2 Putih

526K 21.2K 710
                                    

Diandra berlari tergesa-gesa menuju parkiran. Belum banyak murid yang berada di parkiran. Ia mengeluarkan ponselnya lalu memencet tombol hijau di kontak seseorang.

"Halo, Kak Abi dimana?" tanyanya.

"Gue baru keluar kelas nih." suara bass terdengar diseberang sana.

"Yaudah, cepetan. Gue udah di parkiran nih, dibalik mobil lo," ucap Diandra.

"Iya, iya."

"Awas lama," ancam Diandra.

"Iye ah. Takut banget si, orang-orang tau kalo lo ...," Abi, kakak laki-laki Diandra menggantungkan kalimatnya. "adek gue." suaranya kini menjadi bisikan.

"Bukan takut, tapi males. Udah, cepetan!"

"Yooo."

Diandra duduk di sebuah penyangga yang menahan roda mobil Abi. Tiba-tiba, mobil yang terparkir disebelah mobil Abi berbunyi.

Mobil tersebut berbunyi, menandakan seseorang baru saja membukanya. Seorang siswa muncul dari balik mobil Abi.

Mario.

Diandra terkejut. Si kakak kelas nyebelin?!

Mati, batin Diandra kemudian langsung berdiri dan membersihkan roknya.

"Ngapain lo disini?" selidik Mario.

"Gak ngapa-ngapain," kata Diandra acuh.

"Gembel," ledek Mario.

"Apa kata lo dah."

Mario bergidik, kemudian masuk kedalam mobilnya.

Tiba-tiba mobil Abi berbunyi.

Diandra mendadak panik. Jangan sampe nih cowo ngeliat gue masuk mobilnya Kak Abi.

Abi membuka pintu mobilnya. Diandra berlari memutari mobil Abi dan duduk di kursi penumpang belakang. Ia benar-benar berharap tidak ada yang melihatnya masuk ke dalam mobil Abi.

Abi yang bingung melihat kelakuan Diandra langsung masuk ke dalam mobil.

Mario yang melihat kejadian itu dari kaca mobilnya hanya terdiam.

Apa mungkin cewe itu adeknya Abi?, batinnya.

Mario menghidupkan mesin mobilnya lalu pergi.

Diandra menghembuskan nafas lega. Ia menganggap Mario tidak melihat kejadian barusan.

"Lo kenapa deh, Ra?" Abi bersuara sambil melirik Diandra melalui kaca spion.

"Ngga kenapa-napa, Kak. Gue pindah kedepan deh." Diandra merasa tidak enak dengan kakaknya itu. Bak majikan dan supir jika Diandra duduk di kursi belakang.

Diandra berdiri sambil menundukkan kepalanya, kemudian melompat ke kursi depan.

"Aneh." Abi menghidupkan mesin mobilnya dan mengendarainya keluar dari GL.

Seperti biasa, Diandra dan Abi akan menjemput adik perempuan mereka yang kini duduk dibangku kelas 5 SD, Nadine.

Mobil Abi masuk ke parkiran SD Dekade, tempat Nadine–atau akrab di sapa Dini–bersekolah.

Diandra turun dari mobil. Dengan setengah hati ia masuk ke ruang tunggu SD Dekade. Hari ini, giliran dirinya yang menunggu Dini di ruang tunggu.

Diandra mulai sibuk dengan ponselnya.

Orang-orang yang berada di ruang tunggu mulai memperhatikan Diandra. Kulitnya

Sedetik kemudian, ia merasa diperhatikan oleh beberapa pasang mata. Tapi, ia abaikan tatapan itu dan mengganti posisi duduknya dengan cuek.

Blacky WhiteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang