Part 1 - MOS Oh yeah, yeah! Oh yeah, yeah, yeah, ee.. Seperti biasa, alarm handphone kesayangan Natasha, membangunkan sang pemilik dari dunia mimpi yang luas. Dengan malas, Natasha Meyer, yang berumur 14 tahun -karena ia mengikuti kelas akselerasi- mengambil handphone dan mematikan alarm itu. Namun, ia terkejut begitu melihat jarum jam menunjukkan jam berapa sekarang.
06.00
Hahh? Jam 6? Dia kembali tertidur. Dan kembali terbangun dengan posisi tegak -wow- sambil berteriak, "OH TUHAN! TELAT!!! INI HARI MOS GUE!!" Dengan cepat ia berlari sambil menyambar handuk bergambar Teddy Bear kesayangannya, hanya mencuci muka, menggosok gigi. Lalu, dengan cepat mengambil seragam sekolah yang bertuliskan Westmore High School . "Mati, telat, mati, telat.." Hanya itu yang diucapkan dia sambil berpakaian, membereskan baju, dan mengambil sepatu.
---------------------------------------------------------------
Sementara itu, Viona Meyer, sang adik dari Natasha Meyer, sedang dengan santainya menyantap roti panggang yang masih hangat. Berbeda dengan kakaknya, ia sedikit perfeksionis dan selalu disiplin dalam hal waktu. Tidak seperti kakaknya, yang selalu mengulur waktu. "Hey, pemalas! Cepat sedikit! Selalu kau yang membuat telat!," kata Viona dengan kejam. Ya, hubungannya dengan Natasha tidak terlalu dekat, malahan dapat dikatakan seperti orang yang tidak pernah kenal sebelumnya. "Iya, iya, orang yang paling perfect di dunia," sahut Natasha kesal.
--------------------------------------------------------------------------------------
Sementara itu, Christine Ginger, seorang murid yang selalu datang paling cepat, bahkan di saat MOS seperti ini yang biasanya tidak diharapkan siswa-siswi, sedang asyik membaca novel yang berjudul "A Boyish Girl Story" sambil berjalan ingin ke toilet. Tiba-tiba... Bruk! "Ouch!," ringis Christine karena ia terjatuh menabrak laki-laki yang jauh lebih besar darinya. "Maaf," ujarnya mengusap tangannya yang memar. "Tak apa, harusnya aku yang minta maaf," ujar laki-laki itu sambil menolong Christine untuk berdiri.
"Ngomong-ngomong, kita belum berkenalan. Namaku George. George Rippert," kata laki-laki itu sambil mengulurkan tangannya. "Christine Ginger," jawab Christine membalas uluran tangan George. "Salam kenal. Ohya, kau anak MOS ya? Aku kakak kelas disini, semoga kau didampingiku ya, supaya kita bisa bercerita lagi. Maaf, aku tak bisa melanjutkan obrolan ini. Aku harus pergi. Daah," jawab George sambil mengacak-acak rambut Christine lalu pergi.
"Hei, kauuu!"
---------------------------------------------------------
07.00
Kring!
Bel sekolah akhirnya memanggil siswa-siswi Westmore High School. Untungnya Natasha Meyer, dan juga adiknya Viona Meyer sudah sampai di sekolah kira-kira pukul 06.58. Itupun mereka habis menabrak kakak kelas yang juga sepertinya akan menjadi pendamping MOS mereka. Dengan cepat, ia langsung berlari kearah kerumunan anak-anak baru di tengah lapangan. Untung ia sampai, kakak kelas pendamping MOS baru saja datang. Dengan cepat, ia langsung berbaris ke barisan yang tidak dia tanu arahnya.
Berbeda dengan Viona, ia sudah melihat daftar nama siswa beserta barisannya. Jadi, dengan santainya, ia berjalan kearah barisannya. Di sana ia melihat Christine Ginger, teman SMP-nya yang juga kelas akselerasi. TIba-tiba, Viona mendengar suara kakak-kakak MOS yang sedang marah-marah. Bodoh amat, pikirnya lalu dengan santai menyapa teman satu kelas akselerasinya, yaitu Christine Ginger, dan seorang gadis yang juga satu barisan dengannya, namun satu kelas dengan Christine saat SD dulu, namanya Laurencia Bievelt.
Natasha's POV
Huuuhhh~ Belum apa-apa, baru masuk barisan juga, udah kena marah.. Huh! Siapa sih yang berani marahi aku pake jitak-jitak?
............
Oh, nggak mungkin.
Itu....
To Be Continue...
Vote and Comment, please! Gbu.
