#Dejavu

39 4 1
                                    

Update: 28 Agustus 2016

Edited: 07 Oktober 2016

×××

Kayra POV

"Kayra Nadia Letta!!!"

Aku menoleh kebelakang mencari arah suara tersebut dan mendapati Vannesa berlari ke arahku.
"Kay, bisa gak kalau gue manggil langsung berhenti?" ucapnya tersenggal-senggal.

"Kalau gak bisa, gimana dong?" wajahku kubuat sepolos mungkin. Kulihat raut wajah Vannesa yang tadinya berseri-seri sekarang ditekuk.

"Aelah, sahabat lu lagi bahagia malah lu ejek. Tai lu." Vannesa mendengus kesal.

"Iyaadah, bahagia kenapa lu?"

"Iyalaah, si Vannesa bahagia orang baru jadian sama Rayhan Andrea Francisco." Celutuk Okta

'Deg'

"Okta mah. Baru aja gua mau bilang sama Kayra..."

"Seriusan, nes"

Vannesa mengangguk.
Tubuh ku lemas seketika mendengarnya. Jika boleh ingin kuteriakan.
'Secepat itukah kalian jadian? Kalian tau gak ada yang tersakiti? Kalian punya hati gak?!'

"Dan lo tau apa yang tambah bikin gua happy, dia nembak gue didepan rumah gue. Malam-malam, sumpah sweet banget..."

Aku merasakan aura kebahagian disekeliling Vannesa.
'Deja vu' kejadian ini terulang lagi. Layaknya sinetron indonesia yang gak tamat-tamat bagian ini kembali terulang. Sama persis ketika Okta jadian dengan Rehan. Kakak kandung dari Rayhan.

Mengapa aku bisa jatuh cinta dengan kakak beradik itu?
'Tarik napas, ra. Berusaha se-normal mungkin. Jangan sampai ada yang tau raaa'

"Waah, lo jadian gak bilang-bilang. Tai lu. Gua dianggap apa sama lu?"

"Hehe, sorry raaa. Gue mau langsung ngasih tau sama lo, tapi..."

"Yaudahlah, yang penting lu gak boleh lupa PJ(pajakjadian). Kalau gak, gak gua doain lu langgeng."

"iish, maaaf atuh ra. Jangan ngedoain yang gitu-gitu dong. Iya, ntar siang gua traktir lu makan."

"Hehe, oke deh. Gua tagih loh ntar.."

"Nes, ta gue mau ke ruang musik dulu ya. Kemaren barang gue ada yang ketinggalan." ucapku berbohong

"Perlu gua anterin gak?" tanya Okta, aku menggeleng.
"Oh, kalau gitu gue sama Vannesa duluan ya.."
Aku mengangguk. Sebenernya tidak ada satu barang ku yang tertinggal hanya saja...

***

Aku melangkahkan kakiku kearah yang berbeda. Vannesa dan Okta ke arah kanan sedangkan aku ke arah kiri.
Papan bertuliskan 'Ruang Musik' tergantung di atas pintu.
Aku berjalan menyusuri lantai ruang musik.
Aku melihat keberadaan gitar yang kucari dan mengambilnya.
Aku memetikkan senar gitar tersebut dan sebuah lagu mengalun keluar dari bibirku.

Kembali lagi terulang
Tergores hatiku ini
Setelah lama menyimpan
Rasa ini terlalu dalam
Terlalu dalam

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Dec 16, 2016 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

BullshitWhere stories live. Discover now