The Flower For Future

Mulai dari awal
                                    

Ia tak lagi sendiri.

Hermione entah dengan mantra apa dan nyali yang sangat besar mendekat padanya. Dan seiring waktu membuat Draco senang namun juga jengkel dengan wanita keras kepala itu. Dan seiring berjalannya waktu tak ada lagi kata-kata darah lumpur yang di keluarkan Draco teruntuk Hermione.

"Oh bisakah kau pergi ketempat para ular Malfoy? Kami tak membutuhkan mu," Ron dengan pandangan sengit dan masih mengunyah paha ayam.

"Oh aku tak bicara denganmu Weaselbee," Draco membalas.

"Lagipula aku ini ular jelmaan, mungkin saja kalian tak akan memyadari jika aku tiba-tiba menjadi bagian para singa," bisik Draco ke telinga Hermione yang sedari tadi berusaha untuk mengabaikannya.

"Oh Malfoy go way," Hermione mendorong wajah Draco menjaga jarak.

"Nope." Mutlak Draco menduduki kursi di sebelah kiri Hermione yang kosong.

"Kau tahu Malfoy? Kau bisa di kira menyukai Hermione jika terus-terusan seperti ini," goda Ginny yang berada di sebelah kanan Hermione.

"Oh benarkah? I fall damn in love with her," Draco melihat Hermione dengan tatapan berbinar yang di buatnya main-main.

Harry dan Ginny terkekeh mendengar ucapan Draco namun tidak dengan Ron yang masih menatapnya benci.

"Jadi?"

"Jadi apanya?" Tanya Hermione malas.

"Kau mau membuktikan bunga itu bersamaku?"

"Sudahku bil--"

"I know, tapi jika itu benar-benar bunga yang kau cari bagaimana? Kau mau bertaruh?"

Hermione menggigit bibir bawah ragu, pandangan Draco membuatnya tak yakin bahwa bunga yang kemarin ia lihat bukanlah bunga yang ia cari. Hermione melirik Ginny meminta tolong namun di jawab gelengan olehnya, Ginny tak ingin ikut campur dalam masalah lovely bird ini.

"Jangan bilang kau takut?"

"Ap-apa? Tak akan!" Sembur Hermione menjawan pertanyaan Draco.

"Oke. Sudah di putuskan, jika kau benar kalau itu bukanlah bunga yang kita maksud, maka aku akan menjadi pelayanmu selama seminggu,"

Hermione mengangkat alis, merasa tawaran itu sangat menggiurkan. Memikirkan seorang Draco Malfoy membawa tasnya dan mengikutinya kemanapun, mungkin ia akan memaksa Draco memakai baju wanita pelayan restoran berenda. Ide bagus.

"Jika aku kalah?"

Draco terlihat bergumam memikirkan hukuman apa yang pantas untuk Hermione jika wanita itu kalah,

"Easy, kau akan menikah denganku."

"HOLY SHIT MATE, MENGAPA KAU MENYEMBURKU?" Teriak Harry kepada Ron yang mulutnya masih mengeluarkan jus labunya.

"Apa aku tak salah dengar?" Tanya Ginny pada dirinya sendiri.

"Coba kau ulangi?" Hermione membelalak dan mencoba mencerna kata-kata Draco.

"Kau menikah denganku," Draco menjawab dengan polos.

Wajah Hermione memerah, otaknya terlalu pintar untuk mencerna kata-kata musang pirang itu. Ia sulit untuk menelan air liur sanking gugupnya dipandang Draco dengan begitu intens.

"Ta-tapi kan kita masih sek--"

"Ya tidak sekarang dummy, atau kau benar-benar ingin menikah denganku sampai-sampai tak bisa menunggu?" Draco terkekeh.

"Mirror please."

"Drake, dimana asramamu sebenarnya!?" Teriak Blaise dari meja makan asrama Slytherin.

Draco's AnxietyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang