"btw lo udah pr biologi belum?" kata dita sembari mengeluarkan alat tulisnya
"Udah, mau liat?" rennisa tipe sahabat yang mengerti kesusahan temannya itu sampai sampai ia menawari pr biologinya kepada dita
"Nanti aja deh jam kedua kan?" rennisa mengangguk kecil dan tak lama bel masuk berbunyi, jam pelajaran pertama merupakan kesenian itu artinya kelas X-2 bergegas masuk ke ruang seni
"Ren ayo" dita menarik lengan rennisa secara paksa,
"Sabar dong" kata rennisa sedikit kesal
"Lo kayak gak tau pak kusdi aja, ngaret 15 menit disuruh keluar dari jam pelajarannya" jelas dita panjang lebar, akhirnya rennisa menyerah dan langsung berlari menyusul yang lainnya
Sesampainya di ruang seni, pak kusdi mengamati lekat lekat para siswa didik nya satu persatu seakan ingin membunuhnya sekarang juga. Kemudian ia kembali duduk dan mengabsen siswa/siswi X-2
"Ren hari ini kita mau ngapain yah?"desis dita pelan karena jika pelajaran pak kusdi sedang berlangsung semua murid harus menutup mulutnya rapat rapat tidak boleh ada yang mengobrol walaupun hanya sekedar meminjam penghapus, baginya seluruh murid itu harus memiliki alat tulis masing masing jadi tidak menggangu konsentrasi belajar
"Mana aku tahu" balas rennisa cepat karena takut kena semprot oleh guru seni paling killer se-antero sekolah ini
"Hari ini kita akan belajar menggambar di luar, kalian harus menggambar tanaman yang berada di taman sekolah. Bapak akan mengawasi kalian dari kejauhan, jika salah satu dari kalian tidak mengerjakan semuanya yang akan kena hukum" kata pak kusdi sejurus kemudian para murid X-2 berhamburan keluar dari ruang musik menuju taman sekolah
Begitu juga dengan rennisa dan dita, kedua sahabat itu terus bersama jika kemana mana bagai tak terpisahkan. Rennisa memutuskan untuk menggambar bunga mawar sedangkan dita menggambar bunga anggrek, jarinya dengan lincah bergerak lihai diatas kertas meskipun rennisa tidak terlalu bisa dalam hal menggambar tetapi ia sangat pandai jika mengenai urusan memainkan alat musik. Berbagai alat musik bisa dimainkannya seperti gitar,piano,recorder dan yang lainnya.
"Ren mirip gak?" tanya dita sambil menyodorkan buku gambarnya ke rennisa
"Lumayan kok" jawab rennisa sekenanya lalu kembali menggambar
"Ren gue mau gambar pohon sawo aja lah, ini mah susah banget" kata dita sambil berdiri dan bersiap untuk menuju pohon sawo yang letaknya di dekat kelas XII-5
"Anterin ayooo" kata dita secara paksa namun rennisa tetap diam di tempatnya ia hanya fokus ke buku gambarnya saja
"Ren ihhh" mau tak mau dita menarik lengan dita secara paksa persis yang dilakukannya tadi saat ingin berjalan menuju ruang seni
"Yaampun dit, aku sebentar lagi mau selesai nih. Sabar dong" rennisa meninggikan volume suaranya
"Disana juga banyak bunga mawar rennisa, disini tuh panas ren kalo disana tuh adem karena banyak pepohonan" kata dita menjelaskan secara rinci namun rennisa sama sekali tidak mengubris ucapan dita
"Ren ayo" dita terpaksa menyeret rennisa untuk menuju pohon sawo, rennisa hanya bisa mendengus sebal. Dalam urusan pemaksaan dita lah yang nomor satu sifat temannya itu sangat tidak suka jika ditolak dan sangatlah pemaksa jika kita tidak menurutinya maka ia akan terus memaksa seperti keadaan rennisa saat ini yang tengah diseret secara paksa menuju pohon sawo
"Berhenti dulu dit" tiba tiba saja saat di tengah tengah perjalanan rennisa meminta untuk berhenti dan dita memberikan tatapan 'lo-kenapa?', rennisa mengerti dengan kode yang diberikan oleh dita
YOU ARE READING
Hoped
Teen FictionIni kisah cinta klasik khas anak SMA yang penuh lika liku dan konflik cinta yang rumit. Bagaimana nasib rennisa nadira sang gadis 'nerd' yang tanpa sengaja menabrak kakak kelasnya yang terkenal dengan sebutan 'trouble maker' tersebut. Cerita ini bu...
7 ::: without fandy^^
Start from the beginning
