hinata hanya tak bisa berkata apapun. Tubuh wanita itu terbekukan oleh rasa senang dan kebahagian luar biasa yang meledak secara bersamaan dalam dirinya.

Namikaze Naruto, satu-satunya pria yang ia harapkan jadi pendamping hidupnya kini tengah memeluknya erat dengan penuh kasih sayang....entahlah..Hinata hanya senang. Perlahan tangan seputih susunya membalas pelukan sang pria.

Pelukan yang sarat akan cinta dan kerinduan itu berlangsung cukup lama. Kedua insan lawan jenis itu seolah menjadi egois dan tidak ingin bertoleransi pada waktu yang mencoba mengganggu mereka.
Namun tentu saja pelukan itu akhirnya berakhir, oleh Hinata yang terlebih dulu melepas pelukannya.
Saphire Naruto menatap Hinata lekat. Tangan tan besarnya membelai pipi mulus sang wanita.

"Hinata....",lirihnya.

Naruto Merasakan sensasi seperti terbang perlahan dan stabil di angkasa ketika tangan mungil nan lembut milik sang hime menggenggam tangannya yang tadi membelai pipi wanita itu. Senyuman manis dan lembut terukir di wajah ayunya.

Love You LatelyWhere stories live. Discover now