7 ::: without fandy^^

175 14 0
                                        

Author pov

Jam sudah menunjukkan pukul 00.00 dini hari, wanita itu tengah terduduk cemas mengkhawatirkan anaknya yang belum pulang selarut ini. Sudah berkali kali ia menghubunginya namun hasilnya nihil tidak ada jawaban, pintu depan terbuka dengan keras menghadirkan sosok yang dinanti nantinya anaknya tersebut dalam keadaan mabuk berat sedang berada dalam rangkulan temannya lantas wanita itu datang menghampirinya. Bebauan alkohol serta tembakau sangat melekat di tubuh putra kesayangannya ini

"Pasti abis clubbing lagi" decak rita sambil berusaha mengangkat beban tubuh putranya tersebut

"Iyah tan fandy tadi ke club terus dia minum banyak banget untung saya ada disana, kalo gak mungkin dia pas di perjalanan pulang udah gak bernyawa lagi" kata gery teman sebaya fandy

"Makasih yah nak, motornya dimana?" rita celingak celinguk ke depan halaman rumahnya tidak ditemukan motor ninja hitam anaknya tersebut, melainkan sedan putih terparkir disana

"Tadi saya anterin pake mobil, motornya nanti nyusul tan. Kalo gitu saya pamit pulang yah tan" gery mencium punggung tangan rita dan kembali menutup pintu depan rumahnya tersebut

"Maafin bunda kalo gak pernah ada waktu buat nengokin kamu" kata rita sambil mengusap kening fandy penuh kasih sayang, kemudian rita membiarkan fandy tertidur di ruang tamu sebab jika dipindahkan ke kamarnya ia tidak akan kuat mengangkatnya jadi lebih baik tidur disini dulu.

--OoOo--

Pagi harinya fandy terbangun dan masih terasa sangat pusing ia melihat ke sekelilingnya sepertinya ia bukan tertidur di kamarnya melainkan di ruang tamu, lalu fandy menengok ke jam dinding yang bertengger di tengah ruangan tersebut ia mendongak kaget karena sekarang sudah jam 08.30 itu tandanya ia terlambat bangun. Otomatis tidak berangkat ke sekolahannya karena sudah sangat terlambat jika dipaksakan masuk malah akan kena hukum seperti biasa

"Kamu udah bangun nak" suara lembut wanita menyadarkan fandy dari lamunannya tersebut, ia langsung berdiri sambil tersenyum kecut mendengar ucapan penuh kasih sayang dari bundanya

"Baru sekarang bunda ngomong sok manis kayak gitu, kemarin kemana aja?" kata fandy sambil melengos pergi menuju kamarnya tidak peduli dengan tatapan kaget rita

"Bunda sama ayah memang gak pernah ada waktu buat kamu fan, tapi setidaknya kamu bisa ngerhagain bunda fandy?!" decak rita, namun ucapannya itu sama sekali tidak mendapat respon apapun dari fandy

"Fandy dengerin bunda" lirih rita memohon kepada anaknya agar mau mendengarkan ucapannya tersebut, akhirnya fandy memberhentikan langkahnya dan membalikan badannya

"Berisik bun, sana urusin aja butik kesayangan bunda itu. Jangan pernah usik kehidupan fandy lagi" kata fandy datar namun tersirat nada kemarahan di dalamnya, bundanya cuma bisa mengelus dada. dalam hati ia juga merasa menyesal karena tadinya lebih memilih mengurus butiknya dibanding quality time bersama keluarga.

--OoOo--

Rennisa baru memasuki kelasnya dan langsung menaruh tasnya di samping tempat duduk dita, hari ini ia amat sangat suntuk karena dita belum datang tidak seperti biasanya temannya itu belum datang jam segini. Akhirnya ia memutuskan membaca kembali novel yang kemarin sempat tertunda, dan tak lama meja di sampingnya terasa berguncang sontak rennisa langsung mendongakkan kepalanya ternyata dita baru saja datang
"Baru dateng dit?" kata rennisa sambil kembali melanjutkan membaca novelnya

"Yaiyalah, lo gak liat kalo gue masih pake tas?" dita menunjuk ke arah tasnya yang masih bertengger di bahunya itu

"Iya deh" rennisa melanjutkan membaca novelnya dan tak menghiraukan keberadaan dita

HopedWhere stories live. Discover now