Louis : Save You Tonight

936 115 30
                                    

Selamat baca!

***

Sudah sebulan Louis dan aku pacaran.

Tapi aku merasa hubunganku dengan Louis sama saja seperti saat dulu berteman.

Menurutku Louis sama sekali ga berusaha buat jadi pacar seperti yang aku harap.

Aku berharapa Louis bisa lebih sedikit romantis.

Apalagi disituasi begini. Saat aku ketakutan nonton The Conjuring 2!

Dasar si Louis GA PEKA!

***

"Serem ga tadi, sayang?" Tanya Louis.

"Serem banget. Haha." Balasku sarkas.

"Iya, serem banget. Apalagi pas Valak keluar. Duh sampe merinding aku."

Aku menahan napas panjang.

"Kita pulang aja yuk."

"Ga mau makan dulu?" Tanya Louis.

"Ga ah. Males."

"O-oke." '

Aku makin kesal karena Louis sama sekali tidak merasa bersalah.

Aku merasa kalo hari ini aku hanya pergi nonton bersama teman.

Bukan pacar.

***

"Udah sampe nih, sayang."

Aku lalu turun dari motor Louis

"Thanks ya. It was fun." Ucap Louis.

Aku tersenyum kecut lalu berniat masuk. "Bye, Lou."

Louis tersenyum lalu pergi. Aku menahan kesal lalu masuk rumah.

"Mungkin Louis cuma main-main soal ngajakin aku pacaran."

Aku lantas masuk rumah.

"Mama, Papa! I'm home." Teriakku.

Eh.

"Anybody home? Pa! Ma!"

Great.

Aku sendirian di rumah.

Baru jam 7 sih. Tapi sudah sangat gelap.

Aku akhirnya memaksakan diri masuk ke rumah. Rumah dua lantai besar milik ku ini membuatku makin ketakutan.

Aku bergegas menyalakan semua lampu di rumah. Tapi, tetap saja suasana di rumah masih ga menyeramkan.

Tanpa sengaja aku teringat bagian demi bagian di film tadi.Suasana horror makin terasa banget dirumah.

"Tuhan lindungi aku."

***

"Gila! Siapa sih itu malem malem!" Omelku saat mendengar suara bel pintu.

Aku baru saja hendak membuka pintu tapi tiba-tiba ada suara aneh dibelakangku.

Aku secara spontan berlari ke bagian depan rumahnya.

Di depan samar-samar terlihat bayangan hitam.

Aku berteriak ketakutan.

"Babe. Babe!" Panggil bayangan itu.

Aku berlari menjauh dan berusaha lari keluar.

"Ini aku, babe. Aku Louis."

"Louis! Gila kamu ya. Aku bisa spot jantung!" Teriakku.

Louis kebingungan melihatku yang tiba-tiba menangis.

"Kamu gapapa?"

"Aku dirumah sendirian. Aku takut bego!" Tangisku makin keras.

Tanpa ku duga, Louis memelukku lembut.

"Tenang. Ada aku." ucap Louis lembut.

Aku sedikit kaget melihat perlakuan lembut Louis lalu refleks menepis pelukan itu.

"Gausah sok care. Tadi di bioskop aku ketakutan aja kamu gapeduli!"

"Babe."

"Apa sih!" Aku menepis tangan Louis.

"Sayang, tadi aku juga ketakutan."

Hah?

"Takut sama film tadi? Cowok apaan kamu!"

"Sayang, aku tadi emang takut."

"Dasar penakut!" Teriakku lalu berjalan melewatinya.

Louis menahan tanganku. "Babe, aku tadi takut kalo kamu kaget tiba-tiba aku peluk di bioskop tadi."

Louis memegang satu tanganku lalu menempelkannya di dada kirinya. "Setiap aku ada dideket kamu. Dadaku berdebar kenceng. Aku mau meluk kamu tapi debaran ku kenceng banget."

Aku merasakan debaran yang ada ditangannya. Itu detak jantung Louis.

Keras dan cepat.

Tidak.

Aku merasa bersalah. Aku salah paham.

Louis gapernah bersikap manis didepanku karena Louis sama sepertiku. Berdebar kencang.

Bukan karena Louis main-main.

Aku memeluk Louis erat dan Louis bales melukku.

"Babe, aku kesini mau ngasih kamu ini."

Louis memberiku sebuah buket bunga. "Happy anniversary satu bulan, babe."

Aku menangis  lalu memeluk Louis erat.

"Jangan takut lagi ya?" Bisiknya.

Aku mengangguk pelan dalam pelukan Louis.

Satu tangan Louis mengelus rambut ku lembut, "I wanna save you home tonight."

TAMAT

Don't forget to vote and leave comment!

what if : 1D ✨Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang