prolog

18 2 3
                                    

Kamu telah membunuh anak saya kamu membuat dia mati.
Kamu harus bertanggung jawab atas semua kelakuan kamu.
Saya pikir kamu gadis baik tapi ternyata saya salah, kamu tidak lebih dari seorang pembunuh.
Kamu pembunuh..
Kamu tunggu pembalasannya..
Hidup mu tidak akan tenang???!!!

***

Kata-kata itu selalu tergiang ditelinga dan otak ku. Aku selalu berusaha menjelaskan semuanya tapi tetap saja sia-sia. Aku bukan pembunuh, aku juga sedih atas kematian Andra yang begitu cepat dan tanpa tanda-tanda.

Di sini aku bisa menumpahkan segala air mataku, bertemu denganmu, bercerita banyak bersamamu, menatap wajahmu dalam bayang-bayangku, memelukmu walaupun tidak seutuhnya.

Andai aku bisa bersamamu saat ini dan selamanya menggapai semua cita-cita kita bersama. Membuat goresan-goresan indah dalam perjalan hidup kita dan kini itu hanya menjadi anganku seorang.

Aku memenuhi janjiku untuk memjengukmu setiap hari disini menemanimu selama yang kau mau. Tetesan air hujan mulai membasahi tanganku diatas pusaramu, membelai lembut disetiap titikkan airnya. Memang seperti ini setiap harinya membersihkan pusaramu dan membawakan bunga mawar kesukaanku, yang dulu hampir setiap pagi kau berikan padaku. Mungkin dengan ini aku akan selalu bersamamu.

___

"Kau ingin aku pulang andra?"
"Yah sepertinya begitu..."
Kata-kata itu yang selalu ku ucapkan dan kujawab sendiri. Karna hanya orang bodoh yang melakukannya dan itu adalah aku BELLA EMBERLYN sosok gadis rapuh yang kehilangan semangat hidup karna semangatnya telah mati.

"Bella emberlyn..sampai kapan kau akan tetap disitu?" tanya seseorang yang kini tepah berdiri dibelakang bella.

Bella tersenyum karna ia tau siapa yang ada dibelakangnya.
"Mareta assabelly.. Ternyata kau datang untuk menjemputku?" ujarnya yang kemudian kembali meneteskan air mata.

"Bella sampai kapan kau terus seperti ini? Andra telah meninggal 3 tahun lalu bel dan kamu masih terus membuang air matamu itu? Aku yakin andra pasti tidak suka melihatnya" ujarnya yang kemudian ikut berjongkok disamping bella.

"Ya aku tau!!?" ujar bella yang kemudian berdiri. "Kita pulang sekarang" lanjutnya yang kemudian pergi meninggalkan mareta.

Mareta hanya tersenyum ia sudah biasa menghadapi sikap dingin yang ditunjukkan oleh bella selama 3 tahun belakangan ini.

"Kamu pasti kelewat sabar oleh sikapa bella ndra!! Gue pulang dulu semoga kamu selalu tenang disana!!" ujar mareta di makam andra.

***

Cendrawasih high school

"Bella..." sapa mareta yang menghampiri bella yang melamun dimejanya. "Hai bel lo udah sarapan?" lanjutnya meyapa bella.

Bella hanya diam dan menatap papan tulis putih kosong dihadapannya.
"Mar.. Apa kalau andra ada diposisi aku? Apa dia akan setia seperti aku?" tanya bella yang membuat mareta bingung harus menjawab apa.

Bella yang tak kunjung mendapatkan jawaban dari mareta pun membalikkan posisinya menghadap sahabatnya tersebut dan mendapati mareta yang tengah melamun. Bella menggengam tangan kanan mareta yang kini mengantikanya menatap papan tulis dan tersenyum tipis.

"Mar.. Jawab gue? Kenapa lo diam? Apa andra akan setia sama gue kalau dia ada diposisi gue saat ini?" ujar bella yang kini mulai meremas halus tangan mareta namun itu tak membuat mareta mengalihkan pandangan ke dirinya.

"Please!" ujar bella penuh pemohonan.

"Kasih tau gue" lanjut bella yang masih butuh jawaban dengan mengguncang tubuh mareta tapi tetap saja mareta tak berkutik.

