Threadbare voyage of love - Akashi Seijūrō

Mulai dari awal
                                        

"Hanya kau dan aku, psikopat."

"Apa yang kau mau dariku, (F/N)? Sampai kau terlihat terlalu desperate untuk meminta bantuan dari seorang kriminal sepertiku, hmm-?"

"Jangan menggoda atau meremehkanku, Akashi. Percayalah. Kau masih bisa menghirup oksigen di sini, itu semua terjadi karena belas kasihanku."

"Begitu?"

"Ya. Kau harus tau diri, Akashi."

Spontan, Akashi memukul dengan keras kedua tangannya menuju meja besi yang menghalangi dirinya dengan (F/N). Tatapan yang tadinya terlihat senang, perlahan berubah menjadi marah.

"Jangan pernah kau meremehkan atau merendahkanku, (F/N). Aku hidup karena kuatku sendiri."

"Tidak. Kau tidak bisa berbuat apa-apa jika kau sendirian."

"Kau-"

Perkataan Akashi terhenti ketika kedua tangannya menjangkau leher kurus milik (F/N). Tetapi belum sempat Akashi menjangkau leher (F/N), (F/N) sudah mengarahkan pistol miliknya menuju dahi Akashi. Sebuah senyuman tipis terukir di wajah (F/N) sebelum dirinya kembali berbicara,

"Respon yang bagus. Mari kita mulai kesepakatan kita?"

"(F/N)... Tch, kumaafkan kau karena belas kasihanku."

"Oh-? Sombong sekali, Akashi. Kau boleh membunuhku sekarang! Silahkan!"

"Tidak. Jelaskan kesepakatan yang ingin kau ucapkan tadi."

"Baiklah. Tarik dulu kedua tanganmu yang kotor itu jauh-jauh dariku."

Kedua lengan Akashi pun ditarik kembali menuju posisi awal dimana keduanya berada dalam keadaan normal. (F/N) menghela napas panjang sebelum berucap,

"Kau akan diberikan sebuah tugas mulia yaitu menangkap salah satu koruptor yang paling tidak tersentuh di dunia ini. Jika kau berhasil, akan ada keringanan untuk penahananmu dan jika kau tidak berhasil, kau mati."

"Koruptor?"

"Ya. Dia merupakan salah satu rekan kerja Ayahmu. Penjagaan rumahnya sangatlah ketat, bahkan puluhan atau lebih penjaga dikerahkan untuk menjaganya."

"Tinggal membunuhnya, bukan?"

"Tidak. Ini hanyalah misi penangkapan, bukan pembunuhan."

"Tidak menyenangkan kalau begitu."

"Kau menerimanya atau tidak-?"

(F/N) pun berdiri dari kursinya. Kedua kakinya terbawa mendekati sosok Akashi yang terdiam seraya berpikir. (F/N) pun duduk di sisi meja tersebut, menghadap kepada Akashi.

"Kau bisa menerimanya dan selamat jika berhasil atau membusuk di penjara ini."

"Kau pasti berpikir aku sudah gila karena aku psikopat, (F/N)."

"Kau memang gila."

"Aku tau. Aku menerima kesepakatan ini. Kapan kita berangkat?"

"Tentu setelah ini. Kita punya waktu 24 jam sebelum misi ini terlaksana."

"Bagus."

(F/N) menganggukkan kepalanya sekali sebelum menepuk kedua tangannya, memberikan sebuah tanda verbal untuk para penjaga sekitarnya untuk kembali membukakan pintu dari ruang pertemuan. Akashi dipaksa untuk berdiri dan dituntun untuk mengikuti kemanapun sosok (F/N) pergi. Keduanya pun berakhir di dalam sebuah helikopter khusus,

Integument 「 Kuroko no Basuke's Drabbles 」Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang