Part 2

17 1 0
                                    

Ramon pergi ke tanah kosong yang ia lihat ketika pergi ke rumah sang wanita tadi. Ketika sampai, ia melihat - lihat tanah kosong tersebut. Bentuk, tekstur, dan warna tanahnya sama persis dengan tanah yang ada di toples.

Ramon langsung menjadi lebih bersemangat dan melihat-lihat daerah tanah kosong tersebut. Ia menemukan sebuah pohon besar. Ramon menuju ke pohon tersebut. Di pohon, terdapat sebuah simbol yang sama dengan simbol yang ada di dadanya. Ramon melihat ke bawah dan terdapat gundukan tanah.

Ramon mulai menyadari arti dari sekop kecil tersebut dan mulai menggali. Setelah menggali, ia menemukan sebuah kotak dan sebuah kertas bertuliskan "my identity" di atasnya.

"Akhirnya!" Teriak Ramon senang.

Ramon membuka kotak kecil itu perlahan-lahan. Setelah dibuka, kotak tersebut terdapat sebuah memory card HP di dalamnya. Ramon langsung membukanya dan memasukannya ke dalam HP miliknya. Di dalam memori tersebut, terdapat sebuah video dan beberapa file lainnya.

Ramon membuka video yang berada di dalam memori tersebut. Di sana, ia menemukan dirinya terlihat letih. Ekspresi Ramon di dalam video menunjukkan bahwa ia terlihat seperti tidak tidur selama beberapa hari. Background video menunjukkan kamarnya yang terlihat berantakan.

"Baiklah, Ramon. Jika kau mendengarkan video ini, maka kau berhasil memecahkan kode yang akan kau buat sendiri nantinya." Kata Ramon di dalam video tersebut dengan nada yang terengah-engah.

"Jika kau lihat aku sekarang, mungkin kau akan bertanya kenapa aku terlihat lelah dan tidak seenergetik biasanya."

Ramon di dalam video menghela nafas.

"Aku lari."

Ramon yang sekarang bingung dengan jawabannya di video tersebut.

"Ya, aku lari karena ingin mengungkapkan kebenaran tentang tempat di mana kita bekerja sebelumnya."

Jeda. Ramon di dalam video terlihat mengambil nafas.

"Badan intelegen negara."

Ramon yang sekarang terkejut.

"Aku tahu kau akan terkejut dengan hal ini. Tapi, aku akan memberi tahu alasannya kenapa."

Ramon yang sekarang menjadi semakin penasaran.

"Kau tahu, konspirasi-konspirasi yang negara ini ciptakan? Beberapa dari mereka ada benarnya. Aku hanya tidak tahan perlakuan mereka terhadap orang-orang yang mereka siksa demi sebuah senjata berbahaya. Mereka bereksperimen terhadap senjata biologis yang aku ciptakan sendiri. Kemampuan senjata ini, jika mencapai potensi maksimalnya, bisa memusnahkan manusia lebih cepat dari sebuah bom atom."

Ramon terus menatapi video yang ia buat sendiri dengan serius.

"Dan dengan tujuan baik, aku ingin menyebarkan segala informasi yang aku tahu ini kepada dunia. Aku tidak ingin para penjahat berdasi ini menguasai dunia dengan senjata ini."

Ramon terus melihat videonya.

"Dan sekarang, aku lelah untuk berlari lagi. Setiap kali aku lari, mereka selalu menemukanku. Tidak ada tempat bersembunyi lagi di dunia ini. Aku tidak bisa menyebarluaskan semua bukti yang terdapat di memori ini karena mereka selalu menemukan cara untuk menghambat koneksi internetku dan membunuh hampir semua orang kepercayaanku. Karena itu, kau, diriku di masa depan, akan mengekspos semua kebusukan ini. File-file lain di memori ini, sebarkanlah. Aku tidak tahu apa yang akan terjadi kepadaku setelah aku menghadap mereka di rumah ini. Tapi, apapun itu, aku yakin mereka tidak akan membunuhku. Mereka masih membutuhkan kecerdasanku untuk hal lainnya. Karena itu, aku memberikan petunjuk-petunjuk yang aku rasa hanya kaulah yang tahu. Sekarang, aku akan mengakhiri video ini dan mempersiapkan babak akhir yang akan menjadi awalmu. Berjuanglah, Ramon."

My IdentityWhere stories live. Discover now