Bella mulai putus asa ia pun melepaskan genggamannya dan mata nya kembali beralih menatap papan tulis lagi. Mereka berdua kini sama-sama menatap papan kosong tanpa ada suara saling menyapa satu sama lain karna suasana yang masih pagi jadi masih sangat sepi.

Mareta menoleh ketika mendengar suara hembusan nafas panjang yang di keluarkan oleh bella, wajahnya masih penuh tanda tahidupnya.Apa ak-" kata-kata bella terputus setelah mareta yang dari tadi memilih diam seribu kata itu akhirnya angkat bicara.

"Lo bodoh bel, lo ngapain masih setia sama andra? Memang lo tau kalau andra setia juga sama lo? Apa lo gak tau mungkin aja sekarang andra udah nemuin malaikat ataupun bidadari paling cantik di sana. Mungkun dia sudah bahagia dengan dunianya yang baru." ujar mareta menatap manik mata bella lekat.

"Tapi andra sendiri yang bilang sama gue kalai gue itu malaikat yang dikirim tuhan untuknya." jawab bella yang mulai berkaca-kaca.

"Bella gue tau gimana perjalanan hidup lo sama andra, mungkin gue saksi hidupnya. Gimana kalian pdkt,gimana andra nembak lo gue tau semuanya bel. Bahkan sampe lo pernah nolak andra gara-gara lo pikir cuma cinta monyet anak smp. Bella sadar andra udah gak ada, sudah tiga tahun yang lalu." ujar mareta yang juga berkaca-kaca.

Bulir air mata bella sudah tak terbendung lagi kini ia menanggis begitu pun mareta ia juga ikut menagis melihat sahabatnya itu tak kuasa menahan airmatanya, untung saja suasana kelas masih sepi karna saat ini masih pukul setengah tujuh pagi. Mereka pun saling berpelukan dan sama-sama terisak.

"Mar makasih lo selalu ada buat gue, memang gue bodoh harusnya gue sekarang bisa move on karna andra sudah bahagia." ujar bella yang maaih terisak dan mulai melepaskan pelukannya.

Mereka saling tersenyum satu sama lain dan mulai menghapus air mata yang membasahi pipi mereka.

"Bantuin gue buat mengenal dunia luar." ujar bella.

Mareta tersenyum dan berkata.
"Ya pasti gue akan bantu lo. Karna selama ini lo kan tinggal di gua. Hhahhhaaaa." jawab mareta yang kemudian tertawa diikuti oleh bella yang mulai tertawa.

"Iya gue janji sama lo gue akan hidup dalan kenyataan lagi bukan dalam mimpi." ujar bella yang tersenyum kearah mareta yang tadi menangis.
"Mar tadi lo nangis ya?." tanyanya.

"Hahahsha iya gara-gara lo nih gue nangia. Sepanjang sejarah kehidupan gue gak pernah cengeng." jawabnya.

"Berarti lo sayang ama gue hahaha" ujar bella yang tertawa lepas.

Mareta pov

Semoga lo selalu seperti ini bella, gue sayang sama lo dan apapun akan gue lakuin buat lo. Senyum dan tawa lo itu lebih berarti dari apapun jadi ini saatnya buat lo lupain andra dan masa lalu lo karna masa lalu gak pantes buat ngalangin jalan kita kedepannya. Dan jangan buat masa lalu lo jadi penghalang masa depan lo.

___

Bella dan Mareta tertawa lepas bahkan mereka sampai tidak sadar bahwa keadaan kelas saat ini sudah ramai oleh mahkluk-mahkluk nya.

"Woyy lo berdua tawa mulu, ketawain apaan sih?." ujar salag seorang murid bernama Marko cowok terkepo disekolah ini.

Bella dan Mareta menoleh bersamaan ke arah suara di belakang mereka dan menatap marko dengan tatapan membunuh.

"KEPO" ujar mereka bersamaan dan diikuti oleh tawa.

Marko masih melongo tak percaya diberi tatapan tajam oleh keduanya apalagi Bella, yang marko tau selama dua tahun ia sekelas dengan bella tak pernah ia melihat bella tertawa lepas seperti saat ini hanya wajah datar dan kecut yang selalu ia tampakkan.
Tanpa sadar Marko tersenyum melihat kedua gadis tersebut tertawa bersama.

(Akhir) Ku SetiaWhere stories live. Discover now