"Kak Kinaaaaaaaaalllllll!!!!!!" Bahkan sampe detik terakhir dia di apartemen ini pun masih aja ngeselin!

Kalau gini ceritanya pagi ini aku sikat gigi pake apa? Hiks! Apa ga usah sikat gigi aja?
Tapi ntar Okta kebauan terus gak mau deket-deket sama aku gimana? Huhuhu...

"Yaudah Gracia mandi gih cepet ntar kesiangan, Okta aja udah rapih nih." Aku menatapnya dari ujung kaki sampe ujung rambut, em... Okta imut :*
*Eh

"Tapi..."

"Udah sana mandi aja dulu, sekarang Okta mau kebawah beli sikat gigi buat Gre. Ntar Okta anterin ke kamar mandi sikat giginya." Ujarnya Okta. Tumben ya Okta peka haha...

"Yaudah, jangan lama-lama loh."

"Siap!" Ujarnya seraya pergi keluar apartemen.

Tanpa berlama-lama lagi aku segera menjalankan intruksi Okta. Aku mengambil handukku dan berjalan menuju kamar mandi.

Aku memulai ritual mandi sebagaimana pada umumnya yaitu sabunan, keramas, dan... Seharusnya yang terakhir ini sikat gigi tapi Okta belum nganterin sikat giginya juga. Huft...

15 menit kemudian, Okta masih belom dateng juga, entah Okta nya yang lama atau akunya yang mandi kecepetan yang jelas sekarang aku udah bete nungguin dia di kamar mandi apalagi dengan kondisi seperti ini.

Lagi pula kalau dipikir-pikir ngapain juga sih aku nungguin Okta nganterin sikat gigi di kamar mandi dan gak pake baju kaya gini mana cuman bengong doang.
Mendingan aku rapih-rapih aja dulu dah pake seragam, setelah Okta dateng baru deh sikat gigi.

Tak lama aku sudah rapih dengan seragamku, dan juga aku sudah selesai mengeringkan rambutku. Namun, Okta tetep belom balik juga. Tuh anak kemana sih?!

Aku mulai resah karena 15 menit lagi jam akan menunjukan jam setengah 7 pagi. Artinya kita pasti bakal telat ke sekolah.

"Gree...!!!" Tiba-tiba saja Okta muncul dari balik pintu dengan terengah-engah.

"Maafin Okta ya, udah muter-muter sana sini tapi warung atau mini market belom ada yang buka..."

Ah, aku sudah mengerti maksud pembicaraan Okta. Jelas saja belum ada yang buka ini masih terlalu pagi, aku baru ingat disekitar sini tidak ada mini market 24 jam. Hh yasudahlah, ini semua salah Kak Kinal!

Tanpa berbicara lagi, aku meraih tasku dan juga tas Okta lalu berjalan ke arahnya yang masih terlihat ngos-ngosan.

"Yaudah, berangkat aja yuk!" Ujarku pelan, sembari menyerahkan tasnya.

Benar saja, kita terlambat, gerbangnya udah di tutup dan di depan gerbang sudah ada 3 siswa yang sedang jongkok sambil di marah-marahin.

"Hei! Kalian berdua sini!" Aku dan Okta segera berjalan cepat menghampiri sang guru piket.

"Sudah jam berapa ini?!" Tanyanya, aku melirik Okta dia menunduk ketakutan sepertinya dia tidak akan menjawab.

"Ja-" aku segera menutup mulutku. Gawat! Aku kan belom sikat gigi! Ntar kalo guru itu kebauan terus ngehukum aku makin parah gimana?! Gak! Gak! Pokoknya aku gak mau membuka mulut untuk saat ini, apapun yang terjadi.

"Hei! Ditanya malah diam saja! Kalian mengacuhkan saya?!"
Aku dan Okta masih bertahan dengan diam.

"Shania Gracia! Ayu Shafira! Kalian jalan jongkok di lapangan, 3 puteran! Sekarang!" Bentak sang guru naik pitam. Apa? 3 puteran?!

Dan dimulailah penderitaanku untuk hari ini. Mulai dari hukuman jalan jongkok 3 puteran, lalu di kelaspun Shani duduknya minggir banget dari aku karena aku keceplosan, pasti dia lagi kebauan >.<

Tetangga Apa Banget ?! Season 2Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz